Hipertensi dengan Kehamilan
Berdasarkan pengalaman klinik dalam penanggulangan hi-
pertensi dengan kehamilan di Indonesia dengan penyesuaian
terhadap lingkungan dan fasilitas yang tersedia bagi sebagian
besar dokter di Indonesia, dirasakan perlu adanya suatu upaya
klasifikasi baru mengenai hipertensi dengan kehamilan. Tujuan
klasifikasi baru ini adalah untuk mempermudah diagnostik
dengan memberikan beberapa tolok ukur klinik dan untuk me-
nyeragamkan catatan medik agar dapat membantu epidemio-
logi dan penanggulangan hipertensi dengan kehamilan dimasa
depan.
Dalam Kongres Internasional Society of Hypertension in
Pregnancy' , diusulkan suatu kiasifikasi klinis yang dirasakan
cocok untuk negara kita. Makalah ini berusaha menyebarluas-
kan klasifikasi baru ini untuk mendapatkan umpan balik dari
pembaca.
BEBERAPA TOLOK UKUR KLINIS
Di masa lalu yang segala keadaan yang berhubungan
dengan hipertensi dengan kehamilan digabungkan dalam istilah
toksemia kehamilan dengan trias hipertensi, proteinuria dan
edema. Pada saat ini, istilah toksemia kehamilan tidak dianjur-
kan lagi, demikian juga berpuluh-puluh istilah lain. Yang di-
pakai adalah data klinis yang ditemukan pada satu kali peme-
riksaan. Edema yang penilaiannya sangat subjektif, terutama
dalam derajat dan patologinya tidak lagi dipakai sebagai tolok
ukur. Tolok ukur yang dipergunakan hanya tinggal dua, yaitu
hipertensi dan proteini ria bermakna.
Hipertensi dinyatakan dan apabila tekanan diastolik sama
atau lebih dari 90 mmHg, yang diperiksa dua kali berturutturut
dengan selang waktu 4 jam atau bila tekanan diastolik sama
atau lebih dari 100 mm Hg pada waktu pemeriksaan. Penilaian
tekanan darah dilakukan dalam keadaan berbaring miring,
dalam posisi setengah. duduk (1530 derajat dari bidang
mendatar). Tekanan diastolik diukur berdasarkan bunyi
Korotkoff 4, yaitu pada saat bunyi terdengar melemah.
Proteinuria bermakna dinyatakan ada bila didapatkan:
a) derajat 2+ pada urin sewaktu dengan memakai cara clean
catch atau urin kateter yang diperiksa dengan metode kertas
reagen (strip) atau metode sulfosalisilat. Pemeriksaan ini harus
dilakukan dua kali dengan selang waktu 4 jam.
b) atau didapatkan jumlah protein sama atau lebih dari 300 mg
pada urin 24 jam yang terkumpul sempurna. Pemeriksaan ini
cukup dilakukan satu kali saja.
Kedua tolok ukur ini dapat diperiksa secara objektif dan pada
umumnya dapat dilakukan di seluruh Indonesia.
BEBERAPA ISTILAH
Istilah hipertensi proteinuria dengan kehamilan dipakai
sebagai istilah umum, yang menggambarkan adanya hipertensi
proteinuria dan adanya kehamilan tanpa menjelaskan hubung-
annya.
Istilah hipertensi proteinuria pada kehamilan dipakai -bila
diperkirakan hipertensi dan proteinuria disebabkan oleh he-
hamilan itu sendiri.
Pada umumnya keadaan ini timbul setelah kehamilan ber-
langsung 20 minggu atau lebih, waktu persalinan ataupun 2
hari masa nifas.
Istilah hipertensi proteinuria dan kehamilan dipakai bila:
a)
Keadaan ini telah diketahui sebelum kehamilan atau
b)
Keadaan ini timbul sebelum kehamilan 20 minggu, dan
c)
Keadaan ini tetap ada setelah habis masa nifas. Jadi hiper-
tensi / proteinuria telah ada sebelum hamil dan tetap ada
sesudah nifas.
KLASIFIKASI HIPERTENSI DENGAN KEHAMILAN
1.
Hipertensi pada kehamilan.
2.
Hipertensi dan kehamilan
3.
Hipertensi dengan kehamilan tidak terklasifikasi.
Hipertensi pada kehamilan
Golongan ini dibagi dalam :
a. hipertensi pada kehamilan > 20 minggu / persalinan / 2 hari
masa nifas.
Cermin Dunia Kedokteran No. 47, 1987 19
b.
Proteinuria pada kehamilan > 20 minggu / persalinan / 2
hari masa nifas.
c.
Proteinuria dan hipertensi pada kehamilan > 20 minggu /
persalinan / 2 hari masa nifas = (preeklampsia).
·
Hipertensi pada kehamilan adalah :
hipertensi yang timbul pada kehamilan yang hilang/menjadi
normotensif pada masa nifas.
·
Proteinuria pada kehamilan bisa disebabkan :
1.
orthostatic proteinuria
2.
pyuria
3.
kehamilan sendiri (preeklampsia)
4.
penyakit ginjal baik akut maupun kronik.
Orthostatik proteinuria dan pyuria dapat di diagnosis dengan
mudah, sedangkan proteinuria yang disebabkan kehamilan
sendiri dan proteinuria pada penyakit ginjal baik akut maupun
kronik sering barn bisa diketahui secara pasti pasca persalinan.
Proteinuria ini akan menghilang pada masa nifas.
Proteinuria dan hipertensi pada kehamilan pada umumnya
merupakan pertanda preeklampsia. Kadang-kadang nefritis
akut bisa muncul pertama kali dalam kehamilan dengan gejala
hipertensi danproteinuria,tapi kejadian ini jarang sekali.
Hipertensi dan kehamilan
Keadaan ini meliputi :
a.
hipertensi kronik
b.
penyakit ginjal kronik
c.
hipertensi dengan preeklampsia (superimposed)
·
Hipertensi kronik pada umumnya adalah hipertensi essen-
sial yang terdapat bersama dengan kehamilan.
Hipertensi sekunder pun bisa ditemukan sesuai dengan fre-
kuensinya pada masyarakat.
·
Penyakit ginjal kronik disamping yang jelas dapat
diketahui, dianggap ada bila ditemukan proteinuria bermakna
sebelum kehamilan 20 minggu.
·
Timbulnya proteinuria pada hipertensi kronik selama masa
kehamilan menunjukkan timbulnya preeklampsia, yang disertai
kenaikan jumlah kematian perinatal.
Hipertensi dan/atau proteinuria yang tidak dapat
diklafikasi-kan.
Hal ini terutama terjadi bila hipertensi dan/atau proteinuria
didapatkan pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu tanpa
ada didapatkan riwayat kadaan ini sebelumnya. Klasifikasi
diadakan sesudah persalinan. Bila hipertensi dan/atau protei-
nuria menghilang setelah persalinan, keadaan ini termasuk
hipertensi/proteinuria pada kehamilan. Bila hipertensi ini/ atau
proteinuria tetap ada sesudah 2 hari masa nifas, keadaan ini
termasuk hipertensi/proteinuria dan kehamilan.
KEUNTUNGAN KLASIFIKASI BARU
1.
Bersifat murni klinis.
2.
Klasifikasi didasarkan saat timbulnya kelainan sewaktu
kehamilan, persalinan atau dalam 2 hari masa nifas.
3.
Klasifikasi ini membuka kesempatan untuk reklasifikasi
selambat-lambatnya sampai akhir masa nifas.
Klasifikasi ini sangat sederhana praktis dan kami anjurkan
dipakai oleh para ahli sesuai sikon di Indonesia.
Masih banyak kelemahan-kelemahan, yang juga terbukti
Rabu, 20 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar