Kamis, 22 Oktober 2009

Deteksi dini komplikasi masa nifas

1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain didalam ember dan dilantai
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemic pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalianan. Penenganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalinkarena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

2. Infeksi masa nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalianan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinari, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umu infeksi dapat dilihat dari temperature atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise. Sedangkan gejala local dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria
Infeksi alat genital
Ibu beresiko terjadi infeksi post partum kerena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pad saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan servik, infeksi post sc kemungkinan yang terjadi.
• Penyebab infeksi: Bakteri endogen dan bakteri eksogen
• Faktor predisposisi : Nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, sc.
• Gejala klinis endometritis tampak pada hari ke3 post partum disertai dengan suhu yang mencapai 39 C dan takikardi, sakit kepala, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
• Manajemen : Ibu harus diisolasi

3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Penanganan :
• Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan
• Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon, lakukan, intubasi jika perlu dan jika pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter per menit
• Jika pasien tidak sadar/koma bebaskan jalan nfas, baringkan pada sisi kiri, ukuran suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk


4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstremitas
• Periksa adanya varises
• Periksa kemerahan pada betis
• Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, kaki oedema

5. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg-Eden, 1982).
Pada masa nifas dini, sentivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma persalianan serta analgesia epidural atau spinal Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi menyebabkan infeksi saluran kemih

6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
B.H. yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement . Kalau tidak disusu dengan adekuat, bisa terjadi mastitis.
Ibu yang diit jelek, kurang istiraat, anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala :
a. Bengkak, nyeri seluruh payudara/nyeri local.
b. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local.
c. Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol).
d. Panas badan dan rasa sakit umum.
Penatalaksanaan :
a. Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.
b. Berilah kompres panas, bias menggunakan Shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
c. Ubahlah posisi meyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (foot ball position).
d. Pakailah baju B.H. longgar.
e. Istirahat yang cukup, makanan yang bergizi.
f. Banyak minum sekitar 2 liter per-hari.
g. Dengan cara-cara seperti tersebut diatas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara seperti tersebut di atas tidak ada perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-10 hari dan analgesik.

7. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu hilang.

8. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan dikaki
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya.
Faktor predisposisi
a. Obesitas
b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c. Riwayat sebelumnya mendukung
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena
e. Anemia maternal
f. Hipotermi atau penyakit jantung
g. Endometritis
h. Varicostitis


Manifestasi
a. Timbul secara akut
b. Timbul rasa nyeri akibat terbakar
c. Nyeri tekan permukaan

9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Pada minggu-minggu awal setelah persalinansampai kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan
b. Rasa nyeri pada awal masa nifas
c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit
d. Kecemasan akan kemampuannya untuk marawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

Chek list Penanganan Perdarahan Pervaginam
Nama :
Nim :
1. Berilah tanda (√) dalam kolom YA kalau peragaan/tugas dilakukan
2. Berilah tanda (√) dalam kolom YA kalau peragaan/tugas dilakukan
Panduan belajar penanganan perdarahan
No Langkah/ Tugas Ya Tidak
A. Sikap dan Perilaku
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bersikap sopan dan menjaga privasi
4. Memposisikan pasien dengan tepat
5. Tanggap terhadap reaksi pasien
6. Sabar dan teliti
B. Isi
1. Menyiapkan alat
a. Phantom pangul
b. Model uterus
c. Model plasenta
d. Kateterisasi
e. Infus set
f. Bengkok
2. Mencuci tangan
3. Memeriksa Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital ibu
4. Jika dicurigai syok segera lakukan tndakan penanganan terhadap syok
5. Melakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah
6. Berikan 10 unit oksitosin IM
7. Pasang infus cairan IV
8. Lakukan kateterisasi dan pantau cairan keluar masuk
9. Periksa kelengkapan plasenta
10. Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina dan perinium
11. Jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji beku darah
12. Setelah perdarahan teratasi, periksa kadar Hb
13. Membereskan alat
14. Mencuci tangan
C. Teknik
15. Melaksanakan secara sistematis
16. Menjaga privacy pasien
17. Memberi perhatian terhadap respon pasien
18. Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
19. Mendokumentasi

















Chek list Penanganan Mastitis
Nama :
Nim :
1. Berilah tanda (√) dalam kolom YA kalau peragaan/tugas dilakukan
2. Berilah tanda (√) dalam kolom YA kalau peragaan/tugas dilakukan
Panduan belajar Mastitis
No Langkah/ Tugas Ya Tidak
A. Sikap dan Perilaku
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bersikap sopan dan menjaga privasi
4. Memposisikan pasien dengan tepat
5. Tanggap terhadap reaksi pasien
6. Sabar dan teliti
B. Isi
1. Menyiapkan alat
a. Phatoom payudara
b. Handuk
c. Perlak
d. Baskom
e. Bengkok
f. Kom kecil
g. Waslap
h. Peniti
i. Air hangat
j. Air dingin
k. Minyak kelapa
l. Kasa/kapas bersih
m. Obat analgesik dan antibiotik
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan klien
4. Memasang gulungan handuk dan perlak di pangkuan ibu
5. Memasang handuk di dada ibu
6. Melepaskan pakaian atas dan BH
7. Melicinkan kedua telapak tangan dengan minyak
8. Mengompres putting susu sampai areola dengan kapas yang sudah dibasahi baby oil dua –3 menit
9. Mengurut dimulai dari tengah, samping kanan kiri sampai ke bawah, setelah sampai ke bawah agak dihentakkan
10. Menyokong payudara dengan satu tangan, tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari pangkal payudara ke arah putting susu sebanyak 0-30 kali
11. Menyokong payudara dengan 1 tangan tangan yang lain mengurut payudara denan buku-buku jari dari pangkal payudara ke arah putting sebanyak 0-30 kali
12. Mengompres payudara dengan washlap yang sudah dibasahi denan air hangat, kemudian air dingin bergantian masing-masing –5 menit sebanyak 5 kali
13 Mengeringkan payudara dengan handuk yang ada di dada ibu
14 Memakaikan kembali pakaian atas ibu serta BH yang menyokong payudara
15 Merapikan ibu
16 Memberikan obat per os pada ibu (pamol dan Antibiotik)
17. Membereskan alat
18 Mencuci tangan
C. Teknik
19. Melaksanakan secara sistematis
Menjaga privacy pasien
Memberi perhatian terhadap respon pasien
Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
Mendokumentasi

Tidak ada komentar: