Kamis, 22 Oktober 2009

NIFAS NORMAL

NIFAS NORMAL


A. DEFINISI
Yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.

B. MASA NIFAS
Masa nifas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Pada masa ini terjadi perubahab perubahan fisiologis yaitu :
1. Perubahan fisik.
Merupakan peralihan dari masa hamil ke masa melahirkan yang mana tubuh menjadi berbeda dari keadaan sebelumnya. Otot-otot yang meregang mengecil kembali terutama otot perut dan uterus.
2. Involusio uterus dan pengeluaran lokhia.
a. Involusi rahim
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari dibawah pusat selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat , sehingga pada hari ke 10 tidak teraba lagi dari luar, dan sampai dengan 6 minggu tercapai lagi ukurannya yang normal. Involusi terjadi karena masing masing sel menjadi lebih kecil karena cytoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolisis pada mana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air kencing. Bagian lapisan dan stratum spongiosum yang tersisa menjadi nekrosis dan dikeluarkan dengan lokhea, sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium baru.Epitel baru terjadi dengan proliferasi sel sel kelenjar sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantara kelenjar-kelenjar.
b. Involusi tempat placenta.
Setelah persalinan tempat placenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira kira besarnya setelapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada pemulihan nifas bekas placenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.Pada luka bekas placenta, endometrium tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
c. Lochia
Pada bagian pertama masa nifas biasanya keluar cairan dari vagina yang dinamakan lokhia. Lokhea tidak lain daripada secret yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka placenta . Maka sifat lokhea berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka. Pada 2 hari pertama lokhea berupa darah dan disebut lokhea rubra. Setelah 2-4 hari merupakan darah encer yang disebut lokhea serosa dan pada hari ke 10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lokhea alba.Warna ini disebabkan karena banyak leucocyt terdapat didalamnya bau lokhea khas amis dan yang berbau busuk menandakan infeksi.
3. Laktasi atau pengeluaran air susu ibu.
Masing-masing buah dada terdiri dari 15 – 24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu. Saluran-saluran yang halus ini bersatu menjadi satu saluran untuk tiap lobus. Sel ini disebut ductus lactoferus yang memusat menuju putting susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada kira-kira hari ke 3 post partum buah dada menjadi besar keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalau areola mamae dipijat keluarlah cairan putih dari putting susu.
4. Perubahan sistim tubuh lainnya .
a. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas.
b. Perubahan pada serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan, karena hiperplasi ini dan karena retraksi dan sobekan serviks menjadi sembuh, namun setelah involusi selesai osteum eksternum tidak dapat serupa seperti sebelum hamil. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke 3 post partum rugae mulai nampak kembali.
c. Dinding perut dan peritoneum.
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih dalam 6 minggu.
d. Saluran kencing
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedem dan hyperaemia. Kadang-kadang oedem dari trigonum, menimbulkan obstruksi dari urethra sehingga terjadi retensio urin. Kandung kencing dalam puerpuriun kurang sensitive dan sepertinya bertambah sehingga kandung kencing masih tinggal urine residual, hal ini dapat menimbulkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum normal kembali dalam waktu 2 minggu.
5. Perubahan psikis
Menurut teori Reva Rubin ada beberapa adaptasi psikososial pada waktu post partum. Periode post partu menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan lebuh menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi kemasa menjadi orang tua pada masa post partum adalah :
a. Respon dan dukungan dari keluarga.
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
d. Pengaruh budaya.
Depresi post partum
a. Banyak ibu mengalami perasaan LET DOWN setelah melahirkan, sehubungan dengan pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuannya untuk mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak.
b. Umumnya depresi ini sedang dan mudah berubah, dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi antara 1-2 minggu kemudian.
c. Jarang, agak jarang depresi sedang menjadi psikosis post partum patologis.

C. ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan asuhan :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skliring yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusun pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Dengan pemantauan mendekat pada asuhan pada ibu dan bayinya masa nifas dapat dicegah beberapa masalah dan kematian.
D. PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEHNIS
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayinya baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
1. Kunjungan I 6 –8 jam sesudah persalinan.
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI dini.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetep sehat dengan cara mencegah hypothermia.
2. Kunjungan II 6 hari setelah persalinan.
a. Memastikan involusio uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak menunjukan tanda-tanda penyakit.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari.
3. Kunjunan III 2 minggu setelah persalinan.
Tindakan yang diberikan sama dengan kunjungan ke II
4. Kunjungan IV 6 minggu setelah persalinan.
a. Menanyakan pada ibu tentang penyakit-penyakit yang ia atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

E. TINDAKAN ASUHAN YANG DIBERIKAN
1. Melakukan anamnesis.
2. Melakukan pemeriksaan kondisi ibu.
3. Pemeriksaan pada bayi baru lahir.

F. PENANGANAN
1. Kebersihan diri :
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva lebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari.
d. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b. Sarankan ia untuk kembali melaksanakan kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
1) Mengurangi jumlah ASI.
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Selanjutnya kendorkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4. Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e. Minum kapsul vitamin A ( 200.000 u ) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.
5. Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
c. Apabila putting susu lecet, oleskan kolustrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusu tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e. Untuk menghilangkan nyeri dapat diminumkan parasetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam.
f. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting.
3) Keluarkan ASI sebagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
4) Susui bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6. Keluarga Berencana
- Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum hamil lagi. Setiap pasangan harus menentukan sendiri dan kapan serta bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- Menjelaskan metode KB yang akan digunakan.
7. Perawatan Bayi
- Memperhatikan kebersihan bayi dengan memandikan 2 kali setiap hari.
- Mengganti pakaian setiap kali basah/kotor.
- Menyusukan dengan segera dalam 2 jam I, dan menyusukan setiap kali menangis.
- Bayi hanya disusukan sekurang-kurangnya 6 bulan pertama.
- Melakukan perawatan tali pusat hingga kering dan lepas.
- Menasehati agar bayi segera diimunisasi seminggu pertama : BCG, Polio, HepatitisB.


DAFTAR PUSTAKA :
1. BUKU ILMU KEBIDANAN PATOLOGI UNPAD BANDUNG
2. BUKU ILMU KEBIDANAN YAYASAN BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO, JAKARTA 1992
3. MAJALAH BIDAN EDISI NO, 48 / 2001 50 TAHUN IBI

Tidak ada komentar: