Jumat, 23 Oktober 2009

FAJAR BEREMBUN

FAJAR BEREMBUN
Oleh : Eka Windasari 19 September 2009

Pagi ini indah di pandang rembulan
Kuncup—Kuncup bunga berjalan meruai kata
Merajut benang—benang dedaunan sayap indah
Lampu—lampu berpijar mengedipkan mata

Bingkai hendak di pahat bebatuan di padang rumput
Bintang tersenyum memoriku terbuka
Ku buka pandang mata
Titik—titik henyutan senyap—senyap sinaps

Di hubung jeda pejatkan hampar jerapah badai
Serabut saraf dengan neuron terlepas dalam otak ku
Sepasang hipotalamus berunjuk terperanjat mengantuk
Larai pijat berundak di dekap bujangan karat

Hendak menutup mata tetapi hipofisis berkata
Terbangunlah aku di bunga– bunga yang bertaburan
Dimana kasih terkumpul di wadah tanpa batas
Dengan kepastian dalam tali yang erat

Dengan batas dua orang persetujuan dan satu orang mengikrarkan
Tetesan tinta mengukir goresan terhubung
Butir- butir penutup merangkul gemerlap pintaku
Di sebrang malaikat menuduhkan pusaran aura

Entah nirwanakah bukit- bukit terpancar
Di penghujung jembatan yang bertingkat sensorik
Perlahan- lahan merayap dalam terowongan mahar
Di situ cinta ku tumbuh untukmu sempurna

Tidak ada komentar: