Jumat, 23 Oktober 2009

pengaruh makanan terhadap obesitas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat modern yang sibuk dan harus serba cepat membuat masyarakat yang sebagian besar tinggal di kota untuk memilih makanan cepat saji yang lebih praktis dengan penyajian yang menarik dan pelayanan yang memuaskan. Hal ini dapat terlihat dengan semakin banyak bermunculan restoran cepat saji yang merupakan franchise seperti Mc. Donald, Burger King, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya.

Namun, menurut buku Dangerous Junk Food ( Reni Wulan Sari, M.Kes. dkk.2007) tidak semua makanan cepat saji (fast food) adalah makanan sampah (junk food). Hanya makanan berkarbohidrat dan lemak tinggi yang bersifat negatif bagi tubuh seperti osteoporosis pada remaja dan obesitas.

Obesitas, merupakan masalah yang harus ditanggapi secara serius oleh masyarakat karena merupakan faktor resiko terbesar penyakit yang membahayakan hidup seperti diabetes, jantung, dan beberapa jenis kanker.

Di Indonesia sendiri, menurut Ketua PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) Prof. Dr. Herdinsyah MS, populasi remaja yang menderita obesitas pada tahun 2007 telah mencapai 18% sedangkan orang dewasa mencapai 25%(www.depkes.go.id) sementara, total penderita kelebihan nutrisi di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 3.48% naik dari tahun 2001 yang hanya 2.7% (departemen kesehatan R.I . 2007).

Oleh karena itu, masyarakat harus kembali ke pola hidup sehat dan tidak terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak tinggi.



B. Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dapat dapat diangkat dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
Apa saja jenis-jenis makanan yang bersifat positif dan negatif bagi tubuh?
Bagaimana ciri- ciri orang yang mengalami gangguan obesitas?
Apa saja penyebab obesitas?
Apa saja dampak obesitas terhadap penderitanya?
Terapi apa saja yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan?



C. Tujuan Penelitian

1. Umum:

Memenuhi tugas Pembelajaran Konstruksivisme bagi siswa Akselerasi Tahun Kedua SMP Labschool Kebayoran.

2. Khusus:

Secara khusus tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui makanan yang berpengaruh terhadap obesitas.

b. Mengetahui ciri- ciri dari obesitas.

c. Mengetahui dampak obesitas bagi penderitanya baik dalam segi medis maupun psikis.

d. Mengetahui pengobatan apa saja yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kegemukan.



D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penderita obesitas manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui lebih lengkap tentang obesitas.

b. Membantu agar penderita bebas dari gangguan obesitas

2. Bagi keluarga penderita obesitas manfaat penulisan makalah ini adalah untuk membantu memotivasi penderita untuk menurunkan berat badan.

3. Bagi masyarakat umum manfaat penulisan makalah ini adalah agar mengetahui tentang obesitas dan bahayanya sehingga diharapkan dapat menghindari obesitas.



BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

I. Makanan

1.1 Definisi Makanan

Makanan adalah unsur yang biasanya terdiri dari karbohidrat, lemak, air, dan protein yang bisa dimakan oleh manusia dan hewan untuk mencari nutrisi dan memenuhi kebutuhan (www.wikipedia.com).

1.2 Jenis Makanan

Berikut ini adalah jenis- jenis makanan yang mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi tubuh:
Positif
Negatif

Sayuran
Junk Food

Buah- Buahan
Gula berlebihan

Kue beras atau buah
Gorengan

Air Putih
Makanan yang mengandung pengawet

Jus Buah
Makanan dengan lemak dan karbohidrat tinggi

Makanan yang mempunyai kadar gizi seimbang



Tabel 1. Jenis- jenis makanan

Makanan yang berpengaruh baik bagi tubuh kita jika mempunyai kriteria diantaranya: mengandung banyak nutrisi, sedikit lemak, memperlancar pencernaan. Makanan yang mempunyai pengaruh buruk bagi tubuh kita jika mempunyai kriteria: rendah kandungan nutrisi, mengandung banyak lemak, membiarkan radikal bebas masuk ke tubuh kita, serta mengandung toxin atau racun.



II. Obesitas

2.1 Definisi Obesitas

Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak di bawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia. 1985).

2.2 Ciri- ciri obesitas

a. Seseorang dapat dikatakan obesitas apabila:

1. Mempunyai Body Mass Index >30

Body Mass Index atau BMI adalah ukuran WHO untuk menentukan kecukupan gizi seseorang dimulai dari underweight sampai morbidly obese. Cara untuk menghitung BMI adalah: Berat Badan (kg) dibagi Tinggi Badan (m2). Apabila standar internasional dikatakan apabila BMI > 30 merupakan obesitas, di Asia seseorang sudah dikatakan obesitas apabila mempunya BMI > 25 (Medika.2005)







2. Lingkar Pinggang

Selain BMI, lingkar pinggang (Waist Circumference = W.Circ.) juga merupakan adanya risiko penyakit kardiovaskular. Seseorang disebut risiko tinggi apabila lingkar pinggang >102 cm untuk pria dan > 88cm untuk wanita (Medika.2005)

3. Bentuk Tubuh, penampilan dan raut muka

Ciri- ciri obesitas yang dapat kita perhatikan dari kondisi tubuh penderita antara lain sebagai berikut (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia. 1985):

a. Dari raut muka

Hidung dan mulut relatif kecil, dengan dagu berbentuk ganda.

b. Abdomen atau rongga perut

Membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang- kadang terdapat stria putih atau ungu.

c. Genitalia Luar

Pada pria penis seakan- akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis.

d. Anggota badan yang dapat dilihat sebagai ciri- ciri obesitas adalah:

Lengan atas dan paha tampak besar, terutama pada bagian proksimal. Tangan relatif kecil dengan jari- jari yang berbentuk runcing. Terdapat kelainan berupa voksa vara dengan genu valgum pada tungkai.

e. Kelainan Emosi yang terlihat dari penderitanya antara lain:

Pada penderita sering ditemukan kelainan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau akibat dari obesitas.

Untuk menentukan seseorang obesitas dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometrik atau menentukan status gizi dengan ukuran tubuh manusia. Bagian tubuh yang diukur antara lain: berat badan, pengukuran panjang badan, lingkar lengan atas, tebal lipatan kulit yang dilakukan pada lengan atas kanan bagian belakang tengah, di atas otot triseps.

2.3 Penyebab obesitas

a. Fisiologis

Sebab umum terjadinya obesitas adalah kelebihan intake kalori yang berlangsung lama baik disertai atau tanpa disertai pengurangan penggunaan energi. (Dra. Misnadiarly. AS. APU. 2007).

Pertambahan intake kalori tersebut dapat disebabkan:

1. Akibat Sisa

Penambahan intake kalori yang berlangung lama sehingga menimbulkan obesitas akan memberikan akibat- akibat:



Patologik

Ilmu patologik mempelajari ciri- ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Kegemukan yang dimulai sejak masa kanak- kanak akan mengakibatkan kenaikan jumlah sel lemak di samping penambahan isi sel lemak itu sendiri. Setelah masa pubertas penambahan kalori yang masih tetap berlangsung akan mengkibatkan bertambah besarnya sel lemak.

Metabolik

Metabolisme berarti mengubah nutrisi dari makanan menjadi energi melalui serangkaian reaksi kimia di dalam tubuh. Dampak apabila metabolisme tidak berlangsung lancar diantaranya:

a. Resistensi Insulin

Pada obesitas sering ditemukan hiperinsulinemi disertai hiperglikemi. Hal ini diduga karena terjadinya resistensi reseptor insulin pada sel- sel target.

b. Hiperlipoproteinemi

Total kolesterol tubuh meningkat pada obesitas. Akibatnya turnover kolesterol juga meningkat menyebabkan ekskresi kolesterol biliaris meningkat.





2. Faktor yang menyebabkan akibat sisa:

a. Psikologis, Sosial, dan Kultural

Faktor- faktor ini umumnya justru disertai penurunan penggunaan energi.

b. Pola Makan

Orang- orang yang biasa makan pada sore dan malam hari, serta orang yang terbiasa makan terlalu sering.

c. Adanya gangguan regulasi di pusat hipotalamus

Adanya gangguan rangsangan antara Ventrolateral Hipotalamus (pusat lapar) dan Ventromedial Hipotalamus (pusat kenyang) yang mengakibatkan makan berlebihan.

d. Gangguan sistem endokrin atau sistem penghasil hormon

• Cushing’s disease

Ketidakaturan kerja dari sitem endokrin.

• Insulinoma

Terdapat tumor di bagian pankreas. Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

• Hipotiroidisme

Kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid berfungsi untuk mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.

• Hipogonadisme

Gejala kekurangan testeorone. Gejala depresi akibat rendanhya tingkat hormon seksual.

Faktor yang berperan dalam timbulnya obesitas diantaranya adalah:

1. Umur

Meskipun dapat terjadi pada semua umur, obesitas sering dianggap sebagai kelainan pada umur pertengahan. Obesitas yang muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai perkembangan rangka yang cepat dan anak menjadi besar untuk umurnya (Dra. Misnadiarly, AS. APU. 2007).

2. Jenis kelamin

Meskipun dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, tetapi obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama setelah kehamilan dan pada saat menopause. Pada saat kehamilan jelas karena adanya peningkatan jaringan adipose sebagai simpanan yang akan diperlukan selama masa menyusui. Mungkin juga obesitas pada wanita disebabkan karena pengaruh faktor endokrin, karena kondisi ini muncul pada saat- saat adanya perubahan hormonal tersebut di atas.

3. Aktivitas Fisik

Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan aktifitas dan kebanyakan duduk. Di masa industri sekarang ini, dengan meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi, orang cenderung kurang gerak atau menggunakan sedikit tenaga untuk aktivitas sehari- hari.

4. Tingkat Sosial

Di Negara- negara barat, obesitas banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah. Obesitas banyak dijumpai pada wanita keluarga miskin barangkali karena sulitnya membeli makanan yang tinggi kandungan protein. Mereka hanya mampu membeli makanan yang murah yang umunya mengandung banyak hidrat arang. Obesitas yang dijumpai pada kalangan eksekutif atau usahawan, barangkali timbul karena makanan berlemak tinggi disertai penggunaan minuman beralkohol.

5. Kebiasaan Makan

Obesitas sering dijumpai pada orang yang senang masak atau bekerja di dapur. Di samping itu juga pada orang yang memiliki gejala suka makan pada waktu malam. Ini biasa menyertai insomnia dan hilangnya nafsu makan pada pagi hari.



6. Psikologis

Faktor stabilitas emosi diketahui berkaitan dengan obesitas. Keadaan obesitas sebagai dapat merupakan dampak dari pemecahan masalah emosi yang dalam.

7. Genetis

Anak yang dilahirkan dari orang tua yang keduanya obesitas mempunyai peluang 75% untuk menderita obesitas. Bila hanya salah seorang orang tuanya yang obesitas peluangnya hanya 40% sementara jika tidak satupun ada yang mengalami obesitas maka peluangnya hanya 10% (Ahmad Sulaeman PhD. 2008).

b. Psikologis

Salah satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup adalah makan. Namun, manusia makan bukan hanya memebuhi kebutuhan tersebut. Hal- hal sekunder yang menyebabkan seseorang makan antara lain:

1. Memenuhi kebutuhan kasih sayang yang tidak terpuaskan.

2. Mengatasi rasa marah, kecewa, sedih.

3. Mengungkapkan rasa syukur dan bahagia.

Terjadinya obesitas menurut pandangan psikologis (Dra. Misnadiarly. AS. APU. 2007).

1. Pandangan psikoanalisis

Salah satu teori psikologi yang terkenal adalah psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Teori ini mengatakanbahwa manusia bukan makhluk rasional tetapi selalu dalam konflik yang dimotivasi oleh fungsi mental, kedua yang sesungguhnya lebih dapat dimengerti yaitu dorongan- dorongan seksual dan agresif yang tidak disadari.Menurut teori psikoanalisis, obesitas dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Seseorang dengan rasa marah yang selalu ditekan akan memunculkannya dalam bentuk makan.

b. Rasa marah yang dianggapnya agresivitas akan terselubung apabila dinyatakan dalam bentuk makan.

c. Untuk seseoran yang lain, makan dapat dipakai untuk menghindarkan diri dari rasa takut terhadap seks.

2. Teori homeostatis

Walter B. Canon, psikolog dari Harvard di tahun 1932 mengembangkan konsep homeostatis, bahwa organisme selalu menghadapi perubahan dalam kebutuhan lingkungan maupun internal. Penyesuaian homeostatis pada perubahan ini tidak akan berakir. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa konstraksi perut merangsang munculnya dorongan lapar. Namun perilaku makan seseorang tidak sesederhana ini. Perilaku makan tidak hanya dirangsang oleh konstraksi perut yang menimbulkan dorongan lapar. Ada faktor- faktor lain seperti faktor kognitif dan sosial dapat mempengaruhi perilaku makan. Misalnya, perilaku makan seseorang akan dipengaruhi oleh waktu, tempat, maupun suasana. Selain itu ada atau tidaknya orang lain yang juga makan atau derajat persetujuan ataupun tidaksetujuan sosial akan mempengaruhi perilaku makan.

3. Teori internal eksternal

Teori ini dikemukakan oleh Schacter (1968), dapat dipakai untuk menerangkan perilaku orang- orang obesesitas dan orang- orang dengan berat badan normal. Teori ini menyatakan bahwa perilaku makan orang dengan berat badan normal dikendalikan oleh isyarat- isyarat fisiologis internal (konstraksi perut), sedangkan perilaku makan orang obes lebih disulut oleh isyarat- isyarat lingkungan. Tetapi isyarat- isyarat lingkungan tersebut harus memikat dan merangsang. Misalnya, orang dengan obesitas akan sangat tertarik pada makanan yang tampak menggiurkan dan merangsang lidah daripada makanan yang tidak merangsang mata ataupun seleranya. Orang dengan obesitas tidak akan mau makan makanan yang tidak enak.



4. Model set point

Meskipun dikatakan bahwa orang obesitas lebih responsif pada isyarat- isyarat eksternal, mengapa ada orang- orang tertentu yang terpengaruh pada isyarat- isyarat eksternal tetapi tetap kurus? Nisbett (1972) mengemukakan model “set point” yang dapat menerangkan hal tersebut, bahwa secara natural orang dengan obesitas mempunyai “set point” lebih tinggi dari orang normal. Karena orang dengan obesitas berusaha mengelola berat badannya di bawah “set point” yang natural, ia akan terus menerus merasa lapar dan dengan demikian lebih responsive pada isyarat- isyarat yang berhubungan dengan makanan. Seseorang dengan berat badan normal, atau “ set point” mungkin berhubungan dengan jumlah sel sel lemak di tubuhnya. Ditemukan dalam suatu eksperimen oleh Knittle,dkk, bahwa orang dengan obesitas mempunyai sel- sel lemak 3 kali lipat daripada orang dengan berat badan normal. Selain itu dinyatakan pula bahwa orang yang obesitas lebih responsive terhadap rasa, lebih emosional, dan kurang aktif dibandingkan orang dengan berat badan normal.

5. Pandangan psikologi kedokteran

Menurut pandangan ini, seseorang apabila keseimbangan energi positif dipertahankan sekian lama dan berat badan akan turun melalui pembentukan keseimbangan energy negatif (Stuart,dkk 1981). Menurut mereka obesitas bukan merupakan kondisi yang seragam, tetapi merupakan sejumlah gangguan dari berbagai asal- usul yang dipertahankan oleh faktor- faktor kompleks sehingga sulit dimengerti. Untuk menerapkan penanganannya dibutuhkan evaluasi yang akurat mengenai tiap kasus yang sesuai dengan karakteristik klien, perlu terus dievaluasi kemajuan maupun kegagalannya, akhirnya perlu dilakukan tindak lanjut (Dra. Misnadiarly. 2007).



2.4 Dampak Obesitas

a. Dampak Medis

Dampak obesitas yang dapat mempengaruhi kesehatan penderitanya antara lain (Dra. Misnadiarly, AS. APU. 2007):

1. Kardiovaskuler, beberapa penyakit yang dapat menyerang kardiovaskular atau pembuluh darah antara lain:

a.) Hipertensi

Kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama. Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi (www.medicastore.com)

b.) Penyakit arteri koroner

Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang menyuplai jantung dengan darah. Arteri koroner itu lebih spesifiknya memberikan oksigen-oksigen yang terdapat di dalam darah ke otot – otot jantung yang terdapat di dinding jantung. Arteri koroner yang menyempit dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.

c.) Kegagalan Jantung

Suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan zat- zat makanan.

2. Paru- paru

Dampak obesitas yang dapat mempengaruhi paru- paru antara lain:

a.) Sindrom Pickwickan

Merupakan kondisi yang terjadi karena obesitas ditambah kurangnya oksigen dan kelebihan karbondioksida didalam tubuh yang mengakibatkan sesak napas.

b.) Infeksi saluran pernapasan

Masuknya kuman atau mikroorganisme yang masuk kedalam saluran pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernapasan (respiratory tract).





3. Endokrin dan metabolik

Penyakit yang dapat menyerang sistem endokrin atau hormon yang mengotrol dan memadukan fungsi tubuh dan metabolisme atau proses pengolahan zat- zat yang dibutuhkan tubuh antara lain:

a.) Diabetes Melitus

Kencing manis merupakan penyakit yang terjadi akibat terganggunya proses metabolisme gula darah di dalam tubuh. Orang dengan DM akan mempunyai kadar gula yang sangat tinggi dalam darahnya setelah makan dan akan sangat anjlok bila sedang puasa.

b.) Perlemakan Hati

Definisi ini mengarah pada penimbunan lemak pada hati lebih dari 5%. Hal ini terutama bisa terjadi pada mereka yang menderita sindrom metabolik, obesitas, diabetes, hipertensi serta orang yang memiliki kadar kolesterol baik yang rendah. Selain itu mereka yang suka mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak juga rentan mengalami masalah ini. Perlemakan hati juga bisa dipicu oleh konsumsi alkohol (DR. Unggul Budihusodo. SpPD-KGEH, 2006.)

c.) Hipertrigliserid

Disebabkan karena kelebihan kadar trigliserid didalam tubuh. Trigliserid adalah jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Ketika makan, tubuh mengubah kalori yang tidak segera digunakan ke dalam bentuk trigliserid.

4. Pencernaan

Dampak obesitas bagi pencernaan penderitanya antara lain sebagai berikut:

a.) Kolelitiasis (Batu kantung empedu)

Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.

b.) Kolesistitis ( radang kantung empedu)

Peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.

5. Kanker

Obesitas juga bisa menyebabkan penderitanya menderita kanker. Kanker yang dipicu oleh obesitas antara lain:

a.) Untuk pria jenis kanker yang mungkin muncul adalah:







1.) Usus besar

Kanker usus besar awalnya menimbulkan gejala gangguan pola defikasi artinya secara berangsur-angsur penderita merasa tidak nyaman diperut kemudian mulas yang sukar diterangkan sebabnya dilanjutkan dengan diare .

2.) Prostat

Prostat adalah kelenjar seks pada pria yang berukuran kecil, terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing. Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat, dimana sel-sel kelenjar prostat tumbuh secara abnormal tak terkendali sehingga mendesak dan merusak jaringan sekitarnya bahkan dapat mengakibatkan kematian.

b.) Sementara untuk wanita jenis kankernya antara lain:

1.) Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

2.) Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.

3.) Ovarium

Kanker Ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak 23.400 oarng yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai ”silent killer ”.

4.) Empedu

Penyakit ini sering terjadi pada lansia (50tahun),wanita sedikit lebih banyak dari pria. Operasi adalah terapi pilihan pertama. Tapi karena penyakit ini memiliki gejala klinis dan temuan pencitraan yang tidak khas sehingga sulit didiagnosis dini, sekitar 70% kanker kandung empedu ketika didiagnosis sudah stadium lanjut, peluang operasi menjadi kecil.









b. Psikologis

Dampak obesitas bagi psikologis penderitanya antara lain:

1. Stres

a.) Bersifat kumulatif, artinya stres yang satu belum terselesaikan telah muncul stress yang lain.

b.) Tidak diharapkan, karena tidak direncanakan dan datangnya mendadak.

2. Kecemasan

a.) Rasa khawatir yang dimanifestasikan dalam bentuk reaksi fisik dan mental dalam menghadapi bahaya luar, baik yang nyata maupun tidak nyata.

b.) Normal terjadi kalau rasa khawatir itu datang karena adanya masalah yang dianggap sebagai bahaya luar yang negatif, dimana besarnya kekhawatiran tersebut sesuai dengan besarnya masalah yang dihadapi.

3. Biasanya disertai faktor yang bentuknya berbeda beda setiap pasien.

a.) Ada yang merasa jengkel dengan kegemukannya dan menarik diri dari pergaulan dan berjanji akan mengontrol berat badannya.

b.) Pada saat kesepian justru lari kepada makanan, ada algi yang kembli makan banyak kalau sedang jengkel.

4. Faktor yang mempengaruhi dampak obesitas terhadap psikologis penderitanya:





a.) Kepribadian Pasien

Kalau ada imaturitas atau konflik bawah sadar, akan terjadi hubungan lingkaran setan antara kecemasan, obesitas, dan kecemasan yang disertai depresi. Begitu seterusnya sampai menjadi kronis atau terputus lingkaran deritanya, kalau mendapat pertolongan dari psikiatris/ psikiater.

b.) Jenis kelamin

Wanita lebih cemas dengan obesitas (berkaitan dengan kecantikan ) dibandingkan dengan pria. Wanita yang pasangannya penuh pengertian dan tetap sayang walaupun tubuhnya menjadi ekstra gemuk, lebih tenang menghadapi obesitasnya daripada wanita dengan pasangan yang kurang baik serta tidak pengertian, kecemasannya pun semakin meningkat, lingkaran setan tersebut di atas sukar diputus.

c.) Lingkungan budaya

Faktor lingkungan setempat dan faktor orang- orang di sekitarnya juga berpengaruh pada masalah kecemasan dan stress obesitas yang akan beruntun atau berlanjut menjadi stress- stress lainnya lagi yang butuh penanggulangan dan diatasi, serta perlu diteliti lebih lanjut (Dra. Misnadiarly. 2007).



2.5 Cara menurunkan berat badan

a. Tips- tips yang dapat dilakukan untuk menjauhi obesitas

1. Pilihlah bahan makanan sesuai dengan bahan makanan lokal dan dikenal.

2. Distribusi makanan dalam sehari harus seimbang, jangan ada waktu makan yang ditinggalkan.

3. Porsi makanan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.

4. Lemak dan minyak 20- 30% dari energi total.

5. Karbohidrat 55- 65% dari energi total.

6. Protein tidak lebih dari 15% energi total.

7. Mengkonsumsi buah, sayur, kacang- kacangan dan biji- bijian.

8. Gula dan alkohol harus dibatasi.

b. Diet

1. Diet rendah kalori (Low Calorie Diet)

Diet dengan 1000 – 1200 kkal/ hari, yang dapat menurunkan 8-15 % dalam waktu sampai 12 bulan, tetapi harus diikuti dengan program mempertahankan berat badan yang sudah turun. Diet ini menganjurkan rendah lemak untuk mengurangi kalori. Diet ini dianjurkan untuk menurunkan berat badan pada orang denga berat badan lebih atau penderita obesitas.

2. Diet sangan rendah kalori ( Very low calorie diet)

Dapat menginduksi penurunan berat badan secara cepat samapi 1,0- 1,5 kg per minggu atau 20 kg selama 3 bulan. Tetapi untuk jangka panjang penurunan berat badan secara cepat pada tahap awal program jangka pendek pada orang dengan indeks massa tubuh lebih dari 30. Karena lebih berisiko, maka diet ini harus dibawah pengawasan dokter. Diet ini sangat miskin mikronutrien, maka harus diberikan suplamen vitamin- mineral.



3. Diet rendah karbohidrat – tinggi protein (Atkin’s diet/ Tiger’s diet)

Diet ini sangat efektif di awal namun dapat membahayakan dalam jangka panjang karena dengan mengurangi asupan karbohidrat dan menambah protein dengan harapan akan membantu tubuh membakar lemak lebih. Tetapi apabila hal itu dilakukan terus menerus, maka pada saat proses katabolik, yang mana protein diubah menjadi glukosa sebagai energi, protein akan diambil dari otot yang akan menyebabkan berkurangnya massa otot. Dan pada saat perubahaan protein menjadi glukosa itu menghasilkan sisa buangan berupa nitrogen yang harus dibuang melalui urin dan keringat. Nitrogen yang dibuang melalui urin ini jelas akan membebani ginjal. Jadi semakin rendah asupan karbohidrat, semakin tinggi intensitas latihan dan semakin banyak protein yang dikonsumsi, dalam waktu yang lama, akan merugikan ginjal kita. Banyak minum air yang diharapkan akan melancarkan proses ginjal, juga akan membebani ginjal apabila diet seperti ini diteruskan karena sisa buangan tersebut tetap harus melewati ginjal kita.

4. Tips- tips agar diet berhasil dan berjalan lancar

a.) Makan tidak tergesa- gesa dan suapan tidak besar

b.) Batasi porsi yang akan dimakan

c.) Batasi kandungan lemak, margarin, mentega, dan minyak

d.) Hindari makanan berkalori tinggi

e.) Perbanyak makan buah dan sayur serta minum jus buah

f.) Minta dukungan teman dan keluarga

g.) Konsultasi ke dokter

c. Liposuction (sedot lemak)

Teknik mengeluarkan lemak tubuh dengan cara disedot. Tindakan ini juga bermanfaat untuk membuang lemak tubuh di bagian tubuh yang tidak diinginkan sehingga bentuk tubuh secara kosmetik lebih baik. Selain itu, sedot lemak juga digunakan sebagai pengobatan kegemukan sehingga mengurangi penyakit akibat kegemukan dan membuat kualitas hidup penderita menjadi lebih baik.

1. Kontraindikasi

a.) Pasien dengan gangguan perdarahan atau mengalami anemia. Pasien yang meminum aspirin harus dihentikan 1-2 minggu sebelum pembedahan

b.) Pasien dengan keadaan umum yang buruk seperti gangguan jantung dan paru- paru

2. Komplikasi

Meski relatif aman, ada beberapa kemungkinan komplikasi yang terjadi, antara lain:

a.) Kulit menjadi tidak rata

b.) Terjadi pengumpulan darah (hematoma)

c.) Pengumpulan cairan serus (seroma)

d.) Penimbunan cairan infus di paru- paru (intravena) yang dapat menyebabkan pembengkakan pada paru (pulmonary oedema)

e.) Penyumbatan pembuluh darah oleh lemak (fat emboli) yang dapat menyebabkan kematian jika menyumbat daerah vital (Dr. Edwin Juanda, SpKK(K), 2006, Majalah Dokter Kita, PT Graha Media Medika).

d. Teknik injeksi lemak

Metode untuk menghancurkan lemak dengan obat suntik. Biasanya digunakan phosphatydyl-choline atau de-oxycolic acid. Pada suntik lemak, lemak tidak dikeluarkan melainkan dihancurkan.

e. Teknik Pembedahan

Memotong sebagian usus kecil sehingga penderita dapat melanjutkan kebiasaan makan yang berlebihan, tetapi jumlah yang diserap tubuh lebih sedikit.

1. Manfaat pembedahan

a.) Penurunan berat badan hingga 35%.

b.) Penurunan kolesterol tubuh hingga 50%.

c.) Penurunan trigliserida.

d.) Penurunan tekanan darah.

e.) Penurunan insulin pada penderita obesitas melitus.

2. Komplikasi

a.) Infeksi pada bagian tubuh yang dibedah.

b.) Penyakit pembuluh darah atau kardiovaskular.

c.) Hernia

Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia yaitu usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di pusar. Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus segera ditangani oleh dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.

d.) Arthritis

Arthritis atau radang sendi merupakan istilah dari rematik artikuler (mengenai sendi), dikenal dalam berbagai bentuk, diantaranya yang paling umum yaitu Arthritis Reumatiod, Osteoarthritis, dan Gout (arthritis pirai).





e.) Batu Empedu

Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium.

f.) Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah sebuah kondisi dimana ginjal tidak mampu membersihkan sisa- sisa atau metabolisme tubuh dari darah.

g.) Pendarahan dalam tubuh

Pendarahan yang terjadi organ tubuh bagian dalam.

f. Bedah Lambung

Ada beberapa pilihan pembedahan seperti Laparoscopic Adjustable Gasric Bnding, Vertical Banded Gastroplasty, Roux-en-Y gastric bypass. Laparoscopic adjustable gastric binding merupakan tindakan bedah generasi mutakhir untuk menangani penderita dengan obesitas berat. Dilakukan dengan cara memasukan kantong pada lambung. Ketika kantong penuh akan terjadi sensasi kenyang. Proses pengosongan makanan akan berjalan lambat sehingga penderita tidak kelaparan selama berjam- jam.





g. Aktivitas Fisik
Olahraga untuk orang obesitas
Manfaat Olahraga

Berjalan kaki
Menguatkan otot & jantung

Jalan cepat
Melancarkan aliran darah

Berjalan diselingi jogging
Memperlancar kerja organ tubuh

Naik tangga
Mengencangkan kulit

Latihan kekuatan dan kelenturan
Menurunkan kadar kolesterol dalam darah

Senam aerobik irama biasa
Meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh

Berenang dengan jarak agak jauh
Mengurangi depresi dan membuat lebih santai

Berjalan di dalam kolam setinggi pinggang
Memudahkan seseorang tidur nyenyak

Bersepeda



Menurut peneliti, upaya menurunkan berat badan tidak hanya dengan pengaturan makanan saja namun juga harus disertai aktivitas fisik. Diet tanpa disertai aktivitas fisik tidak ada gunanya, karena otot tubuh akan mengecil lalu mengakibatkan penurunan metabolisme sehingga akan semakin menyulitkan penurunan berat badan.



















Tabel 2. Olahraga untuk orang obesitas

h. Akupuntur

Akupuntur hanya dilakukan untuk mempermudah diet. Tindakan ini tidak mampu untuk mengendalikan lemak tubuh.

i. Menggunakan obat penurun atau pengontrol berat badan

Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan atau mengontrol berat badan adalah:

1. Herbal Life

Produk penurun berat badan yang aman dan tanpa efek samping, aman dikonsumsi siapa saja dan tidak akan mengalami overdosis.

B. Kerangka Berpikir

Menurut penulis, Obesitas adalah sebuah gangguan yang disebabkan berbagai faktor dari dalam atau dari lingkungan penderitanya. Obesitas mempunyai dampak yang negatif bagi penderitanya. Banyak penyakit- penyakit mematikan yang berawal dari obesitas, contohnya penyakit kardiovaskular yang menyerang pembuluh darah seperti hipertensi dan gagal jantung, paru- paru seperti contohnya infeksi saluran pernapasan, sistem endokrin contohnya diabetes melitus, pencernaan, dan bahkan beberapa jenis kanker. Obesitas juga dapat menggangu psikologis penderitanya dan menimbulkan stres serta kecemasan pada penderitanya.

Seseorang dapat dikatakan obesitas apabila mempunyai BMI >30 atau lingkar pinggang >102 cm untuk pria dan >88 cm untuk wanita. Selain itu terdapat ciri- ciri yang dapat diamati dari tubuh penderita antara lain terlihat dari raut muka, rongga perut, genitalia luar, dan paha serta perut yang membesar. Selain itu terdapat juga kelainan emosi yang dialami penderitanya. Dapat juga dilakukan pengukuran ukuran tubuh untuk mengetahui kadar gizi seseorang.

Cara untuk menurunkan berat badan antara lain dengan melakukan diet, sedot lemak, injeksi lemak, pembedahan, bedah lambung, menggunakan obat penurun berat badan, akupuntur, dan yang terpenting melakukan aktivitas fisik.

Makanan yang berpengaruh terhadap obesitas adalah makanan yang menganduk lemak serta karbohidrat yang tinggi. Karena kedua zat tersebut jika dikonsumsi secara berlebihan dapat ditimbun oleh tubuh sebagai cadangan tenaga. Jika terlalu banyak, lemak akan semakin menimbun dan akhirnya memnyebabkan berat badan naik.

Obesitas cenderung disebabkan karena kelebihan asupan makanan oleh penderitanya. Sementara menurut teori internal- eksternal orang obesitas hanya menyukai makanan yang menarik dilihat oleh mata dan memiliki rasa yang enak. Sementara pada zaman sekarang, makanan yang banyak dikonsumsi dan dianggap enak adalah makanan cepat saji yang mengandung banyak lemak serta pengawet yang membahayakan bagi tubuh. Dari hal tersebut terdapat pengaruh makanan terhadap obesitas.



C. Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini dengan studi pustaka berbagai macam sumber data dan info dari buku, internet, majalah dan berbagai sumber lainnya dengan menggunakan metode deskriptif.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan di bawah kulit karena faktor yang bermacam- macam baik internal seperti gen atau kepribadian maupun eksternal seperti lingkungan.

Pada penelitian ini dapat dijelaskan bahwa makanan adalah salah satu faktor yang dapat menimbulkan obesitas. Namun tidak semua makanan dapat memicu terjadinya obesitas, hanya makanan yang mengandung lemak dan karbohidrat tinggi yang dapat menimbulkan kegemukan. Hal ini dikarenakan, kebiasaan makan berlebihan dapat menimbulkan intake kalori yang merupakan salah satu penyebab terjadinya obesitas. Menurut psikologi dalam teori internal- eksternal orang obesitas hanya menyukai makanan enak yang pada jaman sekarang mengacu pada junk food. Selain itu, menurut model set point atau batasan, orang obesitas mempunyai batasan rasa kenyang yang lebih tinggi dibandingkan orang biasa karena memiliki sel lemak yang lebih tinggi.

Namun makanan yang berpengaruh baik bagi tubuh juga tidak sedikit, contohnya adalah buah- buahan dan sayur- sayuran. Jenis makanan ini mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dan untuk menyeimbangkan asupan karbohidrat dan lemak.

Penderita obesitas umunya mempunyai penyakit yang berbahaya seperti gagal jantung, kanker, dan diabetes mellitus yang merupakan penyakit pembunuh.

Penderita obesitas seringkali melakukan diet untuk menguruskan tubuh mereka.
Akhir- akhir ini sedot lemak juga merupakan alternatif yang mulai popular. Namun yang terpenting adalah melakukan aktivitas fisik agar energi yang masuk dapat seimbang dengan energi yang keluar.

























BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa obesitas adalah sebuah gangguan dikarenakan energi yang berlebihan didalam tubuh sehingga menyebabkan penimbunan sel lemak didalam tubuh khususnya di kulit. Obesitas dapat menyebabkan beberapa penyakit serius seperti penyakit kardiovaskular, gangguan pernapasan, diabetes, dan kanker yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Seseorang dapat dikatakan obesitas apabila mempunyai BMI > 30, obesitas juga dapat dilihat dengan pemeriksaan antropometrik. Anggota tubuh yang dapat dilihat antara lain dagu berbentuk ganda, lengan dan paha tampak membesar. Penderita obesitas dapat menurunkan berat badannya dengan melakukan diet atau tindakan medis seperti pembedahan atau sedot lemak. Namun yang terpenting memperbanyak aktivitas fisik dan memperbaiki pola makan dan makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dapat menimbulkan obesitas antara lain makanan yang mengandung pengawet, tidak bernutrisi serta mengandung karbohidrat dan lemak tinggi. Sementara makanan yang tidak menyebabkan obesitas antara lain sayuran, buah- buahan, dan makanan yang mengandung gizi seimbang.





B. Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat disampaikan dari hasil analisis dan kesimpulan diatas:

1. Penderita dan masyarakat harus mengetahui jenis makanan yang dapat menimbulkan obesitas dan tidak mengkonsumsinya sehingga berat badannya berkurang.

2. Menjalani salah satu terapi untuk menurunkan berat badan tergantung kemampuan dan tingkat keseriusan obesitas.

3. Lingkungan dan keluarga sebaiknya mendukung penderita untuk menurunkan berat badan.

Tidak ada komentar: