KONSEP DASAR NIFAS
Ada beberapa pengertian masa nifas, diantaranya:
• Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002)
• Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 28 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet and Brown. 1999, P: 590)
Menurut Saifudin (2002), + 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum.
• PRINSIP, TUJUAN DAN SASARAN ASUHAN MASA NIFAS:
Peningkatan kesh. Keluarga Fisik dan psikologis
Identifikasi penyimpangan dari kondisi normal baik fisik maupun psikis
Mendorong agar dilaks. Metode yang sehat ttg pemberian makan anak dan peningkatan pengembangan hub. Antara ibu dan anak yang baik
Mendukung dan memperkuat percaya diri ibu dan memungkinkan ia melaks. peran ibu dlm situai kel. Dan budaya khusus
Pencegahan, diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada ibu
Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
Imunisasi ibu terhadap tetanus
• PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN:
Memberikan perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu secara partnership dengan ibu.
• TAHAPAN MASA NIFAS
2 – 6 jam PP
2 – 6 hari PP Tidak perlu diaplikasikan secara
2 – 6 minggu PP kaku
“ Penekanan pada kepastian agar semua oibu mendapatkan akses terhadap asuhan postpartum dan informasi tentang kapan mendapatkan asuhan tersebut ”
BREAST FEEDING
ANATOMI DAN FISIOLOGI PEMBERIAN ASI
PROSES PEMBENTUKAN PENGELUARAN/EKSKRESI ASI:
• Selama Kehamilan Hormon Estrogen Dan Progresteron :
• Menginduksi Perkembangan Alveolus Dan Duktus Laktiferus Di Dalam Mamae
• Merangsang Produksi Kolostrum
• Estrogen Turun ----- Naiknya Kadar Prolaktin
• Sering Disusukan ----- Produksi Prolaktin berkesinam-bungan
• Pelepasan Asi Dibawah Kendali Neuro-Endokrin
• Menghisap ----- Produksi Oksitosin (Let Down)
REFLEKS MATERNAL TERHADAP BREAST FEEDING
1. PRODUKSI ASI
2. LET – DOWN
• Pemberian ASI penting bagi ibu dan bayi
• Ibu merasakan kepuasan
• Usaha di beberapa negara untuk meningkatkan pemebrian ASI -------> harus ditunjang support ke ibu
• Usaha penggalakan ASI saat antenatal ---- tapi saat persalinan mendapat analgetik, sedative, bayi dipisah dg ibu ------ mengganggu pemberian ASI pertama kali
PEMBERIAN DAN MEMPERTAHANKAN PEMBERIAN ASI DIPENGARUHI OLEH:
1. PERSIAPAN ANTENATAL
2. KAPAN WAKTU PERTAMA KALI MEMBERIKAN ASI
3. POSISI
4. FREKUENSI DAN LAMANYA MENYUSUSI
5. SUPLEMEN BAGI BAYI DAN IBU
6. SUPPORT KEPADA IBU
7. MASALAH SEPUTAR MENYUSUI
MASALAH YANG SERING MUNCUL:
• PUTTING SUSU LECET
Merup. Masalah tersering ( 57 %)
Penyebab:
Kesalahan tehnik menyusui
monoliasis/sariawan mulut bayi yg menular ke putting
pemakain sabun, alcohol, krim atau zat iritan lain
Bayi dg tali lidah (frenulum lingue) yang pendek
menghentikan menyusu kurang hati-hati
Manajemen:
• Susukan pada putting yg normal terlebih dahulu
• < frekensi dan lamanya menyusu pada putting yg lecet
• Tehnik menyusui yang benar
• Bekas ASI tdk perlu dibersihkan, cukup diangin-anginkan ------ pelembut putting dan anti infeksi
• Hindari sabun, alcohol atau zat iritan lain
• Bubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yg sudah dimasak k/p
• Sering menyusui ----- menghindari payudara penuh dan bayi tdk menyusu dg keras
• Periksa bayi apakah ada moniliasis -- beri nistatin
• PAYUDARA BENGKAK (ENGORGMENT)
Penyebab:
• Statis pembuluh darah dan limfe ----- Tekanan intraduktal ---- tek. Seluruh payudara
• ASI tdk disusukan dg adekwat
• Sumbatan pada duktus ( putting tdk dibersihkan dan BH ketat)
Konsekwensi engorgment:
supply ASI
lecet putting
penyapihan dini
resiko mastitis
Manajemen:
Tujuan: kenyamanan ibu shg bisa terus memberika ASI
dan produksi ASI
• Sering disusukan
• Gunakan BH yang menyangga dan sesuai
• Kompres dingin
• Kompres hangat atau diperas sebelum disusukan
• Analgetik ringan
• Tehnik menyusui yang baik
• Hindari nipple shield
Engorgment VS payudara penuh
Karakteristik Payudara penuh Engorgment
Onset
Lokasi
Bengkak
Panas
Nyeri
Palpasi
Maternal
Suhu 2-4 hari
keduanya
menyeluruh
kadang
tidak ada
lunak
merasa baik
< 38 C 2 – 10 hari
keduanya
menyeluruh
selalu
selalu
keras
tidak nyaman
> 38 C
• SALURAN SUSU TERSUMBAT (OBSTRUCTIVE DUCT)
Penyebab: saluran yang tidak efektif karena:
Posisi dan tehnik yang salah sewaktu menyusui
Hisapan yang kurang baik
Tidak sering disusukan termasuk tidak disusukan
Tekanan jari ibu, tidur atau baju waktu menyusui
Pemakain BH yang ketat
Stress dan kelelahan
Sumbatan pada puting
Komplikasi dari: putting lecet, payudara bengkak
Gejala:
o Benjolan terlihat jelas dan lunak
o Nyeri, bengkak yang terlokalisir
o Kadang meradang dan merasa tidak nyaman, panas
Manajemen:
Masase
Kompres panas dingin secara bergantian
Keluarkan ASI setelah menyusui bila masih terasa penuh
Ubah posisi menyusui
• MASTITIS
Penyebab:
Payudara bengkak yg tidak disusukan dg adekwat
Putting lecet shg pintu masuk kuman
BH yg terlalu ketat
Nutrisi ibu jelek (anemi, kurang istirahat)
Gejala:
Bengkak, nyeri local / keseluruhan
Kemerahan local / keseluruhan
Payudara keras / merongkol
Badan panas atau rasa sakit umum
Manajemen:
Menyusui diteruskan, ubah posisi menyusui
Kompres hangat sebelum dan kompres dingin setelah disusukan
Payudara yang terkena disusukan terlebih dulu --- payudara kosong
Masase dan peras setelah menyusui k/p
Pakai baju / BH longgar
Istirahat, cairan dan analgetik
Diberi antibiotik dg pertimbangan:
• Mastitis yang berat
• Sumbatan saluran yg mengarah ke mastitis
• Kondisi ibu lemah baik sebelum dan selama manajemen spt diatas
• Bila cara diatas tidak menghilangkan radang dalam 12 jam
• THRUSH atau CANDIDA ALBICANS
Tanda:
• Kurang jelas
• Kadang putting berwarna kemerahan
• Kadang ada bercak putih
• Riwayat menyusui tanpa nyeri
Faktor predisposisi:
Lecet putting atau luka
Riwayat sebelumnya
DM
Bayi dg thrush du mulut
KB per oral ??
Pengobatan steroids
Stress
Candida di hub. Dg mastitis kambuhan
Gejala:
Nyeri pada putting dan tdk akan hilang dg perubahan posisi atau tehnik yang baik
Rasa panas pada putting selama disusukan dan terus sampai setelah disusukan
Nyeri menjalar ke payudara
Kadang nyeri mulai setelah selesai disusukan
Manajemen:
• Ibu:
1. Topical:
• Daktarin oral gel atau zalp utk putting
• Nystatin
Oleskan tipis pada putting dan areola setelah disusukan samapi nyeri berkurang, kemudian 2 kali sehari sampai 3 – 4 mg. Biarkan kering setelah dioleskan
• Gentian violet 0,5 % ?
2. Oral
Nystatin kapsul, Fluclonazole, Lactobacillus, Aciophilus tetes, yoghurt
• Bayi
Daktarin oral gel, oleskan dg cotton bud setelah menyusu selama 1 mg atau nystatin tetes
Teruskan selama 2 – 3 mg
Obati thrush pada pantat (kalau ada)
Bila ibu kena thrush, bayi tetap diobati walaupun tidak ada gejala
Tindakan umum:
Hygiene
Jaga kebersihan / hindari penularan
Sterilkan botol / nipple shield
• ABSES PAYUDARA
Komplikasi dari mastitis
Gejala:
• Ibu tampak lebih parah sakitnya
• Payudara lebih merah mengkilap
• Benjolan lebih lunak (berisi nanah)
Manajemen
• Susukan pada payudara yg normal, payudara yg sakit diperas utk sementara (tdk disusukan)
• Antibiotik dan analgetik
• Insisi k/p
• KELAINAN ANATOMIS PADA PUTTING SUSU (INVERTED, FLATT NIPPLE)
Diketahui dg cara menjepit putting susu dg ibu jari telunjuk: menonjol -----normal
Bila diketahu pada masa kehamilan ---- tehnik Hoffman
Bila sampai bayi lahir, putting susu masih inverted, maka:
• Susukan pada putting yg normal (kalau hanya satu yg inverted)
• Kompres dingin pada putting yg kena ----- menambah protaktilitas dari puting
• Tehnik Hoffman dan gunakan breast shield pada waktu tdk menyusui ----- menambah protaktilitas dari putting
• Belum berhasil ---- pompa / peras (tdk semua kelainan putting bisa dikoreksi)
• IBU BEKERJA
Untuk mencegah penurunan produksi ASI dan penyapihan awal:
1. Susui bayi sebelum berangkat kerja dan peras ASI
2. Bila mungkin, ibu pulang utk menyusui
3. Bayi sering disusui setelah ibu pulang dan malam hari
4. Tidak menggunakan susu formula pada hari libur
5. Cuti melahirkan
PENYIMPANAN ASI
ASI SUHU RUANG LEMARI ES FREEZER
Setelah diperas 6-8 jam (26 C atau kurang) 3 – 5 hari ( 4 C atau kurang) 2 minggu
3 bulan dg pintu sendiri
6-12 bln ( -18 C / kurang)
Dikeluarkan dari freezer, disimpan dlm lemari es (tdk dihangatkan) 4 jam atau kurang (minum berikutnya) 24 jam Jangan dibekukan ulang
Dikeluarkan dari lemari es (dihangatkan) Langsung diberikan 4 jam / minum berikutnya Jangan dibekukan ulang
Sisa minum bayi Minum selanjutnya buang buang
PERAN BIDAN DALAM MENDUKUNG PEMBERIAN ASI
Peran awal:
• Yakinkan bahwa bayi memperoleh ma/ yg mencukupi dari payudara ibunya
• Bantu ibu shg mampu menyusui bayinya sendiri
Peran yg mendukung pemberian ASI:
• Biarkan bayi bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa jam pertama --------Membina ikatan/ hubungan
• Ajarkan merawat payudara yang sehat
Hindari mengoleskan krim, minyak, alkohol atau sabun pada putting susu
• Bantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
Dengan posisi menyusui yang benar
Tanda bayi dalam posisi yang baik pada payudara:
Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
Areola tidak akan bisa terlihat jelas
Dapat dilihat hisapan lamban dan dalam serta menelan
Bayi terlihat senang dan tenang
Ibu tidak merasakan nyeri pada putting susu
• Rawat gabung / Rooming –in
Mudah menyusui dan dg mudah mengenali tanda-tanda bayinya lapar
• Memberi ASI pada bayi SESERING MUNGKIN
BBL tiap 2 – 3 jam atau 10 – 12 / 24 jam
Kalau tidur panjang, bangunkan dan beri ASI max. tiap 4 jam
• HANYA berikan kolostrum dan ASI saja
• Hindari susu botol dan “dot empeng”
Menyebabkan bingung putting atau tidak menghisap dengan baik
POGRAM LAKTASI:
Suatu program multidepartemental yg melibatkan bagian yg terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yg komprehensif dan terpadu pada ibu hamil, ibu menyusui dan bayinya, bahkan seluruh anggota keluarga yang mencakup masa prenatal, segera sesudah melahirkan dan sesudah ibu dan bayinya dipulangkan dari RS / klinik
Meliputi:
1. Bimbingan antenatal
2. pelayanan pascanatal yang terarah
3. konsultasi per telepon selama 24 jam
4. evaluasi proses menyusui di Klinik Laktasi
5. Konsultasi untuk NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
6. Pendidikan petugas kesehatan
10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI (TEN STEPS TO SUCCESSFUL BREASTFEEDING)
(WHO / UNICEF 1989, isi dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI)
1. Buatlah kebijaksanaan tertulis mengenai pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas pelayanan kesehatan
2. Latihlah semua petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan hal - hal yang disebutkan dalam kebijaksanaan tertulis mengenai pemberian ASI
3. Beritahukan kepada ibu hamil tentang keuntungan pemberian ASI dan manajemen laktasi
4. Bantulah para ibu mengawali pemberian ASI dalam setengah jam pertama setelah melahirkan
5. Tunjukan kepada ibu – ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi walaupun mereka harus terpisah dari bayi mereka
6. Jangan beri makanan atau minuman lain kepada bayi yang baru lahir selain ASI, kecuali ada indikasi medis yang jelas
7. Praktekkan rawat gabung, biarkan ibu dan bayi tetap bersama dalam 24 jam sehari
8. Anjurkan pemberian Asi tanpa terjadwal (on demand)
9. Jangan diberi dot atau kempeng kepada bayi yang sedang menyusu
10. Bantulah perkembangan kelompok pendukung ASI dan rujuklah ibu kepada kelompok tersebut, setelah ibu keluar dari Rumah Sakit
KRITERIA EVALUASI PEMBERIAN ASI:
1. LATCH – ON
2. Posisi
3. Let- down
4. Kondisi putting
5. Respon bayi
6. Respon ibu
LATCH SKORE
0 1 2
L (latch) Terlalu ngantuk Diulang-ulang
Putting dimulut
Dg stimulasi Memegang payudara, Lidah dibawah putting, ada rytme menelan
A (Audible swallowing) Tidak ada Dengan sedikit stimulasi Spontan dan jarang, pada bayi < 24 jam
Spontan dan sering, pada bayi > 24 jam
T (Type of nipple) Terbenam Datar Menonjol
C (Comfort payudara dan puting) Bengkak
Lecet, perdarahan, kemerahan putting
Sangat tidak nyaman
Kemerahan Lunak dan lembek
H (Hold / positioning) Dengan bantuan penuh (staf menyangga bayi pada payudara) Bantuan sedikit (memberi bantal untuk menyangga)
Staf menyangga bayi kemudian digantikan ibu Tanpa bantuan
Ibu mampu memposisikan bayi
DISKUSI:
1. Bila seorang ibu menyatakan bahwa ia ingin memberikan minum dari botol atau air, apa yang anda katakana kepadanya?
2. Ibu primipara sedang menyusui bayinya. Anda memperhatikan bahwa hanya ujung putting susu ibu saja yang masuk kedalam mulut bayi. Apa yang anda lakukan dan katakana?
KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS
• NUTRISI DAN CAIRAN
Tidak ada kontra indikasi pemberian nutrisi setelah persalinan
Harus mendapatkan nutrisi yang lengkap dg tambahan kalori dari sebelum hamil (200 – 500 kal )
Mempercepat pemulihan kesehatan dan kekuatan
Meningkatkan kwalitas dan kwantitas ASI
Bisa mencegah terjadinya infeksi
• AMBULASI
Ambulasi sedini mungkin kecuali ada kontra indikasi
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah resiko thrombophlebitis
Meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan KK ------ mencegah distensi abdominal dan konstipasi
Jelaskan tujuan dan manfaat ambulasi dini
Ambulasi dilakukan secara bertahap sesuai kekuatan ibu
• ELIMINASI: B.A.B / B. A K
Observasi distensi abdomen, palpasi dan auscultasi ----- post SC
Observasi untuk 2 kali b.a.k harus dalam 4 – 8 jam pertama dan min. 200 cc.
Anjurkan untuk minum banyak cairan dan ambulasi
Rangsang untuk berkemih : sitz bath utk menguranmgi odeme dan relaksasi sphincter, kompres hangant / dingin
K/P kateter sewaktu
• KEBERSIHAN DIRI / PERINEUM
Sering membersihkan perineum ---- meningkatkan kenyamanan dan mencegah resiko infeksi
Paling sering: menggunakan air hangat yang mengalir (bisa ditambah larutan antiseptik) diatas vulva dan perineum setelah bak/ bab
Hindari penyemprotan langsung
Ajarkan ibu untuk mebersihkan sendiri
• ISTIRAHAT
Membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup
Istirahat sangat penting utk ibu yg menyusui
Tindakan rutin (di RS) hendaknya jangan mengganggu waktu istirahat dan tidur ibu
• SEKSUAL
Sering menjadi perhatian ibu dan keluarga
Didiskusikan mulai hamil dan diulang pada post partum berdasarkan budaya dan kepercayaan ibu dan keluarga
Dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum dan penurunan hormon steroids setelah persalinan
Keinginan sexual ibu rendah: level hormon rendah, adaptasi peran baru, fatigu (kurang istirahat dan tidur)
Penggunaan kontrasepsi (ovulasi tjd pada + 6 mg) karena kembalinya ke dalam masa subur tidak bisa diprediksi
Menstruasi tjd pada + 9 mg / 4-8 mg (ibu tdk menyusui) dan + 30 – 36 mg / 4 – 18 bulan)pada ibu yang menyusui)
• LATIHAN / SENAM NIFAS
Utk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan meningkatkan otot- otot punggung, pelvis dan abdomen
Kegel exercise: utk membantu penyembuhan luka perineum,
POST NATAL BLUES / BABY BLUES
Periode emosional stress yang terjadi antara hari ke tiga dan ke 10 setelah persalinan.
80% pada ibu post partum
Karakteristik: iritbilitas meningkat, perubahan mood, cemas, pusing dan perasan sedih dan kesendirian
Penyebab: ada beberapa faktor yang berperan:
Perubahan level hormon yang terjadi secara cepat
Ketidaknyamanan yang tidak diharapkan (payudara bengkak, nyeri persalinan)
Kecemasan setelah pulang dari RS/ tempat bersalin
Brest feeding
Perubahan pola tidur
Manajemen:
Tidak ada perawatan khusus pada post partum blues jika tidak ada gejala yang signifikan
Empathy dan support dari keluarga dan staf
Jika gejala tetap ada lebih dari 2 minggu ---- bantuan profesional
DEPRESI POST NATAL
Terjadi antara 10% - 20%
Yang sering terjadi pada ibu post partum
Bisa terjadi ringan sampai berat
Bisa terjadi pada primi atau multi
Gejala bisa muncul pada 1 tahun pertama, lebih sering pada 4 bulan pertama setelah persalinan
Gejala ada selama 2 minggu atau lebih
Jika depresi parah, akan mengganggu kegiatan seperti makan, tidur dan berpikir
Gejala bisa meliputi :
Fisik
• Gangguan tidur (insomnia, banyak tidur, bangun tengah malam)
• Perubahan rasa (tidak mau makan, banyak makan) dan berat badan
• Menarik diri dari lingkungan
• Kurang energi dan tidak ada motivasi
• Kehilangan keinginan sexual
• Kelelahan
• Sakir kepala
Psikis
• Perasaan seperti tidak mampu, tidak berharga, persaan kosong dan merasa gagal menjadi ibu
• Perasaan marah, bersalah, malu
• Iritabel
• Mood yang rendah yang berlangsung lama
• Percaya diri yang rendah
• Sedih
• Cemas (tanda cemas termasuk : keluar keringat, pusing, nadi meningkat, kesulitan bernapas dan peningkatan TD)
• Serangan panik dan phobi
• Takut yang tidak beralasan
• Perasaan bingung, tidak konsentrasi, daya ingat buruk
• Apatis
• Menolak atau terlalu dekat dengan bayinya
• Berpikiran untuk bunuh diri
FAKTOR RESIKO DEPRESI POST NATAL
Tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan depresi post natal
1. FAKTOR BIOLOGIS
Sensitif terhadap peningkatan hormon selama kehamilan (pregesteron, estrogen, kortisol dan prolaktin)
Penyakit post natal lain
2. FAKTOR PSYKOLOGIS
Riwayat depresi
Keluarga punya riwayat depresi
Depresi selama kehamilan
Harga diri rendah
Hubungan antara ibu dan anak yang kurang baik
Trauma hidup (kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan)
3. SOCIAL KULTURAL
Hubungan yang tidak harmonis dengan pasangan/suami
Tidak ada suport dari suami, keluarga dan teman
Kesulitan financial
Harapan yang tidak realistik
Isolasi sosial
Faktor lain yang mungkin berkontribusi:
Usia ibu terlalu muda
Usia ibu terlalu tua
Kesulitan punya anak karena infertilitas
Tidak menyusui bayinya
Single ibu / berpisah
Hamil yang tidak diharapkan
Lahir di lingkungan asing
Riwayat abortus, lahir meningal atau bayi meningal
Suport yang tidak baik selama persalinan
Komplikasi selama pesalinan
Trauma persalinan
Prematur atau post matur
Ibu atau bayi sakit
Masalah pada bayi (kesulitan tidur, makan atau rewel)
Riwayat seksual yang buruk
HARAPAN
1. MYTHOS
Menjadi ibu adalah alamiah dan berdasarkan intuisi
Mengurus keluarga (anak) adalah sepenuhnya tanggung jawab ibu
Menjadi ibu adalah peran utama seorang wanita
Menjasi ibu yang super
2. KENYATAAN
Menjadi ibu tidak berdasarkan intuisi tapi membu tuhkan pembelajaran tentang skill
Menjadi ibu tidak datang secara alamiah
Tanggung jawab merawat bayi
DAMPAK DEPRESI POST NATAL TERHADAP HUBUNGAN RELASIONSHIP
1. SUAMI / PASANGAN
2. BAYI
3. ANGGOTA KELUARGA LAIN
4. TEMAN
DISKUSI:
1. Peran bidan dalam menciptakan terjadinya ikatan antara bayi dan ibu dalam jam pertama sesudah kelahiran ?
2. Perilaku normal orang tua ketika pertama kali melihat bayinya ?
3. Perilaku yang harus diwaspadai dalam ikatan bayi dan ibu serat penatalaksanaannya ?
4. Tanda-tanda, gejala dan etiologi kemurungan masa nifas ?
5. Penatalaksanaan secara tradisional (bila ada) dan secara kebidanan bagi kemurungan masa nifas ?
6. Faktor resiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah dari kemurungan masa nifas ?
7. Tanda-tanda dan gejala pada reaksi psikologis yang lebih parah dan penanganannya ?
BOUNDING ATTACHMENT
Pengertian Bounding Attachment menurut beberapa ahli, antara lain:
• Interaksi orang tua dan bayi secara nyata baik fisik, emosi dan sensori pada menit-menit dan jam-jam pertama segera setelah bayi lahir (Klause dan Kennel, 1983)
• Bonding menurut nelson (1986) adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir
• Attachment menurut nelson (1986) adalah ikatan yang terjaloin diantara individu meliputi pencurahan perhatian, hubungan emosi dan fisik yang akrab
• Menurut Bennet and Brown (1999) pengertian Bonding adalah terjadi hubungan orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, sedangkan attachment adalah pencurahjan kasih sayang diantara individu
• Bonding Attachment yaitu permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antar orang tua dan anak pada pertemuan pertama (Brozelton dalam Bobak, 1995)
• Parmi (2000) mendefinisikan sebagi suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir
• Menurut Perry (2002)Bonding adalah proses pembentukan attachment atau membengun ikatan, dan attachment adalah suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas – kualitas khusus yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi
• Bonding attachment yaitu sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi (Subroto cit Lestari, 2002)
Jadi dapat disimpulkan, Bonding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi baru lahir meliputi pemberian kasih sayang, pencurahan perhatian yang saling tarik menarik.
SIBLING RIVALRY
Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam keluarga dapat menimbulkan suatu krisis situasional yang sebaiknya perlu dipersiapkan pada anak usia todler (1-3 tahun) terutama pada anak pertama dimana ia mempunyai pengalaman dengan posisi yang menyenangkan menjadi nomer Satu
Pengertian
Sibling Rivalry menunjuk pada kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak sehubungan dengan kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga yang dalam hal ini adalah saudara sekandung
Perubahan sikap & perilaku dg kehadiran sibling
Respon yang dapt ditunjukan oleh anak antara lain:
• memukul bayi
• mendorong bayi dari pangkuan ibu
• menjauhkan putting susu dari mulut bayi
• secara verbal menginginkan bayi kembali ke perut ibu
• ngompol lagi
• kembali tergantung pada susu botol
• bertingkah agresif
Antisipasi terhadap perubahan sikap & perilaku
Siapkan secara dini untuk kelahiran bayi
Mulai kenalkan dengan organ reproduksi dan sexual
Beri penjelasan yang kongkrit tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan menunjukan gambar sederhana tentang uterus dan perkembangan fetus
Beri kesemaptan anak untuk ikut gerakan janin
Libatkan anak dalam perawatan bayi
Beri pengeertian mendasar tentang perubahan suasana rumah seperti alasan pindah kamar
Lakukan aktifitas yang biasa dan lakukan dengan anak seperti mendongeng sebelum tidur atau piknik bersama
ASUHAN IBU MASA NIFAS NORMAL
Tujuan proses penatalaksanaan kebidanan:
• Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
• Memberikan konseling untuk ibu dan keluarga (cara mencegah perdarahan, mengenali tanda bahaya, gizi yang baik serta mempraktekkan kebersihan yang aman)
• Memfasilitasi hub. Dan ikatan batin antara ibu – bayi
• Memulai dan mendorong pemberian ASI
PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEHNIK
Minimal 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kunjungan I (6 – 8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
• Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
• Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk bila ada perdarahan berlanjut
• Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
• Pemberian Asi awal
• Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
• Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
• Memastikan involusio uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawa umbilicus, tidak ada perdarahan yang abnormal, tidak ada bau
• Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
• Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
• Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda – tanda penyulit
• Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
• Sama seperti di atas ( 6 hari setelah persalinan)
Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
• Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayi alami
• Memberi konseling untuk KB secara dini
PENGKAJIAN DATA FISIK
Komponen pemeriksaan fisik dan penilaian:
• Kesehatan umum : bagaimana perasaan ibu
• Tanda- tanda vital
• Payudara
• Uterus
• Fundus
• Kandung kemih
• Genetalia
• Perineum
• Lokia
• Kandung kemih
• Extremitas bawah
Pemeriksaan Fisik:
• Pemeriksaan post partum harus menggunakan semua indera:
Observasi ---- body language, mata, kondisi kulit dan warna
Mendengarkan secara aktif
Informasi
Sentuhan
Penciuman
Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu
• bagaimana perasaan ibu
• Pengetahuan ibu tentang perawatan diri masa nifas
• Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi
• Pengetahuan ibu tentang nutrisi untuk ibu dan bayi
Riwayat kesehatan Ibu:
• Umur dan paritas
• Gol darah dan Rhesus
• Hb yang terbaru
• Riwayat penyakit/keluhan sewaktu hamil (Pre eklampsi, obat yang dikonsumsi dan resiko depresi)
• Kejadian sewaktu persalinan (jumlah perdarahan, trauma dan analgetik)
• Status fisik dan psikis ibu
• Kondisi bayi sewaktu lahir (Apgar score), BB dan pemeriksaan awal
• Metode yang dipilih untuk makan pada bayi
• Hasil screening test ----- yg memerlukan inform consent orang tua
• Kebutuhan ibu baik secara keluarga dan sosial yang relevant deng post natal
• Harapan ibu tentang lama dirawat dirumah sakit / RB
Pengkajian secara umum:
• Kesehatan umum / keadaan umum?
pucat, cyanosis, kelelahan yang berlebihan, tidak nyaman, menahan sakit, Terpasang infus ? dll
• Vital sign
Nadi, Respirasi, Temperatur, TD
jam I ------ setiap 15 menit
jam II ------ setiap 30 menit
24 jam I --------- setiap 4 jam
• Uterus
Fundus, konsistensi, kontraksi, penurunan
• adanya nyeri ?
• Perineum:
Obs. Jml perdarahan dan bau, clots, kondisi jahitan, edema, achymosis, nyeri serta hemoroids.
• Jika post SC----
DC ?
Check kondisi luka dan tanda-tanda perdarahan
• Kandung Kemih ----- palpasi adanya distensi
• Abdomen ---- cesk distensi,
MERUMUSKAN DIAGNOSA /MASALAH AKTUAL
1. MASALAH NYERI
Dikarenakan mungkin adanya oedem perineum, luka episiotomy atau ketidaknyamanan otot – otot genetalia secara umum
2. PERUBHAN POLA TIDUR
Sering bangun malam dikarenakan menyusui bayinya atau perawatan bayi
3. MASALAH CEMAS, PERAWATAN PERINEUM, PAYUDARA, ASI EKSLUSIF
Kurang pengetahuan
4. MASALAH KB, GIZI, TANDA BAHAYA, SENAM, MENYUSUI
Kurang pengetahuan
5. KOPING KELUARGA
Perubahan peran
MERUMUSKAN DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL:
1. GANGGUAM POLA ELIMINASI URINE
Dihubungkan dengan dysuria atau retensi urin
2. KONSTIPASI
Dikarenakan takut adanya jahitan perineum atau nyeri
3. GANGGUAN HUBUNGAN SEXUAL
Dikarenakan takut adanya jahitan perineum atau nyeri
4. MASALAH INFEKSI
Dihubungkan dengan adanya jahitan perineum dan penurunan daya tahan tubuh
MERENCANAKAN ASUHAN KEBIDANAN
1. EVALUASI SECARA TERUS MENERUS
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
2. GANGGUAN RASA NYERI
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
3. MENGATASI INFEKSI
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
4. MENGATASI CEMAS
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
5. MENJELASKAN TENTANG GIZI, KB, TANDA BAHAYA, HUBUNGAN SEXUAL,
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
6. SENAM NIFAS, PERAWATAN PERINEUM, PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
7. MEMBERIKAN KENYAMANAN PADA BU
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
8. MEMBANTU IBU UNTUK MENYUSUI BAYINYA
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
9. MEMFASILITASI MENJADI ORANG TUA
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
10. PERSIAPAN PASIEN PULANG
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
11. ANTICIPATORI GUIDANCE
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
12. DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
13. HEALTH EDUCATION:
• NUTRISI
Ibu menyusui harus:
Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan itamin yang cukup
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
Tablet besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memerikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya
• HYGIENE DAN PERAWATAN PERINEUM
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekita ulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau diseterika
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminya
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
• ISTIRAHAT DAN TIDUR
Anjurka ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
Kurang istirahat jika akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
Mengurangi jumlah produksi AsI
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
• AMBULASI DAN LATIHAN
Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehinga mengurangi rasa sakit pada pungggung
Jelaskan bahwa latihan tertensu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
• Dengan tiur terlentang lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan naps dan angkat dagu ke dada: tahan satu hitingan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kalli
• Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan Kegel)
Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan etiap gerakan ebanyak 30 kali.
• PERAWATAN PAYUDARA
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Menggunakan BH yang menyokong payudara
Apabila putting susu lecet oleskan kolustrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet.
Apabila lecet sangat beratdapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4 –6 jam
Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
• Pengompresan payudara dengan mennggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
• Urut payudara dariarah pangkat menuju putting atau gunakan sisir untuk menngurut payudara dengan arah “ Z ” menuju putting.
• Keluarkan ASI sebagiandari bagian depan payudara sehingga putin susu menjadi lunak
• Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan
• Letakkan kain dingain pada payudara setelah menyusui
• Payudara dikeringkan
HUBUNGAN SEXUAL
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
• KELUARGA BERENCANA
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merenanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluargannya dengan mengajarkan kepada meraka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasany wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendaptkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
• Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
• Kelebihan / keuntungnnya
• Kekurangannya
• Efek samping
• Bagaimana menggunkan metode itu
• Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita paska salin yang menyusui
Jika seorang ibu / pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknnya untuk bertemu denganya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
1. TINDAKAN MANDIRI
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
2. KOLABORASI
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
3. TINDAKAN PENGAWASAN
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
4. PENDIDIKAN / PENYULUHAN
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
TINDAKAN LAZIM YANG TIDAK BERMANFAAT, BAHKAN DAPAT MEMBAHAYAKAN:
TINDAKAN DESKRIPSI / KETERANGAN
Menghindari makanan berprotein seperti ikan atau telur Ibu menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 kalori perhari
Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas (2 – 4 jam pertama)
Selama 1 jam pertama, petugas perlu memeriksa fundus setiap 15 menit dan melakukan masase jika kontraksi tidak kuat; selama 1 jam kedua masa nifas petugas perlu memeriksa fundus setiap 30 menit dan melakukan masase jika kontraksi tidak kuat.
Penggunaan pembebat perut selama masa kritis membuat sulit bagi petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi uterus, untuk melakukan masase uetrus jika diperlukan dan memperkirakan banyak darah yang keluar.
Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi
Merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri
Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa nifas yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran
Masa transisi adalah masa kritis untukikatan dan bagi bayi untuk memulai menyusu. Bayi baru lahir pada 2 jam pertama setelah kelahian merupakan masa paling siaga; setelah masa ni, ia biasanya tidur.
EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
1. TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN
2. EFEKTIFITAS TINDAKAN UNTUK MENGATASI MASALAH
3. HASIL ASUHAN
REFERENSI:
1. Bennet and Brown (1999). Myles Texbook for Midwives (13th Ed). UK London
2. Dickason. E. J. (1998). Maternal – Infant Nursing (3rd Ed.)St.. Louis: Mosby
3. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Buku IV, Asuhan kebidanan pada Ibu Post Partum. Jakarta
4. Olds SB, London ML & Ladewig PW. (2000). Maternal Newborn Nursing : A family and Community- Based Approach. 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall Health.
5. Reeder. S. J. (1997). Nursing, Family Health and reproduction (18th Ed. ) Philadelpia: Lippincot - Raven
6. Saifudin AB. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matrenal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. WHO. (2001). Panduan Praktis maternal dan Neonatal. Jakarta
8. Women’s health Queensland Wide and Women’s Infolink. (1999). Understanding Postnatal Disorder. Brisbane: Women’s health Queensland Wide
Kamis, 22 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar