Jumat, 13 Maret 2009

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN

PROSES KONSEPSI DAN 
PERTUMBUHAN JANIN 

 
 
Spermatogenesis 
Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus 
testis. Hormon yang berpengaruh: 1) Hormon Gonadotropin, FSH, LH, 
Testoteron. Proses pembentukan melalui mitosis untuk menghasilkan 
spermatosid primer yang selanjutnya melakukan pembelahan meiosis 
sehingga menghasilkan spermatid yang kemudian berdiferensiasi 
menjadi sperma. 
 
 
Oogenesis 
Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar 600.000 buah 
sel induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan bermitosis 
sehingga menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir jumlah 
oosit primer tinggal 2 juta yang bertahan samapai masa pubertas. 
Oogonium dan oosit ini terdapat di folikel telur yang pertumbuhannya 
dari folikel primer, sekunder, tersier dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat 
ovulasi, folikel tersier berubah menjadi folikel de graff. Ovum terbentuk 
setelah oosit primer bermeiosis menjadi ovum. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin 
Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding 
uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang 
terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala 
sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar 
membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel 
(morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula 
akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast 
(bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang 
menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula  
bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada 
hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya 
lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya 
gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa 
diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan 
membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. 
Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh 
darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk 
kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan, 
saluran pernapasan. 
 
 
 
 
 
 
  
Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena 
satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga 
termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak.  
Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum. 
Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk 
mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu 
yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat 
tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat. 
Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon 
sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig 
(menghasilkan testoteron). 
 
Spermatogenesis 
1. Mitosis pada sel spermatogonium (2n) menghasilkan 
spermatogonium (2n) dengan jumlah yang banyak sekali 
2. Selanjutnya sebagian spermatogonium akan mengalami mitosis I 
dan spermatogonium lainnya membesar menjadi spermatosit 
primer (2n)  
3. Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis tahap 1 menjadi 
2 spermatosit sekunder (n) yang selanjutnya mengalami meiosis 
tahap 2 dan menghasilkan 4 spermatosid sekunder (n).  
4. Spermatosid sekunder selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi 
spermatozoa. 
 
Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel dan 
akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya mitokondria 
dan bagian ekor yang kaya akan flagel. Selanjutnya spermatozoa 
menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula seminalis 
(kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo). 3 ml 
semen mengandung 350-360 juta sperma. 
Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu; 
1. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang produksi 
FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa. 
2. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel sertoli 
untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang akan memicu 
pembentukan sperma. 
3. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi testoteron 
(androgen) oleh Sel Leydig. 


4. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer 
dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika 
spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan  
hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH 
dan LH. 
 





 
OOGENESIS 
1. Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium 
(calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 
juta oogonium pada saat embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun 
menjadi 2 juta oogonium pada saat embrio tersebut neonatus.  
2. Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti 
pada profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I 
(metafase I, anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000-
400.000 oosit primer.  
3. Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase 
II, anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi 
akan dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I 
kemudian mebelah menjadi 2 badan polar.  
4. Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti 
pada metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada 
penetrasi sperma, maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan 
ootid dan badan polar II.  
5. Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat 
menjelang pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar 
menempel di ovum dan berdegenerasi. 
 
 
 




PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS 
1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah 
tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin  
menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH. 
 
2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer  
folikel sekunder folikel de graaf). 
3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu 
ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-
14 fase estrus. 
 
4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang 
menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi 
hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH. 
5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel 
kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yang 
mampu menghasilkan progesteron. 
6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH 
dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk 
sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya 
fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, 
dan kaya akan pembuluh darah). 
7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium 
berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada 
hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga 
menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga 
hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan 
meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya. 
 
PERKEMBANGAN EMBRIO 
1. Terjadinya fertilisasi (inti sperma + inti ovum) zigot Embrio 
(32 Sel, Morula)  
2. Morula Blastula (hari ke-4 pasca fertilisasi, ada 2 lapisan sel: sel 
luar/trofoblas yang nantinya akan menjadi ari-ari yang berfungsi 
untuk menyerap makanan,Sel dalam/embrioblas) 
3. Blastula menuju ke uterus untuk melekat (konsepsi) pada hari ke-6. 
4. Konsepsi (nidasi) kuat terjadi pada hari ke- 12 14 kehamilan. 
Pada fase ini embrioblas berkembang menjadi 2 lapisan yaitu 
ektodermis dan endodermis. 
5. Blastula Gastrula pada hari ke-21. Gastrula mempunyai 3 
lapisan yaitu ektodermis, mesodermis (ektodermis yang 
berinvaginasi) dan endodermis. 
6. Embrio 5 minggu mempunyai panjang 1 cm, kuncup tangan, mata, 
jantung, hati tumbuh.
 
 
 
 
 
 
 7. Embrio 14 minggu mempunyai panjang 6 cm, organ lengkap sudah 
terbentuk. 
8. Embrio 20 minggu mempunyai panjang 30 cm, organ lengkap 
semakin tumbuh dengan sempurna. 
9. Embrio 38 minggu mempunyai panjang 45 cm dengan berat 3 Kg. 
Embrio pada tahap perkembangan dilapisi oleh 4 membran yaitu: 
a. Kandung kuning telur (tidak berkembang) 
b. Amnion (cairan ketuban 800 ml yang melindungi embrio 
dari tekanan dan benturan) 
c. Alantois (rudimenter) 
d. Korion plasenta (benrtuk cakram dengan diameter 20 cm 
tebal 2,5 cm) 
10. Menjelang kelahiran, kadar estrogen meningkat yang 
menyebabkan kontraksi uterus meningkat dan produksi prolaktin 
oleh hipofisa meningkat yang meransang kelenjar susu. 
 
 
Gambar Perkembangan embrio pada 5,14,20 minggu 
 
 
 
Gambar bayi kembar dengan amnion masing-masing 
 


KONTRASEPSI  
(PENCEGAHAN KONSEPSI) 
 
A. Permanen 
1. Tubektomi (tuba fallopi atau oviduk dipotong atau diikat) 
2. vasektomi (vasdeferens dipotong atau diikat) 
B. Non Permanen 
1. Tanpa alat bantu 
a. Memperpanjang masa menyusui. Hal ini dikarenakan prolaktin 
yang dihasilkan oleh hipofisa akan menghambat produksi FSH 
dan LH oleh hipofisa. 
b. Pantang berkala  
Sistem kalender: tidak bercoitus pada 3 hari sebelum dan 
sesudah ovulasi atau 14 hari sebelum menstruasi yang akan 
datang (jika siklus menstruasi normal tiap bulan dengan siklus 
28 hari). 3 hari sebelum ovulasi merupakan waktu dimana 
sperma masih mungkin hidup dan 3 hari sesudah menstruasi 
merupakan waktu dimana ovum masih hidup. 
Jika siklus haidd tidak normal, maka lama siklus haid 
ditentukan minimal dalam jangka waktu 6 bulan untuk 
mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek. Misal 
siklus haid terpanjang 35 hari dan terpendek 25 hari, maka 
penentuan masa subur adalah sebagai berikut: 
35 (masa terpanjang) 11 (bilangan standar) = 24 
25 (masa terpanjang) 18 (bilangan standar) = 7 
sehingga masa suburnya adalah hari ke-7 sampai dengan 
ke-24 dari haid I. 
 
Sistem billing: tidak bercoitus pada saat sekret/lendir paling 
panjang) 
c. Coitus interuptus (sengama terputus, pada saat ejakulasi  
sperma dibuang di luar vagina) 
2. Dengan Alat bantu 
a.Menghalangi ovulasi dengan estrogen atau progesteron. Hal ini 
dikarenakan estrogen dan progesteron akan menghambat 
hipofisa memproduksi FSH. Misalnya pil KB, suntik KB, susuk 
KB. 
b. Menghalangi fertilisasi , misalnya kondom, jelly, tablet busa, 
spons (mengandung germisida), diafragma (dari mangkok karet 
yang menutupi porsio). 
c. Menghalangi nidasi (konsepsi, implantasi), misalnya IUD (Intra 
Uterine Device, spiral) yang dipasang di uterus. 










 
 
 
 
 
 


 
 
 


PROSES KONSEPSI DAN 
PERTUMBUHAN JANIN 
Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. 
 
 
Spermatogenesis 
Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus 
testis. Hormon yang berpengaruh: 1) Hormon Gonadotropin, FSH, LH, 
Testoteron. Proses pembentukan melalui mitosis untuk menghasilkan 
spermatosid primer yang selanjutnya melakukan pembelahan meiosis 
sehingga menghasilkan spermatid yang kemudian berdiferensiasi 
menjadi sperma. 
 
 
Oogenesis 
Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar 600.000 buah 
sel induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan bermitosis 
sehingga menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir jumlah 
oosit primer tinggal 2 juta yang bertahan samapai masa pubertas. 
Oogonium dan oosit ini terdapat di folikel telur yang pertumbuhannya 
dari folikel primer, sekunder, tersier dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat 
ovulasi, folikel tersier berubah menjadi folikel de graff. Ovum terbentuk 
setelah oosit primer bermeiosis menjadi ovum. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin 
Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding 
uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang 
terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala 
sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar 
membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel 
(morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula 
akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast 
(bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang 
menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula  
bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada 
hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya 
lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya 
gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa 
diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan 
membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. 
Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh 
darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk 
kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan, 
saluran pernapasan. 
 
 
 
 
 
 
  
Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena 
satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga 
termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak.  
Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum. 
Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk 
mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu 
yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat 
tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat. 
Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon 
sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig 
(menghasilkan testoteron). 
 
Spermatogenesis 
1. Mitosis pada sel spermatogonium (2n) menghasilkan 
spermatogonium (2n) dengan jumlah yang banyak sekali 
2. Selanjutnya sebagian spermatogonium akan mengalami mitosis I 
dan spermatogonium lainnya membesar menjadi spermatosit 
primer (2n)  
3. Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis tahap 1 menjadi 
2 spermatosit sekunder (n) yang selanjutnya mengalami meiosis 
tahap 2 dan menghasilkan 4 spermatosid sekunder (n).  
4. Spermatosid sekunder selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi 
spermatozoa. 
 
Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel dan 
akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya mitokondria 
dan bagian ekor yang kaya akan flagel. Selanjutnya spermatozoa 
menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula seminalis 
(kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo). 3 ml 
semen mengandung 350-360 juta sperma. 
Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu; 
1. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang produksi 
FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa. 
2. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel sertoli 
untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang akan memicu 
pembentukan sperma. 
3. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi testoteron 
(androgen) oleh Sel Leydig. 


4. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer 
dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika 
spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan  
hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH 
dan LH. 
 





 
OOGENESIS 
1. Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium 
(calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 
juta oogonium pada saat embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun 
menjadi 2 juta oogonium pada saat embrio tersebut neonatus.  
2. Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti 
pada profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I 
(metafase I, anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000-
400.000 oosit primer.  
3. Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase 
II, anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi 
akan dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I 
kemudian mebelah menjadi 2 badan polar.  
4. Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti 
pada metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada 
penetrasi sperma, maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan 
ootid dan badan polar II.  
5. Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat 
menjelang pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar 
menempel di ovum dan berdegenerasi. 
 
 
 




PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS 
1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah 
tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin  
menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH. 
 
2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer  
folikel sekunder folikel de graaf). 
3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu 
ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-
14 fase estrus. 
 
4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang 
menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi 
hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH. 
5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel 
kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yang 
mampu menghasilkan progesteron. 
6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH 
dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk 
sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya 
fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, 
dan kaya akan pembuluh darah). 
7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium 
berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada 
hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga 
menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga 
hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan 
meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya. 
 
PERKEMBANGAN EMBRIO 
1. Terjadinya fertilisasi (inti sperma + inti ovum) zigot Embrio 
(32 Sel, Morula)  
2. Morula Blastula (hari ke-4 pasca fertilisasi, ada 2 lapisan sel: sel 
luar/trofoblas yang nantinya akan menjadi ari-ari yang berfungsi 
untuk menyerap makanan,Sel dalam/embrioblas) 
3. Blastula menuju ke uterus untuk melekat (konsepsi) pada hari ke-6. 
4. Konsepsi (nidasi) kuat terjadi pada hari ke- 12 14 kehamilan. 
Pada fase ini embrioblas berkembang menjadi 2 lapisan yaitu 
ektodermis dan endodermis. 
5. Blastula Gastrula pada hari ke-21. Gastrula mempunyai 3 
lapisan yaitu ektodermis, mesodermis (ektodermis yang 
berinvaginasi) dan endodermis. 
6. Embrio 5 minggu mempunyai panjang 1 cm, kuncup tangan, mata, 
jantung, hati tumbuh.
 
 
 
 
 
 
 7. Embrio 14 minggu mempunyai panjang 6 cm, organ lengkap sudah 
terbentuk. 
8. Embrio 20 minggu mempunyai panjang 30 cm, organ lengkap 
semakin tumbuh dengan sempurna. 
9. Embrio 38 minggu mempunyai panjang 45 cm dengan berat 3 Kg. 
Embrio pada tahap perkembangan dilapisi oleh 4 membran yaitu: 
a. Kandung kuning telur (tidak berkembang) 
b. Amnion (cairan ketuban 800 ml yang melindungi embrio 
dari tekanan dan benturan) 
c. Alantois (rudimenter) 
d. Korion plasenta (benrtuk cakram dengan diameter 20 cm 
tebal 2,5 cm) 
10. Menjelang kelahiran, kadar estrogen meningkat yang 
menyebabkan kontraksi uterus meningkat dan produksi prolaktin 
oleh hipofisa meningkat yang meransang kelenjar susu. 
 
 
Gambar Perkembangan embrio pada 5,14,20 minggu 
 
 
 
Gambar bayi kembar dengan amnion masing-masing 
 


KONTRASEPSI  
(PENCEGAHAN KONSEPSI) 
 
A. Permanen 
1. Tubektomi (tuba fallopi atau oviduk dipotong atau diikat) 
2. vasektomi (vasdeferens dipotong atau diikat) 
B. Non Permanen 
1. Tanpa alat bantu 
a. Memperpanjang masa menyusui. Hal ini dikarenakan prolaktin 
yang dihasilkan oleh hipofisa akan menghambat produksi FSH 
dan LH oleh hipofisa. 
b. Pantang berkala  
Sistem kalender: tidak bercoitus pada 3 hari sebelum dan 
sesudah ovulasi atau 14 hari sebelum menstruasi yang akan 
datang (jika siklus menstruasi normal tiap bulan dengan siklus 
28 hari). 3 hari sebelum ovulasi merupakan waktu dimana 
sperma masih mungkin hidup dan 3 hari sesudah menstruasi 
merupakan waktu dimana ovum masih hidup. 
Jika siklus haidd tidak normal, maka lama siklus haid 
ditentukan minimal dalam jangka waktu 6 bulan untuk 
mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek. Misal 
siklus haid terpanjang 35 hari dan terpendek 25 hari, maka 
penentuan masa subur adalah sebagai berikut: 
35 (masa terpanjang) 11 (bilangan standar) = 24 
25 (masa terpanjang) 18 (bilangan standar) = 7 
sehingga masa suburnya adalah hari ke-7 sampai dengan 
ke-24 dari haid I. 
 
Sistem billing: tidak bercoitus pada saat sekret/lendir paling 
panjang) 
c. Coitus interuptus (sengama terputus, pada saat ejakulasi  
sperma dibuang di luar vagina) 
2. Dengan Alat bantu 
a.Menghalangi ovulasi dengan estrogen atau progesteron. Hal ini 
dikarenakan estrogen dan progesteron akan menghambat 
hipofisa memproduksi FSH. Misalnya pil KB, suntik KB, susuk 
KB. 
b. Menghalangi fertilisasi , misalnya kondom, jelly, tablet busa, 
spons (mengandung germisida), diafragma (dari mangkok karet 
yang menutupi porsio). 
c. Menghalangi nidasi (konsepsi, implantasi), misalnya IUD (Intra 
Uterine Device, spiral) yang dipasang di uterus. 










 
 
 
 
 
PROSES KONSEPSI DAN 
PERTUMBUHAN JANIN 
Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. 
 
 
Spermatogenesis 
Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus 
testis. Hormon yang berpengaruh: 1) Hormon Gonadotropin, FSH, LH, 
Testoteron. Proses pembentukan melalui mitosis untuk menghasilkan 
spermatosid primer yang selanjutnya melakukan pembelahan meiosis 
sehingga menghasilkan spermatid yang kemudian berdiferensiasi 
menjadi sperma. 
 
 
Oogenesis 
Ovum diproduksi di ovarium. Pada embrio terdapat sekitar 600.000 buah 
sel induk telur (oogonium). Pada usia 5 bulan oogonium akan bermitosis 
sehingga menghasilkan 7 juta oosit primer dan pada ssat lahir jumlah 
oosit primer tinggal 2 juta yang bertahan samapai masa pubertas. 
Oogonium dan oosit ini terdapat di folikel telur yang pertumbuhannya 
dari folikel primer, sekunder, tersier dipengaruhi oleh FSH. Pada ssat 
ovulasi, folikel tersier berubah menjadi folikel de graff. Ovum terbentuk 
setelah oosit primer bermeiosis menjadi ovum. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Proses Konsepsi dan Pertumbuhan Janin 
Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding 
uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang 
terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala 
sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar 
membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel 
(morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula 
akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast 
(bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang 
menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula  
bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada 
hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya 
lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya 
gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa 
diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan 
membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. 
Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh 
darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk 
kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan, 
saluran pernapasan. 
 
 
 
 
 
 
  
Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena 
satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga 
termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak.  
Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum. 
Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk 
mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu 
yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat 
tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat. 
Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon 
sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig 
(menghasilkan testoteron). 
 
Spermatogenesis 
1. Mitosis pada sel spermatogonium (2n) menghasilkan 
spermatogonium (2n) dengan jumlah yang banyak sekali 
2. Selanjutnya sebagian spermatogonium akan mengalami mitosis I 
dan spermatogonium lainnya membesar menjadi spermatosit 
primer (2n)  
3. Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis tahap 1 menjadi 
2 spermatosit sekunder (n) yang selanjutnya mengalami meiosis 
tahap 2 dan menghasilkan 4 spermatosid sekunder (n).  
4. Spermatosid sekunder selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi 
spermatozoa. 
 
Spermatozoa terdiri dari bagian kepala yang terdiri dari inti sel dan 
akrosom (bagian pelisis kulit telur), bagian badan yang kaya mitokondria 
dan bagian ekor yang kaya akan flagel. Selanjutnya spermatozoa 
menuju ke uretra di bantu oleh cairan (semen) dari vesicula seminalis 
(kantong sperma), kelenjar prostat, dan kelenjar cowper (bulbo). 3 ml 
semen mengandung 350-360 juta sperma. 
Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu; 
1. Gonadotropin praduksi hipotalamus, hormon ini merangsang produksi 
FSH dan LH oleh kelenjar hipofisa. 
2. Folicle Stimulating Hormon (FSH) selanjutnya merangsang sel sertoli 
untuk memproduksi ABP/Androgen Binding Protein yang akan memicu 
pembentukan sperma. 
3. Luteinizing Hormon (LH) selanjutnya merangsang produksi testoteron 
(androgen) oleh Sel Leydig. 


4. Testoteron selanjutnya akan merangsang perkembangan seks primer 
dan seks sekunder dan juga merangsang spermatogenesis. Jika 
spermatozoa sudah terbentuk, maka Sel Sertoli akan menghasilkan  
hormon inhibin yang akan menghambat hipofisa memproduksi FSH 
dan LH. 
 





 
OOGENESIS 
1. Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium 
(calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 
juta oogonium pada saat embrio berusia 5 bulan, tetapi menurun 
menjadi 2 juta oogonium pada saat embrio tersebut neonatus.  
2. Selang 6 bulan berikutnya terjadi meiosis I tahap I yang berhenti 
pada profase I. Pada usia 7 tahun terjadi lanjutan meiosis I 
(metafase I, anafase I, dan telofase I) yang menghasilkan 300.000-
400.000 oosit primer.  
3. Pada masa pubertas terjadi meiosis I tahap II (profase II, metafase 
II, anafase II, dan telofase II), dan bersamaan menjelang ovulasi 
akan dihasilkan oosit sekunder dan badan polar I, badan polar I 
kemudian mebelah menjadi 2 badan polar.  
4. Selanjutnya oosit sekunder mengalami meiosis II yang berhenti 
pada metafase II sebelum ovulasi. Setelah ovulasi dan ada 
penetrasi sperma, maka meiosis II dilanjutkan yang menghasilkan 
ootid dan badan polar II.  
5. Ootid kemudian berdiferensiasi menjadi ovum pada saat 
menjelang pelburan inti sel sperma dan ovum. 3 badan polar 
menempel di ovum dan berdegenerasi. 
 
 
 




PENGARUH HORMON DALAM OOGENESIS 
1. Pada saat pascamenstruasi (dimana pegaruh`progesteron sudah 
tidak ada) hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin  
menyebabkan hipofisa menghasilkan FSH dan LH. 
 
2. FSH menyebabkan folikel berkembang (dari folikel primer  
folikel sekunder folikel de graaf). 
3. Folikel de graaf memfasilitasi ovulasi dengan produksi satu 
ovum. Terjadinya ovulasi juga diransang oleh LH pada hari ke-
14 fase estrus. 
 
4. Di sisi lain folikel de graaf juga menghasilkan estrogen yang 
menyebabkan penebalan endomentrium dan mempengaruhi 
hipofisa untuk menghentikan produksi FSH dan LH. 
5. Folikel de graff yang telah mengeluarkan satu ovum (folikel 
kosong) akan membentuk korpus luteum (badan kuning) yang 
mampu menghasilkan progesteron. 
6. Progesteron selanjutnya menghambat hipofisa memproduksi FSH 
dan LH yang menyebabkan ovulasi berikutnya dihambat untuk 
sementara. Di sisi lain progesteron juga menyebabkan munculnya 
fase luteal (hari ke-10 pasca ovulasi, endomentrium tebal, lembut, 
dan kaya akan pembuluh darah). 
7. Jika ovulasi gagal korpus luteum dan endomentrium 
berdegenerasi yang menyebabkan pendarahan (menstruasi) pada 
hari ke-28 setelah ovulasi. Degerasi korpus luteum juga 
menyebabkan produksi progresteron tidak ada sehingga 
hipotalamus dapat memproduksi gonadotropin yang akan 
meransang mengulang siklus ovulasi tahap berikutnya. 
 
PERKEMBANGAN EMBRIO 
1. Terjadinya fertilisasi (inti sperma + inti ovum) zigot Embrio 
(32 Sel, Morula)  
2. Morula Blastula (hari ke-4 pasca fertilisasi, ada 2 lapisan sel: sel 
luar/trofoblas yang nantinya akan menjadi ari-ari yang berfungsi 
untuk menyerap makanan,Sel dalam/embrioblas) 
3. Blastula menuju ke uterus untuk melekat (konsepsi) pada hari ke-6. 
4. Konsepsi (nidasi) kuat terjadi pada hari ke- 12 14 kehamilan. 
Pada fase ini embrioblas berkembang menjadi 2 lapisan yaitu 
ektodermis dan endodermis. 
5. Blastula Gastrula pada hari ke-21. Gastrula mempunyai 3 
lapisan yaitu ektodermis, mesodermis (ektodermis yang 
berinvaginasi) dan endodermis. 
6. Embrio 5 minggu mempunyai panjang 1 cm, kuncup tangan, mata, 
jantung, hati tumbuh.
 
 
 
 
 
 
 7. Embrio 14 minggu mempunyai panjang 6 cm, organ lengkap sudah 
terbentuk. 
8. Embrio 20 minggu mempunyai panjang 30 cm, organ lengkap 
semakin tumbuh dengan sempurna. 
9. Embrio 38 minggu mempunyai panjang 45 cm dengan berat 3 Kg. 
Embrio pada tahap perkembangan dilapisi oleh 4 membran yaitu: 
a. Kandung kuning telur (tidak berkembang) 
b. Amnion (cairan ketuban 800 ml yang melindungi embrio 
dari tekanan dan benturan) 
c. Alantois (rudimenter) 
d. Korion plasenta (benrtuk cakram dengan diameter 20 cm 
tebal 2,5 cm) 
10. Menjelang kelahiran, kadar estrogen meningkat yang 
menyebabkan kontraksi uterus meningkat dan produksi prolaktin 
oleh hipofisa meningkat yang meransang kelenjar susu. 
 
 
Gambar Perkembangan embrio pada 5,14,20 minggu 
 
 
 
Gambar bayi kembar dengan amnion masing-masing 
 


KONTRASEPSI  
(PENCEGAHAN KONSEPSI) 
 
A. Permanen 
1. Tubektomi (tuba fallopi atau oviduk dipotong atau diikat) 
2. vasektomi (vasdeferens dipotong atau diikat) 
B. Non Permanen 
1. Tanpa alat bantu 
a. Memperpanjang masa menyusui. Hal ini dikarenakan prolaktin 
yang dihasilkan oleh hipofisa akan menghambat produksi FSH 
dan LH oleh hipofisa. 
b. Pantang berkala  
Sistem kalender: tidak bercoitus pada 3 hari sebelum dan 
sesudah ovulasi atau 14 hari sebelum menstruasi yang akan 
datang (jika siklus menstruasi normal tiap bulan dengan siklus 
28 hari). 3 hari sebelum ovulasi merupakan waktu dimana 
sperma masih mungkin hidup dan 3 hari sesudah menstruasi 
merupakan waktu dimana ovum masih hidup. 
Jika siklus haidd tidak normal, maka lama siklus haid 
ditentukan minimal dalam jangka waktu 6 bulan untuk 
mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek. Misal 
siklus haid terpanjang 35 hari dan terpendek 25 hari, maka 
penentuan masa subur adalah sebagai berikut: 
35 (masa terpanjang) 11 (bilangan standar) = 24 
25 (masa terpanjang) 18 (bilangan standar) = 7 
sehingga masa suburnya adalah hari ke-7 sampai dengan 
ke-24 dari haid I. 
 
Sistem billing: tidak bercoitus pada saat sekret/lendir paling 
panjang) 
c. Coitus interuptus (sengama terputus, pada saat ejakulasi  
sperma dibuang di luar vagina) 
2. Dengan Alat bantu 
a.Menghalangi ovulasi dengan estrogen atau progesteron. Hal ini 
dikarenakan estrogen dan progesteron akan menghambat 
hipofisa memproduksi FSH. Misalnya pil KB, suntik KB, susuk 
KB. 
b. Menghalangi fertilisasi , misalnya kondom, jelly, tablet busa, 
spons (mengandung germisida), diafragma (dari mangkok karet 
yang menutupi porsio). 
c. Menghalangi nidasi (konsepsi, implantasi), misalnya IUD (Intra 
Uterine Device, spiral) yang dipasang di uteri
 


 
 
 

Tidak ada komentar: