BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seorang wanita, terutama pada waktu dia hamil memiliki banyak sekali beban yaitu bagaimana dia merawat keluarganya, kehamilannya dan dirinya sendiri. Sebab dalam kehamilan banyak faktor-faktor yang harus terpenuhi dari kebutuhan ibu hamil. Bahkan kebutuhan tersebut bisa dua kali lebih banyak dari kebutuhan biasanya. Misalnya kebutuhan istirahat yang cukup, gizi yang seimbang dan banyak lagi yang lainnya. Bila kebutuhan tersebut tidak baik atau tercukupi maka akan berdampak yang kurang baik bagi kesehatan ibu dan janinnya. Dan hal tersebut bisa timbul berbagai penyakit yang akhirnya mengganggu kondisi ibu dan perkembangan kehamilannya seperti penyakit hipertensi. Maka dari itu makalah ini kami buat untuk mengetahui seberapa bahayanya penyakit yang timbul pada ibu hamil tersebut.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui bahayanya penyakit hipertensi pada kehamilan.
untuk mengetahui pengaruh hipertensi pada kehamilan
untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan oleh penderita penyakit hipertensi.
Permasalahan
Dari pembuatan makalah saya ini, ada beberapa masalah yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini, misalnya mencari teori dan beberapa sumber dan bahsan yang saya cari sulit yaitu bahasan yang harus menunjukkan teori biokimia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Mengenai Penyebab Hipertensi karena kehamilan
Setiap teori yang memuaskan harus memperhitungkan hasil pengamatan barikut ini. Setiap teori yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang (1) terpapar Vili Korialis untuk pertama kalinya, (2) terpapar Vili Korialis yang terdapat dengan jumlah yang sangat berlimpah, (3) maempunyai riwayat penyakit Vaskuler atau (4) mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan.
Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada keadaan dimana pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu. Kekurangan nutrisi juga menjadi penyebab terjadinya eklamsia yaitu makanan yang kuarang mengandung protein.
B. Hepar
Pada preeklamsia berat kadangkala dijumpai perubahan pada hasil tes faal hepar dan keutuhan hepar, yang mencakup kelambatan ekskresi Dromosulfoftalein dan peningkatan kadar enzim asparat Aminotrans Ferase dalam serum. Sebagian besar peningkatan Alkalifosfatase serum berasal dari alkali fosfatase tahan panas, yang paling besar kemungkinannya berasal dari plasenta.
Lesi yang paling besar kemungkinannya sebagai penyebab peningkatan kadar enzim hepar dalam serun adalah Nekrosis hemorhagika periportal pada bagian perifer lobulus hepar.
C. Proteinuria
Pada wanita hamil dengan hipertensi, harus terdapat proteinuira dengan kadar yang cukup agar diagnosis preeklamsia-eklamsia dapat dibuat secara akurat. Namun, karena proteinuria biasanya timbul belakngan dalam perjalanan penyakit, wanita tersebut kemungkinan sudah melahirkan bayinya sebelum proteinuria diketahui, dan demikian wanita itu menderita preeklamsia yang sejati tanpa proteinuria.
Pengguna istilah albuminuria untuk menerangkan proteinuria pada preeklamsia adalah tidak tepat. Seperti pada glomerulopati lain, terdapat peningkatan permeabilitas terhdap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi, karena itu ekskresi abnormal albumin akan disertai dengan protein lain misalnya hemoglobin, globulin dan transferin. Dalam keadaan normal, molekul protein yang besar tidak melewati filtrasi glomerolus, sehingga keberadaaanya dalam urin menunjukkan adanya suatu proses glomerulopati. Beberapa molekul protein yang lebih kecil dan biasanya lolos dari filtrasi glomerolus tapi kemudian di resorpsi, ditemukan pula didalam urin.
D. Diuretik dan Pembatasan Natrium
Obat-obatan natriuretik, seperti klorotiazid dan sejenisnya pernah digunakan terlalu berlebihan pada masa lalu meskipun diuretik tanpa yang nyata pernah dianggap mampu mencegah timbulnya preeklamsia, namun hasil beberapa panelitian meragukan nilai sesungguhnya pada preparat tersebut.
Preparat diuretik tiazid dan senyawa yang serupa, tidak digunakan untuk pengobatan ataupun pencegahan preeklamsia. Meskipun tidak terdapat bukti nyata yang menunjukkan bahwa preparat diuretik memiliki arti yang penting, namun obat tersebut terbukti dapat mengurangi perfusi ginjal.
Preparat tiazid dapat mengakibatkan kekurangan natrium dan kalium yang berat, pankreatitis hemorganik dan trombositopenia berat pada sebagian bayi baru lahir.
E. Preeklamsia Berat
Pada kasus preeklamsia berat dan eklamsia, preparat magnesium sulfat yang diberikan secara parenteral merupakan anti konvulsan yang paling berhasiat seperti dibuktikan oleh pengalaman pada banyak klinik selama bertahun-tahun. Magnesium sulfat dapat diberikan intramuskuler secara intermitten atau intravena melalui infus. Jadwal pemberian untuk preeklamsia yang berat sama seperti untuk eklamsia. Pada masa persalinan lebih besar kemungkinannya untuk timbul kejang, maka pada wanita hamil yang dicurigai menderita hipertensi karena kehamilan diobati dengan magnesium sulfat i.m selama persalinan dan 24 jam sesudahnya. Hidralin i.v dengan dosis intermiten yang sesuai, terbukti merupakan antihipertensi yang efektif dan aman.
F. Hipertensi Kronis Berat
Prognosis hasil akhir kehamilan yang didahului oleh hipertensi berhubungan dengan beratnya penyakit sebelum kehamilan. Para wanita hamil hipertensi ini diobati dengan - metil dopa selama kehamilan awal telah dipertanyakan, karena diamati adanya lingkar kepala yang lebih kecil pada bayi laki-laki dari ibu hamil yang mendapat obat antara minggu ke 16 dan 20 kehamilan.
G. Pemilihan Obat Anti Virus
Meskipun di peroleh hasil yang relatif baik pada pengangguran - metil dopa dan hasil sebanding yang diperoleh tanpa obat anti hipertensi. Obat-obat penghambat adrenergik saat ini sedang diuji secara luas di Inggris, Skotlandia dan di Australia. Hasil awal pengobatan dengan labetalol. Suatu kombinasi antara penghambat dan adrenergik, kombinasi antara penghambat dan adregerik, kionsisten dengan pendapat yang menyatakan bahwa obat tersebut tidak menawarkan keuntungan lebih daripada yang diberikan oleh preparat - metil dopa.
H. Terapi Obat
Terapi anti hipertensi cukup bermanfaat apabila terdapat preeklamsia yang cukup berat dan dini, sehingga pengakhiran kehamilan dapat membahayakan keselamatan janin. Namun penanganan yang didasarkan pada pengendalian hipertensi maternal dengan menggunakan obat seperti metil dopa atau hidralazin, dapat membawa bencana.
Perkembangan obat-obat - bloker telah membangkitkan perhatian kembali kepada pengendalian tekanan darah ibu guna memperbaiki hasil akhir kehamilan. Gallery dkk, (1979) membandingkan terapi metil dopa dengan oksiprenolol dan menyatakan bahwa terapi oksiprenolol mempunyai keuntungan tersendiri karena bayi yang dilahirkan dari ibu yang mendapat terapi oksiprenolol memiliki berat badan yang lebih tinggi.
I. Bersihan Dehidrot Soandrosteron Sulfat.
Kecepatan bersihan dehidrolsoan drosteron sulfat melalui perubuhan didalam plasenta menjadi estradiol-17B, merupakan gambaran akurat yang mencerminkan fungsi perfusi plasenta material. Dalam keadaan normal, dengan bertambahnya usia kehamilan, kecepatan bersihan dehidroisoandrosteron sulfat dari plasma ibu melalui pembentukan estradiol-17B meningkat dengan tajam. Pada wanita yang nantinya akan menderita hipertensi karena kehamilan kecepatan bersihannya lebih besar pada saat sebelum timbulnya hipertensi.
J. Tinjauan Terhadap Hasil Penelitian
Redman dkk. (1976) mengobati sekelompok wanita hipertensi dengan preparat - metil dopa dan membandingkan hasilnya dengan kelompok yang tidak mendapat pengobatan. Mereka memilih pasien dengan tekanan darah ≥140/90 mm/hg, dan dengan kehamilan < 28 minggu, sejumlah 101 waniota mendapat - metil dopa, dan 107 wanita tidak memperolehnya. Preparat diuretik tidak diberikan dan kedua kelompok wanita melahirkan secara dini pada minggu ke 37-38. pada kelompok kontrol terdapat 1 kasus lahir mati akibat kehamilan yang dipersulit oleh superim posed eclamsia, dan kasus 1 kematian neonatal yang kemungkinan disebabkan oleh asfiksia serta trauma lahir. Pada kelompok yang memperoleh pengobatan terdapat 1 kasus lahir mati pada kehamilan yang dipersulit dengan superimposed eclamsia. Berat badan lahir dan nilai laboratorium rata-rata pada dasarnya sama untuk kedua kelompok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembuatan makalah yang saya susun dapat disimpulkan :
Bahwa penyakit hipertensi dapat membahayakan ibu hamil terutama pada janin yang dikandungnya.
Hipertensi memiliki pencegahan, terapi, obat anti hipertensi yang berbeda-beda.
Saran/Rekomendasi
Saran dari pembuatan makalah tersebut adalah :
Agar ibu hamil dan kita semua menjaga gizi yang baik yang mengandung protein supaya terhindar dari penyakit hipertensi.
lebih baik kita dan ibu hamil mencegah terjadinya hypertensi daripada mengobatinya sebab bisa berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul-Karim R, Assali NS : Pressor response to in pregnant and nonpregnant women. J obstet gynecol 82 : 246, 1961
Altura BM, Altura Bt, Carella A : Magnesium deficiency-induced spasms of umbilical vessels : Relation to preeclamsia, hypertension, growth retardation. Science 221 :376, 1983
we instein L : Preeclamsia-eclampsia witj hemolysis, elevated liver enzymes, and thrombocytopenia. Obstet Gynecol 66 : 657, 1985
Rabu, 20 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar