Jumat, 23 Oktober 2009

PENYAKIT IMUNOLOGI ( AIDS dan HIV )

PENYAKIT IMUNOLOGI ( AIDS dan HIV )



PENGERTIAN
AIDS adalah kependekan dari ‘Acquired Immune Deficiency Syndrome’. AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Kecenderungan infeksi HIV pada perempuan dan anak aeningkat sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mencegah infeksi HIV pada perempuan, serta mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi. Untuk itu kita perlu upaya yang dikenal dengan PMTCT(Prevention of Mother to Child HIV Transmission).
Perkiraan Risiko dan Waktu Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Waktu Risiko
Selama Kehamilan 5 – 10%
Ketika Persalinan 10 – 20%
Melalui Air Susu Ibu 10 – 15%
Keseluruhan Risiko Penularan 25 – 45%
Faktor Resiko Penularan HIV
 Selama Kehamilan:
• Viral load ibu yang tinggi (infeksi baru / AIDS lanjut)
• Infeksi plasenta (virus, bakteri, parasit)
• Infeksi menular seksual
 Selama Persalinan:
• Viral load ibu tinggi
• Pecah ketuban dini (lebih 4 jam)
• Persalinan yang invasif
• Chorioamnionitis


 Selama Menyusui:
• Viral load ibu tinggi
• Durasi menyusui yang lama
• Makanan campuran pada tahap awal
• Mastitis / abses pada payudara
• Status gizi yang buruk
• Penyakit mulut pada bayi
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dikurangi (dari 25 - 45%) menjadi 2% jika dilakukan :
• Pemberian obat ARV pada saat kehamilan & persalinan
• Operasi seksio sesarea
• Pemberian susu formula, kepada bayi yang dilahirkan
PMTCT secara komprehensif menggunakan empat prong:
Prong Œ: Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduktif;
Prong : Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif;
Prong Ž: Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandungnya;
Prong : Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beserta
bayi dan keluarganya.


















TUJUAN
1. Memberikan pelayanan wanita hamil dengan HIV-AIDS.
2. Memilih persalinan wanita hamil dengan HIV-AIDS.
3. Mengetahui pengelolaan postpartum wanita dengan HIV-AIDS.



PROSEDUR

Pelayanan Kehamilan
• Setiap wanita hamil mendapatkan pelayanan seperti prosedur ANC
• Setiap wanita hamil mendapatkan informed consent tentang HIV-AIDS, dan meminta kesediaan untuk dilakukan test.
• Apabila hasil positif ibu hamil diharskan berkunjung ke klinik VCT
• Perlunya pemberian ARV profilaksis pada ibu hamil sesuai dengan skenario pemberian ARV.

Skenario Pemberian ARV
1. Odha dengan indikasi ART & kemungkinan hamil
Rejimen untuk ibu
ZDV (d4T) + 3TC + NVP
(hindari EFV)






2. Odha sedang menggunakan ART & kemudian hamil
Rejimen untuk ibu Rejimen untuk bayi
- Lanjutkan rejimen (ganti dgn NVP atau PI jika sedang menggunakan EFV pd trimester I)
- Lanjutkan dgn ARV yg sama selama & sesudah persalinan - ZDV 1 minggu + NVP dosis tunggal dlm 72 jam pertama; atau
- ZDV 1 minggu; atau
- NVP dosis tunggal dlm 72 jam pertama

3. Odha hamil dengan indikasi ART
Rejimen untuk ibu Rejimen untuk bayi
- ZDV (d4T) + 3TC + NVP
- Hindari EFV pada trimester pertama
- Jika mungkin hindari ARV sesudah trimester pertama - ZDV 1 minggu + NVP dosis tunggal dalam 72 jam pertama; atau
- ZDV 1 minggu; atau
- NVP dosis tunggal dlm 72 jam pertama


4. Odha hamil dan belum ada indikasi ART
Rejimen untuk ibu Rejimen untuk bayi
- ZDV mulai 28 minggu + NVP dosis tunggal pada awal persalinan - ZDV 1 minggu + NVP dosis tunggal dalam 72 jam pertama
Alternatif Alternatif
a. Hanya ZDV mulai 28 minggu a. ZDV 1 minggu
b. ZDV + 3TC mulai 36 minggu, selama persalinan, 1 minggu sesudah persalinan b. ZDV 1 minggu
c. NVP dosis tunggal pada awal persalinan c. NVP dosis tunggal dalam 72 jam pertama

5. Odha hamil dengan indikasi ART tetapi belum menggunakan ARV
Rejimen untuk ibu Rejimen untuk bayi
- ZDV mulai 28 minggu + NVP dosis tunggal pada awal persalinan - ZDV 1 minggu + NVP dosis tunggal dalam 72 jam pertama
Alternatif Alternatif
a. Hanya ZDV mulai 28 minggu a. ZDV 1 minggu
b. ZDV + 3TC mulai 36 minggu, selama persalinan, 1 minggu sesudah persalinan b. ZDV 1 minggu
c. NVP dosis tunggal pada awal persalinan c. NVP dosis tunggal dalam 72 jam pertama


6. Odha hamil dengan TB aktif
OAT yg sesuai tetap diberikan
Rejimen untuk ibu
Bila akan menggunakan ART:
- ZDV (d4T) + 3TC + SQV/r
Bila pengobatan mulai trimester III:
- ZDV (d4T) + 3TC + EFV
Bila belum akan menggunakan ARV:
- skenario 4

7. a. Bumil dalam masa persalinan & tidak diketahui status HIV
Tawarkan konseling dan testing dalam masa persalinan; atau konseling dan testing setelah persalinan (ikuti skenario 8)
Jika hasil tes positif:
Rejimen untuk ibu Rejimen untuk bayi
a. NVP dosis tunggal a. NVP dosis tunggal
b. Bila persalinan sudah terjadi à ikuti skenario 8; atau b. NVP dosis tunggal
c. ZDV + 3TC pada saat persalinan dilanjutkan 1 minggu setelah persalinan c. ZDV + 3TC selama 1 minggu

b. Odha datang pada persalinan & belum mendapat ART
Rejimen untuk ibu Rejimen untuk bayi
a. NVP dosis tunggal a. NVP dosis tunggal
b. Bila persalinan sudah terjadi à ikuti skenario 8;
atau b. NVP dosis tunggal
c. ZDV + 3TC pada saat persalinan dilanjutkan 1 minggu setelah persalinan c. ZDV + 3TC selama 1 minggu

8. Bayi lahir dari Odha yang belum pernah mendapat ART
Rejimen untuk bayi:
• NVP dosis tunggal sesegera mungkin; ditambah
• ZDV selama 1 minggu (usahakan diberikan sebelum 2 hari)


ACTG 076 Protocol

Antepartum : ZDV 300mg 2x/hr atau 200mg
3x/hr mg 14 sampai melahirkan
Intrapartum : ZDV IV 2mg/kg jam pertama,
lalu 1mg/kg/jam sampai
melahirkan
Postpartum : ZDV syrup 2mg/kg tiap 6 jam

Keamanan obat ARV untuk ibu hamil dan bayinya
 Semua obat ARV diketahui ada kaitannya dengan toksisitas
 Obat ARV dapat digunakan selama kehamilan:
• sebagai terapi kombinasi yang poten untuk ibu hamil
• sebagai obat profilaksis (tunggal, dua atau tiga macam) untuk mencegah infeksi HIV pada bayi

Risiko Profilaksis ARV
 Besarnya risiko profilaksis ARV terhadap perempuan, janin dan bayi tergantung kepada:
• waktu pajanan
• lama pajanan
• jumlah obat
 Perubahan fisiologi selama kehamilan mempengaruhi distribusi, metabolisme dan eliminasi obat, sehingga menyulitkan prediksi farmakokinetik ARV
 Studi farmakokinetik utk ZDV, 3TC, ddI, d4T dan NVP à tidak perlu penyesuaian dosis

Toksisitas dan kontra-indikasi NRTI
 Efek samping tersering dari ZDV, ZDV+3TC: mual, sakit kepala, mialgia, insomnia dan biasanya berkurang jika tetap diberikan
 Kontra indikasi ZDV, ZDV+3TC: alergi obat, Hb < 7 g/dL, netropenia (<750 sel/mm3), disfungsi hepar atau ginjal yang berat

Toksisitas dan kontra-indikasiNRTI
 Efek toksik pada ibu hamil jarang namun berbahaya: asidosis laktat, hepatic steatosis, pankreatitis, toksisitas mitokondria lain.
 Toksisitas jangka pendek pada bayi (ZDV) yg penting: anemi (makin lama pajanan makin berat anemi dan reversibel)

Toksisitas dan kontra-indikasi NNRTI
 Efek samping terbesar dari NVP: hepatotoksisk dan ruam kulit (jarang).
• Jumlah CD4 > 250: hepatotoksik 10x dp CD4 yg rendah
 Kontra indikasi NVP: alergi thd NVP atau derivat benzodiazepine


Toksisitas dan kontra-indikasiNNRTI
• Pada janin: jika pajanan lama à toksisitas hematologi termasuk netropeni, hepatotoksik, ruam kulit

Pemberian ARV
• Di bawah pengawasan dokter
• Jelaskan efek samping yang dapat terjadi
• Post partum, ARV dilanjutkan untuk meningkatkan kualitas hidup ibu
• Sebaiknya ada pendamping minum ARV, karena tingkat kepatuhan sangat menentukan efektivitas hasil penggunaan ARV


Pelayanan Persalinan
• Persalinan ibu hamil dengan HIV-AIDS adalah operasi seksio sesarea (SC).
• Pelaksanaan operasi harus sesuai dengan prosedur Kewaspadaan Universal.

Pelayanan Post-partum
• Pelayanan post partum sesuai dengan prosedur pengelolaan pasca SC
• Pelaksanaan pelayanan harus memperhatikan prosedur Kewaspadaan Universal.

Tidak ada komentar: