Rabu, 20 Mei 2009

bahan makalah Diabetes melitus

Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit yang sering diderita dan dapat menyebabkan kelainan yang cukup serius pada mata yaitu Retinopati Diabetik (RD). Di Negara maju Retinopati Diabetik (RD) merupakan salah satu penyebab kebutaan utama pada usia produktif. Resiko kebutaan akan semakin meningkat sejalan dengan lamanya menderita DM. oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal lebih baik komplikasi DM pada mata dan mengetahui usaha-usaha apa saja ynga dapat dilakukan sehingga dapat mengurangi resiko kebutaan karena Retinopati Diabetik
Penelitian menemukan bahwa lamanya menderita DM adalah faktor penting untuk resiko terjadinya RD. DM selama 17-25 tahun punya resiko 90% untuk terjadinya Retinopati Diabetik. Faktor-faktor yang merupakan faktor resiko adalah hipertensi, merokok, penyakit ginjal dan anemia. Dan diabetes sendiri dapat menyebabkan beberapa penyakit mata lainnya seperti katarak dan galukoma.
Kontrol ketat kadar gula darah mengurangi progresitifitas RD. Tekanan darah yang terkontrol dengan baik dan fungsi ginjal yang baik dapat juga turut memperbaiki keadaan retinopati. Selain itu pengobatan laser sangat penting. Tujuannya adalah untuk menstabilkan dan mencegah progresitifitas penyakit menjadi lebih buruk. Maka pengobatan laser dan operasi dapat sangat efektif pada RD.

Diabetes Melitus dan Komplikasinya pada Mata
Diabetes dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu ketidakmampuan tubuh dalam menghasilkan insulin atau insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Di dalam tubuh, insulin sangat berperan dalam penyerapan gula sederhana (hasil pencernaan) oleh sel otot untuk disimpan sebagai cadangan energi.
Penyakit ini jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan timbulnya penyakit lain, seperti : kebutaan, jantung, penyakit pada pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kerusakan syaraf. Diabetes pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi cacat. Komplikasi Diabetes Melitus (DM) pada mata dapat terjadi pada kornea, lensa, retina, dan Nervus Optikus. Komplikasi retina (Retinopati Diabetik) merupakan penyebab kebutaan sekitar 12 – 21% dari seluruh kasus kebutaan di Amerika Serikat.
Diabetik Retinopati digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
Retinopati Diabetik Non Poliferatif dengan gejala klinik sebagai berikut :
1. Kelainan bentuk kantong pada kapiler pembuluh retina (Mikroaneurisma)
2. Pecahnya pembuluh kapiler yang menyebabkan pendarahan retina
3. Edema Retina. Edema pada makula menyebabkan penurunan penglihatan hingga kebutaan
4. Eksudat keras merupakan pengumpulan lemak ekstrasel akibat bocornya pembuluh yang abnormal
5. Eksudat lunak atau bercak kapas yang merupakan infark mikro dari lapisan serabut retina
6. Pelebaran dan pelekukkan pembuluh vena
7. Penyumbatan kapiler
8. Kapiler yang melebar dengan dinding yang rapuh (Intra Retinal Microvascular Abnormlities)
Retinopati Diabetik Poliferatif dengan gejala klinik sebagai berikut :
1. Kapiler yang melebar dengan dinding yang rapuh (Intra Retinal Microvascular Abnormlities)
2. Neovaskularisasi pada Papil Nervus Optikus
3. Pecahnya neovaskularisasi yang rapuh dan mengakibatkan pendarahan vitreous
4. Proliferasi vitreo retinal
5. Pelepasan retina akibat penarikan oleh jaringan proliferasi
Kebutaan oleh Retinopati Diabetik terjadi akibat keterlambatan penanganan pada penderita diabetes melitus. Usaha yang dilakukan untuk mencegah kebutaan oleh retinopati diabetik diantaranya :
Fotokoagulasi merupakan usaha pengobatan menggunakan sinar laser. Sinar laser yang biasa digunakan adalah Argon biru, argon hijau, krypton kuning, dan dye laser. Fotokoagulasi ditujukan untuk pembuluh darah yang bocor pada Retinopati Diabetik Non Poliferatif dan memperbaiki kondisi aliran dan pertukaran oksigen di daerah pusat retina pada Retinopati Diabetik Poliferatif. Fotokoagulasi dapat mempertahankan dan memperbaiki ketajaman penglihatan penderita serta mencegah kebutaan.
Vitrektomi dilakukan pada penderita Retinopati Diabetik Poliferatif yang tidak dapat diatasi dengan fotokoagulasi. Pada operasi vitrektomi, jaringan serat dan darah dalam vitreous dipotong dan diganti dengan cairan tertentu.
Vitrektomi dengan endolaser merupakan vitrektomi yang dibantu dengan penyinaran laser sehingga mempermudah pada saat operasi vitreous.
Pengobatan Retinopati Diabetik dengan Laser
Pada mata penderita RD terdapat Macula yang menghalangi chaya jatuh pada retina. Macula ini berisi darah dengan kadar gula berlebih. Untuk kembali menstabilkan fungsi mata pada penglihatan normal Macula ini dipotong dengan Cutting Laser. Cutting Laser yang digunakan untuk proses pemotongan ini adalah Nd-Yag. Setelah Macula langkah selanjutnya adalah pembakaran darah dengan kadar gula berlebih yang terdapat pada retina mata. Tujuan dari proses pembakaran dengan laser ini tentunya untuk menstabilkan kembali kondisi retina mata (menghilangkan RD) dan tentunya mencegah terjadinya kebutaan. Untuk proses pembakaran ini laser yang digunakan adalah sinar laser argon hijau. Tetapi pada makalah kali ini pemakalah tidak memaparkan proses pembakaran diabetes pada mata dengan laser tetapi hanya terbatas unuk mencoba memaparkan sedikit laser Nd-Yag yang digunakan untuk pemotongan Macula pada retina mata.

Prinsip Kerja Sinar Laser Nd-Yag

Material proses merupakan hal terpenting dalam pembentukan sinar laser. Material yang dipakai dalam pembuatan laser akan menentukan fungsi dan prinsip kerja laser tersebut. Laser Nd-Yag memiliki panjang gelombang 1064 dengan daya mencapai 2 . Karena interaksi laser dengan zat lain tergantung pada panjang gelombang maka penggunaan Nd-Yag akan lebih efektif bila digabung dengan laser . Dan laser sendiri memiliki panjang gelombang 10.6 dengan daya mencapai 25 . Resonator Nd-Yag dilengkapi dengan Q-switch yang dapat menaikkan daya hingga mencapai 250 daya puncak per pulsa. Kadar pengulangan berkisar 0-1
Karakteristik Laser Nd:YAG :

Daya keluaran : 80 W
Rentang daya : 0 – 80 W
Frekuensi pulsa : 0 – 1 kHz
Daya efektik puncak : 250 kW pada 1 kHz
Durasi pulsa : 60 ns pada 1 kHz
Diameter sinar : 3,0 mm

Delivery System
Sistem pengantaran laser dari mulai terbentuknya laser hingga laser sampai pada titik yang diinginkan ada mata terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1. Slit Lamp
2. Indirect opthacmoscopy
3. Endolaser

Slit Lamp

1. Difusi:
Iluminasi difusi atau penyebaran sinar (wide beam) bertujuan unutk menerangi mata agar kita dapat melihat struktur mata sebanayak mungkin.
Sinar lebar diteruskan ke kornea pada sudut aproksimasi 45 derajat. Mikroskop diletakkan di depan mata dan difokuskan tepat di hadapan kornea Dengan begitu struktur mata hingga luka yang terdapat di dalamnya dapat terlihat.
Dengan bantuan filter kobalt biru kita dapat melihat posisi dari lensa kontak untuk kemudian laser ditembakkan melalui lensa kontak tepat ke bagian retina yang hendak dipotong gumpalan darah dan membakar jaringan diabetesnya.

2. Direct Focal
a. Optic Section
Langkah pertama untuk menentukan letak kornea, konjuktiva atau lokasi dari lensa mata.
b. Conical Beam
Grading Cells and Flare
Grade Aqueous Cells Grade Flare
0 None 0 Optically Empty Compared Bilaterally
1 2-5 Cells Seen in 45 Seconds or One Minute 1 Faint: Haze or Not Equal Bilaterally
2 5-10 Cell Seen at Once 2 Moderate: But Iris Detail Still Clear
3 Cells Scattered Through Out Beam 20 or More 3 Marked: Iris Details Becoming Hazy
4 Dense Cells in Beam, More Than You Can Count 4 Dense Haze: With Obvious Fibrin Collecting on Iris
READ VOL. 4 - CHAPTER 32 IN "DUANES' CLINICAL OPHTHALMOLOGY
Grading the Consensual Pain Reflex
Grade Patient Response
1 To 1+ Definite Pain Without Acute Distress
2 To 2+ Causes Wincing or Complaint of Pain
3 To 3+ Causes Withdrawal From the Light
4 To 4+ Severe Allows No Light in the Eye

c. Parallelelepiped
3. Retro-Illumination
4. Sclerotic Scatter
5. Indirect-Lateral-Proximal

6. Specular Refection

Indirect Ophtalmoscopy
Adalah sebuah prosedur OPD untuk memeriksa retina menggunakan alat yang dipakai di kepala (head mounted instrument). Metode ini adalah cara terbaik untuk melihat daerah tepi mata unutk lubangm air mata, dan pemisahan retina. Digunakan untuk operasi pemisahan. Keuntungan dari metode ini adalah memperbesat pandangan sehingga bagian terbesar dari retina dapat terlihat.
Hal ini penting untuk memperbesar pupil untuk tes ini. Karena perbesaran ini, tingkat kesilauan meningkat, terutama pada matahari. Objek terdekat terlihat kabur selama 4-6 jam.

Endolaser Venous Therapy
EndoLAser Venous Therapy (ELVT), adalah laser yang bersifat menyerang penutupan oleh pembuluh darah vena yang lebih besar.
Prinsip kerjanya ialah, laser dilewati melalui kateter kecil yang dimasukkan kedalam pembuluh darah vena yang lebih besar. Pada saat laser diaktifkan, dihasilkan panas yang menyebabkan adanya reaksi pada dinding vena yang membuat keduanya menyatu. Pembuluh nadi yang terhubung dengan vena kemudian menghilang.

REFERENSI

Dr. Jonggi Panggabean Sp.M
Siegman, Anthony E. (1986). Lasers. University Science Books. ISBN 0-935702-11-3.
Yariv, Amnon (1989). Quantum Electronics, 3rd Edition, Wiley. ISBN 0-471-60997-8.
http://www.google.co.id
http://www.wikipedia.com
http://www.howstuffworks.com

Tidak ada komentar: