Labial Adhesion
Labial Adhesion in A 24 Months Old Girl
Abstrak.
“Labial adhesion” merupakan kelainan perlekatan sebagian atau seluruhnya dari labia minor yang biasa terjadi pada anak perempuan. Faktor iritan dan lingkungan yang hipoestrogen merupakan yang paling dicurigai sebagai penyebab pada kelainan ini. Diagnosis dapat dilakukan cukup dengan pemeriksaan fisik secara visual yang teliti. Seorang anak perempuan usia 24 bulan didiagnosis “labial adhesion” berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan gambaran perlekatan labia minor pada midline yang membentuk garis vertikal transparan antero-posterior. Terapi dilakukan dengan separasi manual secara tumpul, dan tidak ditemukan komplikasi atas tindakan tersebut. Prognosis pada kasus ini baik.
Abstract.
“Labial adhesions” are disorders that characteristic by the partially or totally adherences of labia minors. The hypoestrogrenic environment of prepubertal child and irritants are the most factors that may contribute to produce these disorders. Diagnosis is a simple thing made by visual inspection. A 24 months old girl who suffered from “labial adhesion” had the adherence of her labia minors in the midline as a transparence antero-posterior line. Manually separation of the “labial adhesion” was done in this case without any complications. The prognosis of this case is good.
Pendahuluan.
“Labial adhesion” atau “labial fusion” merupakan kelainan ginekologi yang umum pada anak-anak yang didefinisikan sebagai perlekatan sebagian atau seluruh labia minor1,2,3,4,5. Perlekatan tersebut biasanya pada garis tengah dan tampak sebagai lapisan yang tipis, pucat, dan transparan. Kelainan ini biasanya asimptomatik dan pertama kali ditemukan pada pemeriksaan fisik rutin2,5. Kelainan ini hampir tidak pernah terjadi pada bayi baru lahir dan sangat jarang pada anak usia lebih dari 5 tahun2,5,6. Insidens tertinggi terjadi pada usia antara 1–2 tahun. Di Amerika, kelainan ini terjadi pada 1-2 % anak perempuan usia 3 bulan sampai 6 tahun2,7,8. Penelitian terakhir menyebutkan bahwa kelainan ini terjadi pada 5% populasi anak perempuan. Secara internasional, insidens labial adhesion belum diketahui, namun diperkirakan sebesar insidens di Amerika2,8.
Labial adhesion umumnya asimptomatik dan tidak menyebabkan morbiditas urologis maupun ginekologis, dan biasanya akan sembuh spontan saat pubertas. Masalah genitourinaria yang mungkin timbul akibat labial adhesion hanya infeksi saluran kemih dan bakteriuria yang asimptomatik. Kecurigaan akan terjadinya infeksi saluran kemih memang harus ditingkatkan pada anak dengan labial adhesion, tapi selain itu tidak perlu pemeriksaan-pemeriksaan yang lebih lanjut1,2,8.
Penanganan labial adhesion bisa langsung dilakukan, namun demikian kelainan-kelainan vagina pada anak termasuk hymen imperforata atau septum vagina harus disingkirkan dulu sebelumnya2,8.
Tujuan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melaporkan manajemen labial adhesion pada seorang anak.
Kasus.
NN, anak perempuan usia 24 bulan, datang ke Poli Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya dengan keluhan utama tidak punya lubang vagina. Ibunya mengatakan bahwa kemaluan anaknya tidak normal. Anaknya hanya memiliki lubang kecil pada daerah kemaluannya sehingga tampak seperti tidak punya vagina. Tidak ada keluhan buang air kecil.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan anak dalam keadaan umum yang baik dengan kesadaran baik. Denyut jantung 110x/m, pernafasan 28x/m, suhu axiler 36,7°C. Kepala dan leher dalam batas normal, tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar. Jantung dan paru normal, abdomen dan ekstremitas juga normal. Pada pemeriksaan genitalia dokter poli mendapatkan tidak adanya lubang vagina.
Riwayat kelahiran: ditolong bidan, lahir secara spontan, dengan BBL 2600 gram. Pada waktu hamil dan menyusui ibunya tidak minum jamu maupun obat-obatan. Sampai saat itu anak ini masih minum ASI tanpa tambahan susu formula, dan makan seperti biasa. Penderita merupakan anak pertama, tidak pernah menderita penyakit yang berat, kecuali batuk, pilek, atau kadang-kadang demam.
Tinggi badan 77 cm dan berat badan 8,5 kg, dengan status gizi termasuk gizi kurang. Jadwal imunisasi dasar telah diikuti secara lengkap, termasuk BCG, Polio, DPT, dan Campak. Riwayat pertumbuhan dan perkembangannya normal.
Penderita didiagnosis sementara dengan kelainan vagina ( abnormal vagina ), dan direncanakan akan dilakukan pemeriksaan USG untuk evaluasi organ-organ reproduksi wanita dan dikonsulkan ke bagian Obstetri dan Gynekologi.
Evaluasi dari bagian Obstetri dan Gynekologi menyatakan bahwa pasien mengalami clitorimegali dan dicurigai menderita Congenital Adrenal Hyperplasia ( CAH ), dan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan kadar cortisol, dan 17-OH progesteron, serum elektrolit, USG abdomen, dan disarankan untuk konsul ke Bagian Endokrinologi Anak untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Diputuskan bahwa pasien ini tidak memerlukan tindakan khusus di bidang Obstetri dan Gynekologi.
Hasil pemeriksaan USG menunjukkan liver normal, v. Portal / hepatika normal, tidak tampak nodul atau abses. Kandung kemih normal, tidak tampak adanya penebalan dinding, dan tidak nampak batu. Pankreas dan lien normal, tidak terdapat pembesaran dari kedua organ, tidak ada nodul, kiste, atau kalsifikasi. Ginjal kanan dan kiri ukurannya normal, tidak ada ektasis pada sistem pelvicocalyceal, dan tidak ada nodul, kiste, atau batu. Kandung kemih ukurannya normal, tidak tampak penebalan dinding, tidak terdapat massa, atau batu. Genitalia interna normal. Kesimpulan, liver, pankreas, kandung empedu, lien dan kedua ginjal normal. Kandung kemih dan genitalia interna normal.
Beberapa hari kemudian penderita datang ke poliklinik rawat jalan endokrinologi anak. Pada pemeriksaan genitalia terlihat kelamin perempuan, labia mayora normal dan tidak tampak hiperpigmentasi; klitoris normal; orificium urethra eksterna ( OUE ) normal; labia minor ke-duanya saling melekat di tengah-tengahnya ( midline ) membentuk garis vertikal yang transparan antero-posterior, serta meninggalkan lubang kecil dibawah klitoris ( OUE ); hymen tidak dapat dievaluasi. Tidak ada tanda-tanda iritasi, seperti kemerahan atau perabaan yang hangat pada daerah tersebut.
Gambar 1: Perlekatan Labia minor di daerah midline
Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik tersebut, penderita didiagnosis dengan “labial adhesion” atau istilah lainnya “labial sinekia” atau “labial fusion”. Penderita kemudian disarankan untuk melakukan pemeriksaan urin untuk menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi saluran kemih.
Hasil pemeriksaan urin menunjukkan albumin negatif, glukosa negatif, bilirubin negatif. Sedimen eritrosit negatif, sedimen lekosit 0 - 1, epithel 2 - 3, kristal negatif, silinder negatif, dan bakteria juga negatif.
Penderita direncanakan untuk dilakukan separasi adhesinya secara manual, oleh karena pemberian preparat estrogen topikal terlalu mahal bagi orangtuanya. Setelah dilakukan desinfeksi daerah vagina dengan betadin 5% dan alkohol 70%, separasi dilakukan dengan perlahan secara tumpul dengan menggunakan probe steril. Perlekatan tersebut akhirnya dapat dipisahkan. Kepada penderita disarankan untuk rendam duduk 2 kali sehari dengan menggunakan larutan Kalium Permanganat selama 1 minggu. Kedua orangtuanya diyakinkan bahwa hymen ( selaput dara ) penderita masih utuh, dan tidak dilakukan tindakan apapun pada selaput daranya.
Satu minggu setelah dilakukan separasi, penderita datang untuk kontrol kembali ke klinik rawat jalan poli endokrinologi anak dengan kondisi yang cukup baik, dan tidak terjadi komplikasi seperti iritasi maupun infeksi atau nyeri pada daerah genitalia, dan kedua labianya tetap terpisah tanpa tanda atau gejala infeksi, serta tidak timbul perlekatan kembali.
Diskusi.
“Labial adhesion” adalah perlekatan labia minor di garis tengah, sehingga menghalangi introitus vagina dan menutupi bagian tersebut pada waktu pemeriksaan fisik2,5,6,10. Biasa dijumpai pada vulitis adhesiva yang biasanya sembuh spontan, dimana vulvitis kronis ini mengakibatkan eptithelnya menebal, mendekatkan kedua labia minor, dan kemudian terjadi perlekatan dan akhirnya menyatu11. Kelainan ini umumnya terjadi pada anak wanita usia 2 – 6 tahun 1,2,3,4,6,7,11. Labia minor melekat tepat di daerah garis tengah, sehingga terlihat sebagai garis vertikal yang transparan pada daerah anteroposterior. Pada tingkat yang ringan atau masih awal, perlekatan terjadi pada daerah posterior saja sehingga memungkinkan terkumpulnya urine dalam vagina yang menyebabkan discharge dan bau. Pada keadaan yang lebih parah, perlekatan dapat menutupi baik orificium urethra maupun vagina. Jika orificium urethra terlibat, biasanya anak yang mengalaminya akan menderita gangguan buang air kecil atau terjadi infeksi saluran kemih5,12. Tetapi, umumnya kelainan ini bersifat asimptomatik3,5,11,13.
Perlekatan labia dapat juga merupakan manifestasi kelainan andrenogenital pada bayi wanita, yang biasanya berkaitan dengan kongenital adrenal hiperplasia, namun pada kelainan ini akan disertai dengan adanya pembesaran klitoris atau clitorimegali11,14. Pada kasus kami ini tidak dijumpai tanda-tanda klinis yang mengarah ke-arah sindrom adrenogenital atau kongenital adrenal hiperplasia yakni hiperpigmentasi pada daerah-daerah tertentu semisal areola mama dan labia mayor, maupun virilisasi genitalia akibat pengaruh testosteron seperti pembesaran klitoris ( clitorimegali ). Rencana untuk melakukan evaluasi elektrolit, kadar kortisol dan 17-OH progesteron bila dilakukan pada kasus ini akan merupakan hal yang berlebihan serta memberatkan secara finansial bagi keluarga penderita.
“Labial adhesion” sebenarnya dapat ditegakkan cukup dengan pemeriksaan visual saat melakukan pemeriksaan fisik. Penggunaan fasilitas radiologis atau USG hanya dilakukan bila secara klinis diduga terdapat kelainan anatomis penyerta ataupun bila dicurigai terjadi komplikasi, seperti adanya tanda-tanda infeksi2. Dari hasil pemeriksaan USG pada kasus ini dibuktikan tidak terdapat kelainan anatomis lain terutama menyangkut organ urogenitalis internanya. Namun pemeriksaan ini sebenarnya tidak perlu dilakukan bila pada pemeriksaan awal penderita ini telah dipikirkan terjadinya “labial adhesion”. Diagnosis ini belum dipertimbangkan sejak awal pemeriksaan kemungkinan disebabkan jarangnya kelainan ini menjadi keluhan utama ( asimptomatik )2,5, ataupun faktor pengalaman pemeriksa.
Faktor penyebab yang sering dikaitkan dengan “Labial adhesion” adalah adanya iritan atau sesuatu yang mengiritasi daerah vagina. Karena labia letaknya sangat berdekatan, bila daerah yang mengalami iritasi tersebut sembuh, kedua labia kadang-kadang menjadi melekat untuk sementara waktu5,9. Iritan-iritan tersebut antara lain2,7:
- gerakan membasuh kemaluan dari posterior ( anus ) ke anterior ( daerah vagina ); yang seharusnya dari anterior ke posterior.
- pengumpulan urin di daerah luar vagina.
- sabun atau busa mandi.
- residu cairan pelembut atau pengharum pakaian, atau sisa-sisa feces.
- paparan dari pakaian yang lembab dan kotor dalam jangka waktu yang cukup lama ( misal: popok yang basah ), infeksi, atau trauma mekanis.
- penyebab-penyebab lain yang tidak diketahui.
Apapun penyebabnya, saat labia mengalami proses penyembuhan, jaringan fibrous melekatkan labia minor satu sama lain. Beberapa anak memang cenderung untuk membentuk perlekatan seperti itu, tidak tergantung pada bagaimanapun hati-hatinya perawatan kebersihan dari orangtuanya. Kekurangan estrogen ( yang mana merupakan hal yang normal terjadi sebelum pubertas ) mungkin juga berperan pada proses ini. Hormon ini merupakan hormon utama wanita, yang mana tubuh tidak memproduksinya sebelum kira-kira usia 10 tahun pada saat awal pubertas8,10,13. Konsep ini didukung oleh observasi bahwa labial adhesion tidak terjadi pada bayi baru lahir, tapi timbul paling banyak pada anak usia 2 tahun pertama, dimana kadar estrogen sirkulasi memang sangat rendah, dan ternyata penggunaan preparat estrogen dapat melepaskan perlekatan tersebut. Labial adhesion tidak dijumpai pada bayi baru lahir, diduga karena efek perlindungan estrogen dari ibu6.
Umumnya anak yang menderita labial adhesion tidak selalu memerlukan terapi, kecuali simptomatik7,10. Gejala-gejala timbul hanya jika perlekatan tersebut menjadi radang dan mempengaruhi kelancaran buang air kecil. Jika memang perlu, terapi dapat diberikan mulai dari aplikasi topikal estrogen saja sampai operasi bila memang diperlukan8,15. Estrogen topikal dan mandi berendam dengan air hangat sudah sejak lama digunakan sebagai terapi awal. Krim estrogen ( 0,01% dienestrol ) dapat diberikan dua sampai tiga kali sehari selama dua minggu; sebagian besar perlekatan yang ringan maupun sedang biasanya dapat diatasi dengan penanganan ini. Sembilan puluh persen kasus berhasil disembuhkan dengan aplikasi estrogen topikal. Jarang sekali timbul efek samping sistemik dari penggunaan krim estrogen ini, dan bila mungkin timbul dapat segera hilang bila pemakaiannya dihentikan. Jika separasi tidak terjadi setelah 2 minggu terapi, kadang-kadang diperlukan separasi secara manual di poliklinik2,8,11,13,15,16.
Walaupun masih asimptomatik, diputuskan untuk melakukan terapi pada kasus ini adalah untuk mengurangi risiko infeksi serta obstruksi aliran kencing, mengingat adhesi yang terjadi hampir menutupi orificium urethra eksterna. Hanya saja langsung dilakukan separasi secara manual dan tidak digunakan krim estrogen oleh karena harganya terlalu mahal bagin keluarga penderita, dan tampak jelas bahwa perlekatannya dapat diseparasi dengan mudah.
Separasi manual labial adhesion memang disarankan hanya apabila perlekatannya tampak jelas dapat dipisahkan dengan mudah dan tidak menyebabkan trauma. Semakin muda usia pasien saat dilakukan penanganan awal semakin mudah terapinya. Sesudah dilakukan pemisahan, pasien harus di periksa ulang kembali untuk melihat adanya faktor predisposisi, seperti adanya septum vagina13.
Pada kasus ini, tidak didapatkan septum vagina.
Sesudah labia minor dipisahkan, dianjurkan untuk segera mandi, dikeringkan, dan dioleskan petroleum jelly ( vaseline ) pada daerah tersebut. Dianjurkan untuk menggunakan petroleum jelly pada daerah tersebut setiap habis mandi selama beberapa bulan13. Setelah terapi ini, kadang-kadang dapat terjadi perlekatan kembali dan mungkin perlu menggunakan krim estrogen lagi. Perlekatan labia minor biasanya terjadi lagi terutama bila anak perempuan tersebut masih jauh dari masa pubertas. Terjadinya perlekatan kembali tersebut tidak dipengaruhi oleh penggunaan estrogen maupun prosedur operasi yang telah dilakukan sebelumnya2,6,10.
Komplikasi “labial adhesion” jarang sekali terjadi, namun disebutkan bisa saja terjadi antara lain9,16:
- Obstruksi aliran kencing.
- Pada beberapa anak, kandung kencing bisa membesar, sehingga teraba seperti massa pada daerah perut bawah atau pelvis.
- Obstruksi sekresi vagina.
- Pada kasus yang sangat jarang, uterus dapat membesar, sehingga teraba sebagai suatu massa pada daerah perut bawah atau pelvis.
- Perlekatan kembali dari labial adhesion umumnya sering terjadi, dan mungkin diperlukan separasi lagi sampai beberapa kali.
Pada kasus ini tidak kami jumpai kompliksi-komplikasi seperti yang tersebut diatas.
Terdapat beberapa kelainan yang mungkin terlihat mirip dengan labial adhesion9:
- Jika labia minor melekat menjadi satu sebagai suatu struktur baru, hal ini dapat merupakan suatu tanda kelainan kongenital ( birth defect ).
- Hymen imperforata dapat juga terlihat sebagai labial adhesion. Tapi, perlu dicermati bahwa selaput dara merupakan lapisan dari jaringan penghubung yang merupakan bagian dari permukaan vagina; sedangkan labia minor merupakan jaringan yang secara keseluruhan berada di luar permukaan vagina.
Prognosis pada anak dengan “labial adhesion” baik, sejauh tidak menyebabkan masalah-masalah pada kehidupan di masa yang akan datang, dalam arti tidak menyebabkan kesulitan pada aktivitas seksual dan tidak menyebabkan infertilitas10.
Hal penting yang perlu dianjurkan pada keluarga penderita untuk mencegah terjadinya “labial adhesion” adalah menghindari faktor risiko / iritan. Hal ini juga berarti memilih popok yang tidak menimbulkan iritasi pada bayi, sering menggantinya, dan segera mengobati ruam popok apabila memang terjadi. Busa mandi dan ruam popok akibat jamur merupakan sumber iritasi. Bila anak semakin besar, perlu diajari untuk membersihkan kemaluan dari arah yang benar, yaitu dari daerah vagina ke anus ( antero-posterior ). Jika mulai terjadi iritasi, gunakan lubrikan seperti vaselin pada labia untuk mencegah terbentuknya perlekatan2,5.
Kepustakaan.
1. Ipp M. Labial fusion. http://www.utoronto.ca/kids/labialfusion.html update March 2002.
2. Alagiri M, Alderman E, Konop R, Wolfram WS, Petry DP, Strafford M. Labial adhesions. http://www.emedicine.com/ped/topic.1267.html update June, 2003.
3. Leung AKC, Robson WLM, Wong B. Labial fusion. Paeditr Child Health, 1996;1(3):216-8.
4. Greene A. What Are Labial Adhesions ? http://www.drgreene.com/21_101.html update September, 2000.
5. Greenfield M. Labial adhesions. http://www.drspock.com/2004article/0,5892,00.html update April, 2003.
6. Laufer MR, Goldstein DP. Labial Adhesions. In: Ryan S ed, Kitsner’s Gynecology & Women’s Health, 7th ed., Philadelphia: Mosby, Inc 1999;233-4.
7. Greene A. Fused labia. http://www.drgreene.com/21_1130.html update April 30, 2002.
8. Nurzia MJ, Eickhorst K, Ankem M, Barone JG. The Surgical Treatment of Labial Adhesions in Prepubertal Girls. J Pediatr Adolesc Gynecol 2003; 16(1):77-82.
9. Stephen JK. Labial adhesion. http://www.ecureme.com/amyhealth/Pediatrics/Labial_adhesions.asp .
10. Eden M. Labial Adhesions : Fact sheet (also called Labial Fusion). http://www.uclh.org/services/reprodev/factsheets/labial_adhesion.pdf update June, 2002.
11. Sarin A. Fused Labia. The Encyclopedia of Medical Imaging Volume IV:2.
12. Malone PSJ. The management of urinary incontinence. Arch Dis Child 1997; 77:175-8.
13. Sanfillipo JS. Gynecological Problems of Childhood, Vulvovaginitis. In: Berhrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, eds. Nelson Textbook of Pediatrics, 16th ed., Philadhelphia : WB. Saunders Company 2000; 1659-63.
14. Speiser PW, White PC. Medical Progress Congenital Adrenal Hyperplasia. N Eng J Med 2003; 349(8):776-88.
15. Leung A, Finlay B. Structural Anomalies of the Female Internal Genitalia: Labial Adhesions. In: Walsh R ed, Campbell’s Textbook of Urology, 8th ed, Toronto, Elsevier, 2002: 2438.
16. Oster C. Labial Fusion (Synechia Vulvae). In : Tanagho EA, McAninch JW eds. Smith’s General Urology, 14th ed. Norwalk Connecticut: Appleton & Lange 1995: 674.
Kamis, 27 Agustus 2009
TIPS PENCEGAHAN STROKE (STROKE PREVENTION TIPS)
TIPS PENCEGAHAN STROKE (STROKE PREVENTION TIPS)
1. Keep Slim, jagalah berat badan selalu ideal, bila anda kegemukan ikutilah program “Slim Forever”.
2. Stress¸ bebaskan diri anda dari stress yang selalu mengganggu, bila sulit ikutilah program “Stress management” (Relaxation Training).
3. Good Sleep without Snoring.
4. Low Salt and low Fat Diet, terutama bila anda penderita Hipertensi dan Dislipidemia (kelebihan kadar cholesterol, trigliserida, LDL, Alfa Lipoprotein, kadar HDL yang rendah). Dapat ditambah rendah purin (kurangi jeroan, alcohol, sarden, unggas, udang, kerang, kambing, kaldu, emping, tape dll) bila anda menderita kelebihan kadar asam urat (hiperurisemia-Gout), Urolithiasis (kencing batu), hiperagregasi trombosit.
5. Stop Smoking, Alkohol dan Drugs Abuse, bila sulit ikuti program “No Smoking Forever”.
6. Low Sugar Diet, bila anda penderita Diabetes Mellitus, kendalikan kadar gula anda selalu normal.
7. Stop Sedentary Life, hiduplah aktif, berolahraga dan jangan banyak duduk dan diam saja. Ikutilah program “Brain Gymn-Stroke and Dimensia Prevention Exercises”.
8. Hati-hati adanya gejala-gejala Impending Stroke (TIA: Transient Ischemic Attack) seperti mendadak lemah separuh tubuh, kesemutan, mulut mencong, bicara pelo, Vertigo, gagguan penglihatan yang timbul dan hilang dalam beberapa menit. Konsultasi dan periksa ke dokter anda, mungkin anda menderita penyakit jantung.
9. Peliharalah Balance and Harmony in family life, Sexual life and Social life.
10. Keep Smile.
Stroke Prevention is better then treatment.
Health is not everything,
but without it everything is nothing.
1. Keep Slim, jagalah berat badan selalu ideal, bila anda kegemukan ikutilah program “Slim Forever”.
2. Stress¸ bebaskan diri anda dari stress yang selalu mengganggu, bila sulit ikutilah program “Stress management” (Relaxation Training).
3. Good Sleep without Snoring.
4. Low Salt and low Fat Diet, terutama bila anda penderita Hipertensi dan Dislipidemia (kelebihan kadar cholesterol, trigliserida, LDL, Alfa Lipoprotein, kadar HDL yang rendah). Dapat ditambah rendah purin (kurangi jeroan, alcohol, sarden, unggas, udang, kerang, kambing, kaldu, emping, tape dll) bila anda menderita kelebihan kadar asam urat (hiperurisemia-Gout), Urolithiasis (kencing batu), hiperagregasi trombosit.
5. Stop Smoking, Alkohol dan Drugs Abuse, bila sulit ikuti program “No Smoking Forever”.
6. Low Sugar Diet, bila anda penderita Diabetes Mellitus, kendalikan kadar gula anda selalu normal.
7. Stop Sedentary Life, hiduplah aktif, berolahraga dan jangan banyak duduk dan diam saja. Ikutilah program “Brain Gymn-Stroke and Dimensia Prevention Exercises”.
8. Hati-hati adanya gejala-gejala Impending Stroke (TIA: Transient Ischemic Attack) seperti mendadak lemah separuh tubuh, kesemutan, mulut mencong, bicara pelo, Vertigo, gagguan penglihatan yang timbul dan hilang dalam beberapa menit. Konsultasi dan periksa ke dokter anda, mungkin anda menderita penyakit jantung.
9. Peliharalah Balance and Harmony in family life, Sexual life and Social life.
10. Keep Smile.
Stroke Prevention is better then treatment.
Health is not everything,
but without it everything is nothing.
Tips Mencegah Penyakit Dalam Tubuh
Tips Mencegah Penyakit Dalam Tubuh
TIPS MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap Diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
6. Olahraga secara teratur
7. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
TIPS MENCEGAH RISIKO PENYAKIT STROKE
1. Kendalikan tekanan darah
2. Kurangi/pertahankan kadar kolesterol agar tetap dalam batas normal
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari kegemukan
5. Tidak merokok
6. Kendalikan stres
7. Kendalikan diabetes dan penyakit jantung (bila ada)
8. Hindari alkohol
9. Batasi asupan garam
10. Hindari obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya
TIPS MENCEGAH PENYAKIT KELEBIHAN KOLESTEROL
1. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang dengan Diet rendah lemak & kolesterol :
a. Ganti susu cair biasa dengan skim atau susu tanpa lemak, lemak padat dengan minyak nabati cair, mentega dengan margarine
b. Kurangi makan daging, telur dan produk susu
c. Hindari kue-kue kering, makanan yang digoreng dan batasi makanan ringan
d. Perbanyak konsumsi serat yang larut air seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan
e. Batasi konsumsi alkohol
f. Perbanyak konsumsi ikan
g. Konsumsi kedelai dan hasil olahannya (susu kedelai, tempe)
h. Olahraga sesuai dengan umur dan kemampuan
i. Pertahankan berat badan normal
j. Tidak merokok
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT HEPATITIS
1. Hindari konsumsi alkohol
2. Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
3. Diet sehat & seimbang
4. Perbanyak buah, sayur, whole grains dan protein bebas lemak
5. Latihan fisik secara teratur
6. Istirahat cukup
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan
2. Kendalikan berat badan
3. Konsumsi makanan sehat
4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan aliran darah.
5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saat terjadi kekambuhan
6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman
7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
10. Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri
11. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan
12. Sesekali rileks agar tidak terlalu letih
13. Gunakan otot & sendi yang paling kuat
14. Sebarkan beban pada beberapa sendi
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT (GOUT)
1. Pertahankan berat badan normal
2. Diet rendah purin Hindari konsumsi jeroan (jantung, hati, ginjal, dll), otak, kaldu, daging unggas (bebek, burung), melinjo, sarden dll Batasi konsumsi daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bandeng, bawal), kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kacang buncis, kacang polong, dll
3. Hindari/batasi minuman yang mengandung alkohol
4. Minum banyak air
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PENDERITA GOUT
a. Asam Urat
b. Urine Rutin
c. Urea N
d. Kreatinin
e. Panel Lemak
TIPS MENCEGAH PENYAKIT GAGAL GINJAL
1. Hindari minuman beralkohol Hati-hati dalam penggunaan obat tertentu misalnya aspirin, parasetamol, ibuprofen
2. Hindari paparan logam berat dalam waktu lama misalnya timah, zat pelarut,
bahan bakar dan senyawa toksik lainnya
3. Ikuti saran dokter jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal (Diabetes, Hipertensi)
TIPS MENCEGAH PENYAKIT BATU GINJAL
1. Minum banyak air
2. Ubah pola makan
3. Batasi makanan yang kaya oksalat seperti daging, jeroan (hati, ginjal, jantung), ayam, asparagus, strawberry, coklat, bayam, dll
4. Diet rendah garam
5. Diet rendah protein hewani
6. Batasi asupan kalsium, terutama saat perut kosong
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urine Rutin
b. Urea N
c. Kreatinin
d. Asam Urat, dll
TIPS MENGONTROL TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1. Konsultasi dokter
2. Periksa tekanan darah secara teratur
3. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
4. Diet rendah garam
5. Perbanyak asupan kalium
6. Tidak merokok
7. Batasi minuman beralkohol
8. Pertahankan berat badan ideal
9. Olahraga secara teratur
10. Atasi stres
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
a. Hematologi Rutin
b. Urine Rutin
c. Glukosa Puasa
d. Glukosa 2 Jam PP
e. Cholesterol Total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Urea N
k. Kreatinin
l. Asam Urat
m. Kalium (Serum & Urine 24 jam)
n. Natrium (Serum & Urine 24 jam)
o. Mikroalbumin Kualitatif, Renin (PRA)
PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
a. Urine Rutin
b. Glukosa Puasa
c. Cholesterol Total
d. Cholesterol HDL
e. Cholesterol LDL Direk
f. Trigliserida
g. Apo B
h. Urea N
i. Kreatinin
j. Asam Urat
k. Kalium
l. Natrium
m. Mikroalbumin Kualitatif
TIPS MENCEGAH PENYAKIT PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
1. Asupan kalsium yang cukup
2. Cukup asupan vitamin D
3. Berolahraga
4. Hindari merokok
5. Batasi alkohol
6. Batasi kafein seperti kopi
7. Berhati-hatilah menggunakan obat tertentu misalnya steroid, diuretik, antikonvulsan
PANEL OSTEOPOROSIS
a. Deoxypyridinoline
b. Osteocalcin atau Deoxypyridinoline
c. Isoenzim Alkali Fosfatase
TIPS MENCEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Kontrol kebiasaan makan
2. Kendalikan berat badan
3. Olahraga secara teratur
4. Kelola faktor risiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5. Bagi yang berisiko tinggi : periksa glukosa darah setiap tahun
6. Bagi pasien Diabetes Melitus :Kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
a. Glukosa Puasa
b. Glukosa 2 Jam PP
c. HbA1c
d. Mikroalbumin (Kuantitatif), Kreatinin
e. Albumin/Globulin
f. GPT
g. Cholesterol Total
h. Cholesterol HDL
i. Cholesterol LDL Direk
j. Trigliserida
k. Fibrinogen
l. Hematologi Rutin
m. Urine Rutin
7. Hindari rokok dan tembakau
8. Diet sehat & seimbang
- Perbanyak makan buah, sayur dan biji-bijian
- Batasi lemak
- Hindari alkohol
9. Tetap aktif dan pertahankan berat badan
10. Hindari paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00–15.00. Gunakan topi, payung, pakaian pelindung sinar matahari, atau sunscreen bila berada diluar ruangan
11. Waspada terhadap zat karsinogenik, misalnya gas, bahan kimia, dll
12. Lakukan skrining terhadap jenis kanker tertentu
Tips mencegah penyakit ini akan sangat bermanfaat jika di jalankan sesuai dengan tips di atas, dan lebih baik jika kita mencegah berbagai penyakit agar kita tidak sakit, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.
TIPS MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap Diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
6. Olahraga secara teratur
7. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
TIPS MENCEGAH RISIKO PENYAKIT STROKE
1. Kendalikan tekanan darah
2. Kurangi/pertahankan kadar kolesterol agar tetap dalam batas normal
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari kegemukan
5. Tidak merokok
6. Kendalikan stres
7. Kendalikan diabetes dan penyakit jantung (bila ada)
8. Hindari alkohol
9. Batasi asupan garam
10. Hindari obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya
TIPS MENCEGAH PENYAKIT KELEBIHAN KOLESTEROL
1. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang dengan Diet rendah lemak & kolesterol :
a. Ganti susu cair biasa dengan skim atau susu tanpa lemak, lemak padat dengan minyak nabati cair, mentega dengan margarine
b. Kurangi makan daging, telur dan produk susu
c. Hindari kue-kue kering, makanan yang digoreng dan batasi makanan ringan
d. Perbanyak konsumsi serat yang larut air seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan
e. Batasi konsumsi alkohol
f. Perbanyak konsumsi ikan
g. Konsumsi kedelai dan hasil olahannya (susu kedelai, tempe)
h. Olahraga sesuai dengan umur dan kemampuan
i. Pertahankan berat badan normal
j. Tidak merokok
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT HEPATITIS
1. Hindari konsumsi alkohol
2. Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
3. Diet sehat & seimbang
4. Perbanyak buah, sayur, whole grains dan protein bebas lemak
5. Latihan fisik secara teratur
6. Istirahat cukup
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan
2. Kendalikan berat badan
3. Konsumsi makanan sehat
4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan aliran darah.
5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saat terjadi kekambuhan
6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman
7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
10. Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri
11. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan
12. Sesekali rileks agar tidak terlalu letih
13. Gunakan otot & sendi yang paling kuat
14. Sebarkan beban pada beberapa sendi
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT (GOUT)
1. Pertahankan berat badan normal
2. Diet rendah purin Hindari konsumsi jeroan (jantung, hati, ginjal, dll), otak, kaldu, daging unggas (bebek, burung), melinjo, sarden dll Batasi konsumsi daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bandeng, bawal), kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kacang buncis, kacang polong, dll
3. Hindari/batasi minuman yang mengandung alkohol
4. Minum banyak air
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PENDERITA GOUT
a. Asam Urat
b. Urine Rutin
c. Urea N
d. Kreatinin
e. Panel Lemak
TIPS MENCEGAH PENYAKIT GAGAL GINJAL
1. Hindari minuman beralkohol Hati-hati dalam penggunaan obat tertentu misalnya aspirin, parasetamol, ibuprofen
2. Hindari paparan logam berat dalam waktu lama misalnya timah, zat pelarut,
bahan bakar dan senyawa toksik lainnya
3. Ikuti saran dokter jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal (Diabetes, Hipertensi)
TIPS MENCEGAH PENYAKIT BATU GINJAL
1. Minum banyak air
2. Ubah pola makan
3. Batasi makanan yang kaya oksalat seperti daging, jeroan (hati, ginjal, jantung), ayam, asparagus, strawberry, coklat, bayam, dll
4. Diet rendah garam
5. Diet rendah protein hewani
6. Batasi asupan kalsium, terutama saat perut kosong
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urine Rutin
b. Urea N
c. Kreatinin
d. Asam Urat, dll
TIPS MENGONTROL TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1. Konsultasi dokter
2. Periksa tekanan darah secara teratur
3. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
4. Diet rendah garam
5. Perbanyak asupan kalium
6. Tidak merokok
7. Batasi minuman beralkohol
8. Pertahankan berat badan ideal
9. Olahraga secara teratur
10. Atasi stres
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
a. Hematologi Rutin
b. Urine Rutin
c. Glukosa Puasa
d. Glukosa 2 Jam PP
e. Cholesterol Total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Urea N
k. Kreatinin
l. Asam Urat
m. Kalium (Serum & Urine 24 jam)
n. Natrium (Serum & Urine 24 jam)
o. Mikroalbumin Kualitatif, Renin (PRA)
PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
a. Urine Rutin
b. Glukosa Puasa
c. Cholesterol Total
d. Cholesterol HDL
e. Cholesterol LDL Direk
f. Trigliserida
g. Apo B
h. Urea N
i. Kreatinin
j. Asam Urat
k. Kalium
l. Natrium
m. Mikroalbumin Kualitatif
TIPS MENCEGAH PENYAKIT PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
1. Asupan kalsium yang cukup
2. Cukup asupan vitamin D
3. Berolahraga
4. Hindari merokok
5. Batasi alkohol
6. Batasi kafein seperti kopi
7. Berhati-hatilah menggunakan obat tertentu misalnya steroid, diuretik, antikonvulsan
PANEL OSTEOPOROSIS
a. Deoxypyridinoline
b. Osteocalcin atau Deoxypyridinoline
c. Isoenzim Alkali Fosfatase
TIPS MENCEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Kontrol kebiasaan makan
2. Kendalikan berat badan
3. Olahraga secara teratur
4. Kelola faktor risiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5. Bagi yang berisiko tinggi : periksa glukosa darah setiap tahun
6. Bagi pasien Diabetes Melitus :Kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
a. Glukosa Puasa
b. Glukosa 2 Jam PP
c. HbA1c
d. Mikroalbumin (Kuantitatif), Kreatinin
e. Albumin/Globulin
f. GPT
g. Cholesterol Total
h. Cholesterol HDL
i. Cholesterol LDL Direk
j. Trigliserida
k. Fibrinogen
l. Hematologi Rutin
m. Urine Rutin
7. Hindari rokok dan tembakau
8. Diet sehat & seimbang
- Perbanyak makan buah, sayur dan biji-bijian
- Batasi lemak
- Hindari alkohol
9. Tetap aktif dan pertahankan berat badan
10. Hindari paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00–15.00. Gunakan topi, payung, pakaian pelindung sinar matahari, atau sunscreen bila berada diluar ruangan
11. Waspada terhadap zat karsinogenik, misalnya gas, bahan kimia, dll
12. Lakukan skrining terhadap jenis kanker tertentu
Tips mencegah penyakit ini akan sangat bermanfaat jika di jalankan sesuai dengan tips di atas, dan lebih baik jika kita mencegah berbagai penyakit agar kita tidak sakit, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Gosif tentang Vaksin Berbahaya Dalam Imunisasi tapi itu salah....
Vaksin Berbahaya Dalam Imunisasi
Vaksin juga berbahaya lho… Semoga tidak terjadi pada anak kita. Demikian juga dengan anak saya yang baru berusia 3 bulan lebih dan saya termasuk orang tua yg berbuat terbaik buat anak saya termasuk dalam hal pemberian imunisasi ini, tapiiartikel di bawah ini menakutkan sekali karena bagaimana saya bisa tau kandungan dalam setiap imunisasi yg diberikan ke anak saya ????
Vaksin penyebab autisme?????
(dari buku “Yang orang tua harus tahu tentang vaksinasi pada anak” karangan Stephanie Cave & Deborah Mithchell, terbitan Gramedia Pustaka Utama thn. 2003) Hasil penelitian yang dituangkan dalam buku ini cukup mengerikan, vaksin yang kita berikan demi kesehatan sang anak menjadi bumerang yang dapat memberi efek negatif yang tidak diinginkan. Mudah-mudahan informasi berikut berguna terutama bagi generasi muda kita.
Ada beberapa zat kimia yang ditambahkan kedalam vaksin (vaksin sendiri adalah
bakteri/virus dari penyakit yang ingin di imunisasikan) antara lain:
a. Aluminium (dalam vaksin DPT, DaPT dan Hepatitis B)
b. Benzetonium klorida - bahan pengawet (dalam vaksin anthrax)
c. Etilen glikol (dalam vaksin DaPT, polio, Hib, hepatitis B)
d. Formaldehida - cairan untuk menonaktifkan kuman, bahan penyebab kanker
e. Gelatin - pemicu alergi (dalam vaksin cacar air dan MMR)
f. Glutamat (dalam vaksin varicella)
g. Neomisin - antibiotik yang dapat menyebabkan reaksi alergi(dalam vaksin MMR dan polio)
h. Fenol (dalam vaksin tifoid) - Streptomisin - antibiotik penyebab alergi (dalam vaksin polio)
i. Timerosal - bahan pengawet yang mengandung mercury
Selain itu bakteri mati yang ada dalam vaksin itu sendiri bisa melepaskan racun ke dalam aliran darah. Jika racun ini mencapai otak, bisa terjadi masalah persarafan, termasuk autisme, kesulitan memusatkan perhatian dan masalah perilaku. Sedangkan untuk virus hidup seperti dalam vaksin polio, MMR dan cacar air, ternyata bisa menyebabkan penyakit yang seharusnya dicegahnya.
Untuk orang-orang yang memiliki riwayat auto-imun seperti rematoid arthritis, diabetes, asma dan multiple sclerosis, vaksin yang disuntikan akan menyebabkan sistem imun tubuh mereka menyerang lebih banyak dari yang seharusnya. Terutama untuk vaksin campak, tetanus dan flu. Efek sampingan suatu vaksin dapat terjadi segera setelah anak menerima suntikan, tapi juga baru terlihat setelah beberapa jam, beberapa hari atau bahkan beberapa bulan.
Berikut ini bahaya mercury yang terdapat dalam vaksin yang diberikan kepada anak-anak:
a. Kadar mercury yang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel otak, sedangkan kadar yang rendah mengakibatkan efek yang lambat yang mempengaruhi sistem imun di tingkat sel, seperti ketidakmampuan untuk mengusir flu, bronchitis, infersi jamur atau bahkan kanker.
Bila vaksin diberikan kepada bayi yang belum bisa membuang mercury dengan benar, mercury akan memasuki otak dan melekat pada serebelum (otak kecil) yang mempengaruhi ketrampilan motorik termasuk penglihatan dan keseimbangan, pada hipokampus yang menyerang saraf, dan pada amygdala yang mempengaruhi fungsi emosional dan mental, termasuk sikap pemalu dan halusinasi ( gejala ini mirip dengan autisme).
Pada bayi yang sedang mengalami perkembangan otak yang cepat, mercury bisa merusak sel otak secara menetap. Untuk mendeteksi kadar mercury dan logam beracun lainnya, dapat dilakukan dengan memeriksa contoh darah dan rambut. Untuk menghilangkannya, dilakukan terapi dengan pemberian DMSA (asam 2,3 dimerkaptosuksinik), dimana mercury dikeluarkan bersama urine. Pada saat detoksifikasi ini, anak dipantau fungsi ginjal dan hatinya, dan ditambahkan gizi (vit. B,A, mineral dan asam amino) ke dalam diet anak.
Gangguan autisme melibatkan otak, sistem imun dan saluran pencernaan. Berarti selain gangguan psikiatrik, hiperaktif, disleksia, masalah bicara dan bahasa, ketidak normalan sensorik, kesulitan kognisi dan perilaku yang tidak biasa, penderita autis juga memiliki masalah sistem imun yang berakibat alergi, asma dan infeksi, dan dalam saluran usus mereka ditemukan kelebihan virus, jamur dan organisme penyebab penyakit lainnya - yang menyebabkan masalah diare dan masalah penyerapan bahan gizi.
Vaksin Hepatitis B biasanya diberika segera setelah bayi lahir, padahal vaksin ini mengandung 12.5 mikogram mercury yang lebih dari 25 kali batas aman yaitu 0.1 mikogram per kg berat tubuh per hari, Lagipula vaksin ini dilanjutkan dengan dua dosis tambahan . Selain hepatitis B, bayi juga mendapat 4 dosis vaksin HIB dan 4 dosis vaksin DPT yang semuanya mengandung mercury, padahal fungsi empedu yang mengeluarkan racun dari tubuh belum berkembang pada bayi dibawah usia 4 sampai 6 bulan.
Vaksin MMR selain mengandung mercury juga mengandung virus hidup yang mungkin sekali terbawa ke saluran pencernaan dan menggandakan diri dan menyebabkan infeksi campak yang menetap. Infeksi ini menyebabkan radang dinding saluran usus dan membuat lubang-lubang kecil disitu yang menyebabkan bahan yang berbahaya dalam usus masuk kedalam aliran darah. Bahan yang berbahaya tsb adalah kasomorfin dan gluteomorfin, yang bila terbawa aliran darah ke otak, menyebabkan perilaku yang tidak normal. Dalam vaksin DPT, sel bakteri pertusis mempengaruhi anak-anak yang satu atau kedua orang tuanya memiliki cacat protein G-alfa yang diwariskan secara genetika (rabun senja, penyimpangan kelenjar paratinoid, tiroid dan pituiter), menyebabkan autisme dan penurunan penglihatan, persepsi sensorik, pemrosesan bahasa dan pemusatan perhatian.
Anak -anak ini dapat diberikan terapi vitamin A dan Urokholin. Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk membuktikan bahwa vaksin gondong dalam MMR, vaksin Hib, vaksin Hepatitis B dan vaksin pertusis menyebabkan diabetes tipe 1 (IDDM) yang tergantung pada insulin. Penelitian lain juga sedang berlangsung untuk mengungkap peran vaksin terhadap asma dan alergi, rematoid arthritis, kelumpuhan syaraf (polio), sindroma kematian bayi mendadak (SIDS).
Dengan efek samping yang terjadi, muncul pro - kontra penggunaan vaksin, bagaimanapun kita memerlukan vaksin untuk melindungi diri dari beberapa penyakit. Beberapa solusinya antara lain: - Berikan ASI kepada bayi paing sedikit 6 bulan, supaya bayi menerima imunitas pasif dari ibunya. - Gunakan vaksin yang bebas timerosal (mercury), tunda vaksin hepatitis B hingga usia anak sekolah, kecuali bila anak berada dalam resiko tinggi.
Berikan suntikan kedua sebulan sesudah yang pertama dan suntikan ketiga paling sedikit 4 bulan setelah suntukan pertama. - Selama hamil, hindari vaksin yang mengandung mercury dan perawatan gigi yang menggunakan mercury /amalgam.
Hindari pula makanan laut selama hamil dan menyusui, minumlah air yang bebas mercury. - Ibu yang negatif HbsAg nya, bisa menunda vaksin hepatitis B untuk bayinya dari saat lahir sampai usia 6 bulan.
Bayi premature dengan ibu yang HbsAg nya negatif, bisa menunda vaksin hepatitis B sampai bayi paling sedikit mencapai 2.5 kg dan mencapai usia kandungan lengkapnya. - Bayi dengan ibu yang HbsAg nya positif, harus menerima vaksin hepatitis B pada saat lahir. - Hib dapat dimulai pada usia 4 bulan, besama dengan vaksin polio yang disuntikan (IPV), seri kedua pada usia 6 bulan, seri ketiga Hib pada usia 8 bulan, seri keempat Hib dan IPV pada usia 17 bulan dan suntikan ulangan IPV pada usia 4 atau 5 tahun.
DaPT diberikan pada usia 5 bulan, kemudian usia 7, 9 bulan dan 18 bulan, ulangannya dapat diberikan pada usia 4 atau 5 tahun. DaPT adalah vaksin DPT versi baru dimana sebagian besar racun dalam bakteri Bordetella pertusis dihilangkan.-
Vaksin cacar air tidak dianjurkan pada anak umur 1 tahun. Sebaiknya diberikan menjelang usia sekolah, sekitar umur 4-5 tahun, setelah sebelumnya dites apakah anak sudah imun terhadap virus cacar air.
Vaksin MMR sebaiknya diberikan secara terpisah dan bertahap: campak usia 15 bulan, rubella 12 bulan kemudian dan gondong 12 bulan setelah rubella. Suntikan ulangan dapat diberikan kira-kira 6 bulan sebelum sekolah, setelah sebelumnya memeriksa titer imunitas terhadap MMR.
Yang paling penting untuk diperhatikan adalah; Jangan biarkan anak menerima vaksin dalam keadaan sakit, yang ringan sekalipun. Jangan pula biarkan anak menerima vaksin untuk 6 atau lebih organisme dalam satu hari…
Vaksin juga berbahaya lho… Semoga tidak terjadi pada anak kita. Demikian juga dengan anak saya yang baru berusia 3 bulan lebih dan saya termasuk orang tua yg berbuat terbaik buat anak saya termasuk dalam hal pemberian imunisasi ini, tapiiartikel di bawah ini menakutkan sekali karena bagaimana saya bisa tau kandungan dalam setiap imunisasi yg diberikan ke anak saya ????
Vaksin penyebab autisme?????
(dari buku “Yang orang tua harus tahu tentang vaksinasi pada anak” karangan Stephanie Cave & Deborah Mithchell, terbitan Gramedia Pustaka Utama thn. 2003) Hasil penelitian yang dituangkan dalam buku ini cukup mengerikan, vaksin yang kita berikan demi kesehatan sang anak menjadi bumerang yang dapat memberi efek negatif yang tidak diinginkan. Mudah-mudahan informasi berikut berguna terutama bagi generasi muda kita.
Ada beberapa zat kimia yang ditambahkan kedalam vaksin (vaksin sendiri adalah
bakteri/virus dari penyakit yang ingin di imunisasikan) antara lain:
a. Aluminium (dalam vaksin DPT, DaPT dan Hepatitis B)
b. Benzetonium klorida - bahan pengawet (dalam vaksin anthrax)
c. Etilen glikol (dalam vaksin DaPT, polio, Hib, hepatitis B)
d. Formaldehida - cairan untuk menonaktifkan kuman, bahan penyebab kanker
e. Gelatin - pemicu alergi (dalam vaksin cacar air dan MMR)
f. Glutamat (dalam vaksin varicella)
g. Neomisin - antibiotik yang dapat menyebabkan reaksi alergi(dalam vaksin MMR dan polio)
h. Fenol (dalam vaksin tifoid) - Streptomisin - antibiotik penyebab alergi (dalam vaksin polio)
i. Timerosal - bahan pengawet yang mengandung mercury
Selain itu bakteri mati yang ada dalam vaksin itu sendiri bisa melepaskan racun ke dalam aliran darah. Jika racun ini mencapai otak, bisa terjadi masalah persarafan, termasuk autisme, kesulitan memusatkan perhatian dan masalah perilaku. Sedangkan untuk virus hidup seperti dalam vaksin polio, MMR dan cacar air, ternyata bisa menyebabkan penyakit yang seharusnya dicegahnya.
Untuk orang-orang yang memiliki riwayat auto-imun seperti rematoid arthritis, diabetes, asma dan multiple sclerosis, vaksin yang disuntikan akan menyebabkan sistem imun tubuh mereka menyerang lebih banyak dari yang seharusnya. Terutama untuk vaksin campak, tetanus dan flu. Efek sampingan suatu vaksin dapat terjadi segera setelah anak menerima suntikan, tapi juga baru terlihat setelah beberapa jam, beberapa hari atau bahkan beberapa bulan.
Berikut ini bahaya mercury yang terdapat dalam vaksin yang diberikan kepada anak-anak:
a. Kadar mercury yang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel otak, sedangkan kadar yang rendah mengakibatkan efek yang lambat yang mempengaruhi sistem imun di tingkat sel, seperti ketidakmampuan untuk mengusir flu, bronchitis, infersi jamur atau bahkan kanker.
Bila vaksin diberikan kepada bayi yang belum bisa membuang mercury dengan benar, mercury akan memasuki otak dan melekat pada serebelum (otak kecil) yang mempengaruhi ketrampilan motorik termasuk penglihatan dan keseimbangan, pada hipokampus yang menyerang saraf, dan pada amygdala yang mempengaruhi fungsi emosional dan mental, termasuk sikap pemalu dan halusinasi ( gejala ini mirip dengan autisme).
Pada bayi yang sedang mengalami perkembangan otak yang cepat, mercury bisa merusak sel otak secara menetap. Untuk mendeteksi kadar mercury dan logam beracun lainnya, dapat dilakukan dengan memeriksa contoh darah dan rambut. Untuk menghilangkannya, dilakukan terapi dengan pemberian DMSA (asam 2,3 dimerkaptosuksinik), dimana mercury dikeluarkan bersama urine. Pada saat detoksifikasi ini, anak dipantau fungsi ginjal dan hatinya, dan ditambahkan gizi (vit. B,A, mineral dan asam amino) ke dalam diet anak.
Gangguan autisme melibatkan otak, sistem imun dan saluran pencernaan. Berarti selain gangguan psikiatrik, hiperaktif, disleksia, masalah bicara dan bahasa, ketidak normalan sensorik, kesulitan kognisi dan perilaku yang tidak biasa, penderita autis juga memiliki masalah sistem imun yang berakibat alergi, asma dan infeksi, dan dalam saluran usus mereka ditemukan kelebihan virus, jamur dan organisme penyebab penyakit lainnya - yang menyebabkan masalah diare dan masalah penyerapan bahan gizi.
Vaksin Hepatitis B biasanya diberika segera setelah bayi lahir, padahal vaksin ini mengandung 12.5 mikogram mercury yang lebih dari 25 kali batas aman yaitu 0.1 mikogram per kg berat tubuh per hari, Lagipula vaksin ini dilanjutkan dengan dua dosis tambahan . Selain hepatitis B, bayi juga mendapat 4 dosis vaksin HIB dan 4 dosis vaksin DPT yang semuanya mengandung mercury, padahal fungsi empedu yang mengeluarkan racun dari tubuh belum berkembang pada bayi dibawah usia 4 sampai 6 bulan.
Vaksin MMR selain mengandung mercury juga mengandung virus hidup yang mungkin sekali terbawa ke saluran pencernaan dan menggandakan diri dan menyebabkan infeksi campak yang menetap. Infeksi ini menyebabkan radang dinding saluran usus dan membuat lubang-lubang kecil disitu yang menyebabkan bahan yang berbahaya dalam usus masuk kedalam aliran darah. Bahan yang berbahaya tsb adalah kasomorfin dan gluteomorfin, yang bila terbawa aliran darah ke otak, menyebabkan perilaku yang tidak normal. Dalam vaksin DPT, sel bakteri pertusis mempengaruhi anak-anak yang satu atau kedua orang tuanya memiliki cacat protein G-alfa yang diwariskan secara genetika (rabun senja, penyimpangan kelenjar paratinoid, tiroid dan pituiter), menyebabkan autisme dan penurunan penglihatan, persepsi sensorik, pemrosesan bahasa dan pemusatan perhatian.
Anak -anak ini dapat diberikan terapi vitamin A dan Urokholin. Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk membuktikan bahwa vaksin gondong dalam MMR, vaksin Hib, vaksin Hepatitis B dan vaksin pertusis menyebabkan diabetes tipe 1 (IDDM) yang tergantung pada insulin. Penelitian lain juga sedang berlangsung untuk mengungkap peran vaksin terhadap asma dan alergi, rematoid arthritis, kelumpuhan syaraf (polio), sindroma kematian bayi mendadak (SIDS).
Dengan efek samping yang terjadi, muncul pro - kontra penggunaan vaksin, bagaimanapun kita memerlukan vaksin untuk melindungi diri dari beberapa penyakit. Beberapa solusinya antara lain: - Berikan ASI kepada bayi paing sedikit 6 bulan, supaya bayi menerima imunitas pasif dari ibunya. - Gunakan vaksin yang bebas timerosal (mercury), tunda vaksin hepatitis B hingga usia anak sekolah, kecuali bila anak berada dalam resiko tinggi.
Berikan suntikan kedua sebulan sesudah yang pertama dan suntikan ketiga paling sedikit 4 bulan setelah suntukan pertama. - Selama hamil, hindari vaksin yang mengandung mercury dan perawatan gigi yang menggunakan mercury /amalgam.
Hindari pula makanan laut selama hamil dan menyusui, minumlah air yang bebas mercury. - Ibu yang negatif HbsAg nya, bisa menunda vaksin hepatitis B untuk bayinya dari saat lahir sampai usia 6 bulan.
Bayi premature dengan ibu yang HbsAg nya negatif, bisa menunda vaksin hepatitis B sampai bayi paling sedikit mencapai 2.5 kg dan mencapai usia kandungan lengkapnya. - Bayi dengan ibu yang HbsAg nya positif, harus menerima vaksin hepatitis B pada saat lahir. - Hib dapat dimulai pada usia 4 bulan, besama dengan vaksin polio yang disuntikan (IPV), seri kedua pada usia 6 bulan, seri ketiga Hib pada usia 8 bulan, seri keempat Hib dan IPV pada usia 17 bulan dan suntikan ulangan IPV pada usia 4 atau 5 tahun.
DaPT diberikan pada usia 5 bulan, kemudian usia 7, 9 bulan dan 18 bulan, ulangannya dapat diberikan pada usia 4 atau 5 tahun. DaPT adalah vaksin DPT versi baru dimana sebagian besar racun dalam bakteri Bordetella pertusis dihilangkan.-
Vaksin cacar air tidak dianjurkan pada anak umur 1 tahun. Sebaiknya diberikan menjelang usia sekolah, sekitar umur 4-5 tahun, setelah sebelumnya dites apakah anak sudah imun terhadap virus cacar air.
Vaksin MMR sebaiknya diberikan secara terpisah dan bertahap: campak usia 15 bulan, rubella 12 bulan kemudian dan gondong 12 bulan setelah rubella. Suntikan ulangan dapat diberikan kira-kira 6 bulan sebelum sekolah, setelah sebelumnya memeriksa titer imunitas terhadap MMR.
Yang paling penting untuk diperhatikan adalah; Jangan biarkan anak menerima vaksin dalam keadaan sakit, yang ringan sekalipun. Jangan pula biarkan anak menerima vaksin untuk 6 atau lebih organisme dalam satu hari…
Tips....kesehatan
Tips Mencegah Penyakit Dalam Tubuh
TIPS MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap Diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
6. Olahraga secara teratur
7. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
TIPS MENCEGAH RISIKO PENYAKIT STROKE
1. Kendalikan tekanan darah
2. Kurangi/pertahankan kadar kolesterol agar tetap dalam batas normal
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari kegemukan
5. Tidak merokok
6. Kendalikan stres
7. Kendalikan diabetes dan penyakit jantung (bila ada)
8. Hindari alkohol
9. Batasi asupan garam
10. Hindari obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya
TIPS MENCEGAH PENYAKIT KELEBIHAN KOLESTEROL
1. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang dengan Diet rendah lemak & kolesterol :
a. Ganti susu cair biasa dengan skim atau susu tanpa lemak, lemak padat dengan minyak nabati cair, mentega dengan margarine
b. Kurangi makan daging, telur dan produk susu
c. Hindari kue-kue kering, makanan yang digoreng dan batasi makanan ringan
d. Perbanyak konsumsi serat yang larut air seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan
e. Batasi konsumsi alkohol
f. Perbanyak konsumsi ikan
g. Konsumsi kedelai dan hasil olahannya (susu kedelai, tempe)
h. Olahraga sesuai dengan umur dan kemampuan
i. Pertahankan berat badan normal
j. Tidak merokok
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT HEPATITIS
1. Hindari konsumsi alkohol
2. Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
3. Diet sehat & seimbang
4. Perbanyak buah, sayur, whole grains dan protein bebas lemak
5. Latihan fisik secara teratur
6. Istirahat cukup
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan
2. Kendalikan berat badan
3. Konsumsi makanan sehat
4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan aliran darah.
5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saat terjadi kekambuhan
6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman
7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
10. Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri
11. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan
12. Sesekali rileks agar tidak terlalu letih
13. Gunakan otot & sendi yang paling kuat
14. Sebarkan beban pada beberapa sendi
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT (GOUT)
1. Pertahankan berat badan normal
2. Diet rendah purin Hindari konsumsi jeroan (jantung, hati, ginjal, dll), otak, kaldu, daging unggas (bebek, burung), melinjo, sarden dll Batasi konsumsi daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bandeng, bawal), kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kacang buncis, kacang polong, dll
3. Hindari/batasi minuman yang mengandung alkohol
4. Minum banyak air
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PENDERITA GOUT
a. Asam Urat
b. Urine Rutin
c. Urea N
d. Kreatinin
e. Panel Lemak
TIPS MENCEGAH PENYAKIT GAGAL GINJAL
1. Hindari minuman beralkohol Hati-hati dalam penggunaan obat tertentu misalnya aspirin, parasetamol, ibuprofen
2. Hindari paparan logam berat dalam waktu lama misalnya timah, zat pelarut,
bahan bakar dan senyawa toksik lainnya
3. Ikuti saran dokter jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal (Diabetes, Hipertensi)
TIPS MENCEGAH PENYAKIT BATU GINJAL
1. Minum banyak air
2. Ubah pola makan
3. Batasi makanan yang kaya oksalat seperti daging, jeroan (hati, ginjal, jantung), ayam, asparagus, strawberry, coklat, bayam, dll
4. Diet rendah garam
5. Diet rendah protein hewani
6. Batasi asupan kalsium, terutama saat perut kosong
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urine Rutin
b. Urea N
c. Kreatinin
d. Asam Urat, dll
TIPS MENGONTROL TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1. Konsultasi dokter
2. Periksa tekanan darah secara teratur
3. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
4. Diet rendah garam
5. Perbanyak asupan kalium
6. Tidak merokok
7. Batasi minuman beralkohol
8. Pertahankan berat badan ideal
9. Olahraga secara teratur
10. Atasi stres
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
a. Hematologi Rutin
b. Urine Rutin
c. Glukosa Puasa
d. Glukosa 2 Jam PP
e. Cholesterol Total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Urea N
k. Kreatinin
l. Asam Urat
m. Kalium (Serum & Urine 24 jam)
n. Natrium (Serum & Urine 24 jam)
o. Mikroalbumin Kualitatif, Renin (PRA)
PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
a. Urine Rutin
b. Glukosa Puasa
c. Cholesterol Total
d. Cholesterol HDL
e. Cholesterol LDL Direk
f. Trigliserida
g. Apo B
h. Urea N
i. Kreatinin
j. Asam Urat
k. Kalium
l. Natrium
m. Mikroalbumin Kualitatif
TIPS MENCEGAH PENYAKIT PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
1. Asupan kalsium yang cukup
2. Cukup asupan vitamin D
3. Berolahraga
4. Hindari merokok
5. Batasi alkohol
6. Batasi kafein seperti kopi
7. Berhati-hatilah menggunakan obat tertentu misalnya steroid, diuretik, antikonvulsan
PANEL OSTEOPOROSIS
a. Deoxypyridinoline
b. Osteocalcin atau Deoxypyridinoline
c. Isoenzim Alkali Fosfatase
TIPS MENCEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Kontrol kebiasaan makan
2. Kendalikan berat badan
3. Olahraga secara teratur
4. Kelola faktor risiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5. Bagi yang berisiko tinggi : periksa glukosa darah setiap tahun
6. Bagi pasien Diabetes Melitus :Kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
a. Glukosa Puasa
b. Glukosa 2 Jam PP
c. HbA1c
d. Mikroalbumin (Kuantitatif), Kreatinin
e. Albumin/Globulin
f. GPT
g. Cholesterol Total
h. Cholesterol HDL
i. Cholesterol LDL Direk
j. Trigliserida
k. Fibrinogen
l. Hematologi Rutin
m. Urine Rutin
7. Hindari rokok dan tembakau
8. Diet sehat & seimbang
- Perbanyak makan buah, sayur dan biji-bijian
- Batasi lemak
- Hindari alkohol
9. Tetap aktif dan pertahankan berat badan
10. Hindari paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00–15.00. Gunakan topi, payung, pakaian pelindung sinar matahari, atau sunscreen bila berada diluar ruangan
11. Waspada terhadap zat karsinogenik, misalnya gas, bahan kimia, dll
12. Lakukan skrining terhadap jenis kanker tertentu
Tips mencegah penyakit ini akan sangat bermanfaat jika di jalankan sesuai dengan tips di atas, dan lebih baik jika kita mencegah berbagai penyakit agar kita tidak sakit, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.
TIPS MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap Diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
6. Olahraga secara teratur
7. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
TIPS MENCEGAH RISIKO PENYAKIT STROKE
1. Kendalikan tekanan darah
2. Kurangi/pertahankan kadar kolesterol agar tetap dalam batas normal
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari kegemukan
5. Tidak merokok
6. Kendalikan stres
7. Kendalikan diabetes dan penyakit jantung (bila ada)
8. Hindari alkohol
9. Batasi asupan garam
10. Hindari obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya
TIPS MENCEGAH PENYAKIT KELEBIHAN KOLESTEROL
1. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang dengan Diet rendah lemak & kolesterol :
a. Ganti susu cair biasa dengan skim atau susu tanpa lemak, lemak padat dengan minyak nabati cair, mentega dengan margarine
b. Kurangi makan daging, telur dan produk susu
c. Hindari kue-kue kering, makanan yang digoreng dan batasi makanan ringan
d. Perbanyak konsumsi serat yang larut air seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan
e. Batasi konsumsi alkohol
f. Perbanyak konsumsi ikan
g. Konsumsi kedelai dan hasil olahannya (susu kedelai, tempe)
h. Olahraga sesuai dengan umur dan kemampuan
i. Pertahankan berat badan normal
j. Tidak merokok
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT HEPATITIS
1. Hindari konsumsi alkohol
2. Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
3. Diet sehat & seimbang
4. Perbanyak buah, sayur, whole grains dan protein bebas lemak
5. Latihan fisik secara teratur
6. Istirahat cukup
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan
2. Kendalikan berat badan
3. Konsumsi makanan sehat
4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan aliran darah.
5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saat terjadi kekambuhan
6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman
7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
10. Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri
11. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan
12. Sesekali rileks agar tidak terlalu letih
13. Gunakan otot & sendi yang paling kuat
14. Sebarkan beban pada beberapa sendi
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT (GOUT)
1. Pertahankan berat badan normal
2. Diet rendah purin Hindari konsumsi jeroan (jantung, hati, ginjal, dll), otak, kaldu, daging unggas (bebek, burung), melinjo, sarden dll Batasi konsumsi daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bandeng, bawal), kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kacang buncis, kacang polong, dll
3. Hindari/batasi minuman yang mengandung alkohol
4. Minum banyak air
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PENDERITA GOUT
a. Asam Urat
b. Urine Rutin
c. Urea N
d. Kreatinin
e. Panel Lemak
TIPS MENCEGAH PENYAKIT GAGAL GINJAL
1. Hindari minuman beralkohol Hati-hati dalam penggunaan obat tertentu misalnya aspirin, parasetamol, ibuprofen
2. Hindari paparan logam berat dalam waktu lama misalnya timah, zat pelarut,
bahan bakar dan senyawa toksik lainnya
3. Ikuti saran dokter jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal (Diabetes, Hipertensi)
TIPS MENCEGAH PENYAKIT BATU GINJAL
1. Minum banyak air
2. Ubah pola makan
3. Batasi makanan yang kaya oksalat seperti daging, jeroan (hati, ginjal, jantung), ayam, asparagus, strawberry, coklat, bayam, dll
4. Diet rendah garam
5. Diet rendah protein hewani
6. Batasi asupan kalsium, terutama saat perut kosong
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urine Rutin
b. Urea N
c. Kreatinin
d. Asam Urat, dll
TIPS MENGONTROL TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1. Konsultasi dokter
2. Periksa tekanan darah secara teratur
3. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
4. Diet rendah garam
5. Perbanyak asupan kalium
6. Tidak merokok
7. Batasi minuman beralkohol
8. Pertahankan berat badan ideal
9. Olahraga secara teratur
10. Atasi stres
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
a. Hematologi Rutin
b. Urine Rutin
c. Glukosa Puasa
d. Glukosa 2 Jam PP
e. Cholesterol Total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Urea N
k. Kreatinin
l. Asam Urat
m. Kalium (Serum & Urine 24 jam)
n. Natrium (Serum & Urine 24 jam)
o. Mikroalbumin Kualitatif, Renin (PRA)
PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
a. Urine Rutin
b. Glukosa Puasa
c. Cholesterol Total
d. Cholesterol HDL
e. Cholesterol LDL Direk
f. Trigliserida
g. Apo B
h. Urea N
i. Kreatinin
j. Asam Urat
k. Kalium
l. Natrium
m. Mikroalbumin Kualitatif
TIPS MENCEGAH PENYAKIT PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
1. Asupan kalsium yang cukup
2. Cukup asupan vitamin D
3. Berolahraga
4. Hindari merokok
5. Batasi alkohol
6. Batasi kafein seperti kopi
7. Berhati-hatilah menggunakan obat tertentu misalnya steroid, diuretik, antikonvulsan
PANEL OSTEOPOROSIS
a. Deoxypyridinoline
b. Osteocalcin atau Deoxypyridinoline
c. Isoenzim Alkali Fosfatase
TIPS MENCEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Kontrol kebiasaan makan
2. Kendalikan berat badan
3. Olahraga secara teratur
4. Kelola faktor risiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5. Bagi yang berisiko tinggi : periksa glukosa darah setiap tahun
6. Bagi pasien Diabetes Melitus :Kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
a. Glukosa Puasa
b. Glukosa 2 Jam PP
c. HbA1c
d. Mikroalbumin (Kuantitatif), Kreatinin
e. Albumin/Globulin
f. GPT
g. Cholesterol Total
h. Cholesterol HDL
i. Cholesterol LDL Direk
j. Trigliserida
k. Fibrinogen
l. Hematologi Rutin
m. Urine Rutin
7. Hindari rokok dan tembakau
8. Diet sehat & seimbang
- Perbanyak makan buah, sayur dan biji-bijian
- Batasi lemak
- Hindari alkohol
9. Tetap aktif dan pertahankan berat badan
10. Hindari paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00–15.00. Gunakan topi, payung, pakaian pelindung sinar matahari, atau sunscreen bila berada diluar ruangan
11. Waspada terhadap zat karsinogenik, misalnya gas, bahan kimia, dll
12. Lakukan skrining terhadap jenis kanker tertentu
Tips mencegah penyakit ini akan sangat bermanfaat jika di jalankan sesuai dengan tips di atas, dan lebih baik jika kita mencegah berbagai penyakit agar kita tidak sakit, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Tips....kesehatan
Tips Mencegah Penyakit Dalam Tubuh
TIPS MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap Diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
6. Olahraga secara teratur
7. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
TIPS MENCEGAH RISIKO PENYAKIT STROKE
1. Kendalikan tekanan darah
2. Kurangi/pertahankan kadar kolesterol agar tetap dalam batas normal
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari kegemukan
5. Tidak merokok
6. Kendalikan stres
7. Kendalikan diabetes dan penyakit jantung (bila ada)
8. Hindari alkohol
9. Batasi asupan garam
10. Hindari obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya
TIPS MENCEGAH PENYAKIT KELEBIHAN KOLESTEROL
1. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang dengan Diet rendah lemak & kolesterol :
a. Ganti susu cair biasa dengan skim atau susu tanpa lemak, lemak padat dengan minyak nabati cair, mentega dengan margarine
b. Kurangi makan daging, telur dan produk susu
c. Hindari kue-kue kering, makanan yang digoreng dan batasi makanan ringan
d. Perbanyak konsumsi serat yang larut air seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan
e. Batasi konsumsi alkohol
f. Perbanyak konsumsi ikan
g. Konsumsi kedelai dan hasil olahannya (susu kedelai, tempe)
h. Olahraga sesuai dengan umur dan kemampuan
i. Pertahankan berat badan normal
j. Tidak merokok
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT HEPATITIS
1. Hindari konsumsi alkohol
2. Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
3. Diet sehat & seimbang
4. Perbanyak buah, sayur, whole grains dan protein bebas lemak
5. Latihan fisik secara teratur
6. Istirahat cukup
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan
2. Kendalikan berat badan
3. Konsumsi makanan sehat
4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan aliran darah.
5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saat terjadi kekambuhan
6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman
7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
10. Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri
11. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan
12. Sesekali rileks agar tidak terlalu letih
13. Gunakan otot & sendi yang paling kuat
14. Sebarkan beban pada beberapa sendi
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT (GOUT)
1. Pertahankan berat badan normal
2. Diet rendah purin Hindari konsumsi jeroan (jantung, hati, ginjal, dll), otak, kaldu, daging unggas (bebek, burung), melinjo, sarden dll Batasi konsumsi daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bandeng, bawal), kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kacang buncis, kacang polong, dll
3. Hindari/batasi minuman yang mengandung alkohol
4. Minum banyak air
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PENDERITA GOUT
a. Asam Urat
b. Urine Rutin
c. Urea N
d. Kreatinin
e. Panel Lemak
TIPS MENCEGAH PENYAKIT GAGAL GINJAL
1. Hindari minuman beralkohol Hati-hati dalam penggunaan obat tertentu misalnya aspirin, parasetamol, ibuprofen
2. Hindari paparan logam berat dalam waktu lama misalnya timah, zat pelarut,
bahan bakar dan senyawa toksik lainnya
3. Ikuti saran dokter jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal (Diabetes, Hipertensi)
TIPS MENCEGAH PENYAKIT BATU GINJAL
1. Minum banyak air
2. Ubah pola makan
3. Batasi makanan yang kaya oksalat seperti daging, jeroan (hati, ginjal, jantung), ayam, asparagus, strawberry, coklat, bayam, dll
4. Diet rendah garam
5. Diet rendah protein hewani
6. Batasi asupan kalsium, terutama saat perut kosong
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urine Rutin
b. Urea N
c. Kreatinin
d. Asam Urat, dll
TIPS MENGONTROL TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1. Konsultasi dokter
2. Periksa tekanan darah secara teratur
3. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
4. Diet rendah garam
5. Perbanyak asupan kalium
6. Tidak merokok
7. Batasi minuman beralkohol
8. Pertahankan berat badan ideal
9. Olahraga secara teratur
10. Atasi stres
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
a. Hematologi Rutin
b. Urine Rutin
c. Glukosa Puasa
d. Glukosa 2 Jam PP
e. Cholesterol Total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Urea N
k. Kreatinin
l. Asam Urat
m. Kalium (Serum & Urine 24 jam)
n. Natrium (Serum & Urine 24 jam)
o. Mikroalbumin Kualitatif, Renin (PRA)
PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
a. Urine Rutin
b. Glukosa Puasa
c. Cholesterol Total
d. Cholesterol HDL
e. Cholesterol LDL Direk
f. Trigliserida
g. Apo B
h. Urea N
i. Kreatinin
j. Asam Urat
k. Kalium
l. Natrium
m. Mikroalbumin Kualitatif
TIPS MENCEGAH PENYAKIT PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
1. Asupan kalsium yang cukup
2. Cukup asupan vitamin D
3. Berolahraga
4. Hindari merokok
5. Batasi alkohol
6. Batasi kafein seperti kopi
7. Berhati-hatilah menggunakan obat tertentu misalnya steroid, diuretik, antikonvulsan
PANEL OSTEOPOROSIS
a. Deoxypyridinoline
b. Osteocalcin atau Deoxypyridinoline
c. Isoenzim Alkali Fosfatase
TIPS MENCEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Kontrol kebiasaan makan
2. Kendalikan berat badan
3. Olahraga secara teratur
4. Kelola faktor risiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5. Bagi yang berisiko tinggi : periksa glukosa darah setiap tahun
6. Bagi pasien Diabetes Melitus :Kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
a. Glukosa Puasa
b. Glukosa 2 Jam PP
c. HbA1c
d. Mikroalbumin (Kuantitatif), Kreatinin
e. Albumin/Globulin
f. GPT
g. Cholesterol Total
h. Cholesterol HDL
i. Cholesterol LDL Direk
j. Trigliserida
k. Fibrinogen
l. Hematologi Rutin
m. Urine Rutin
7. Hindari rokok dan tembakau
8. Diet sehat & seimbang
- Perbanyak makan buah, sayur dan biji-bijian
- Batasi lemak
- Hindari alkohol
9. Tetap aktif dan pertahankan berat badan
10. Hindari paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00–15.00. Gunakan topi, payung, pakaian pelindung sinar matahari, atau sunscreen bila berada diluar ruangan
11. Waspada terhadap zat karsinogenik, misalnya gas, bahan kimia, dll
12. Lakukan skrining terhadap jenis kanker tertentu
Tips mencegah penyakit ini akan sangat bermanfaat jika di jalankan sesuai dengan tips di atas, dan lebih baik jika kita mencegah berbagai penyakit agar kita tidak sakit, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.
TIPS MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap Diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
6. Olahraga secara teratur
7. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
TIPS MENCEGAH RISIKO PENYAKIT STROKE
1. Kendalikan tekanan darah
2. Kurangi/pertahankan kadar kolesterol agar tetap dalam batas normal
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari kegemukan
5. Tidak merokok
6. Kendalikan stres
7. Kendalikan diabetes dan penyakit jantung (bila ada)
8. Hindari alkohol
9. Batasi asupan garam
10. Hindari obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya
TIPS MENCEGAH PENYAKIT KELEBIHAN KOLESTEROL
1. Pertahankan pola makan sehat dan seimbang dengan Diet rendah lemak & kolesterol :
a. Ganti susu cair biasa dengan skim atau susu tanpa lemak, lemak padat dengan minyak nabati cair, mentega dengan margarine
b. Kurangi makan daging, telur dan produk susu
c. Hindari kue-kue kering, makanan yang digoreng dan batasi makanan ringan
d. Perbanyak konsumsi serat yang larut air seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan
e. Batasi konsumsi alkohol
f. Perbanyak konsumsi ikan
g. Konsumsi kedelai dan hasil olahannya (susu kedelai, tempe)
h. Olahraga sesuai dengan umur dan kemampuan
i. Pertahankan berat badan normal
j. Tidak merokok
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT HEPATITIS
1. Hindari konsumsi alkohol
2. Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
3. Diet sehat & seimbang
4. Perbanyak buah, sayur, whole grains dan protein bebas lemak
5. Latihan fisik secara teratur
6. Istirahat cukup
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT OSTEOARTHRITIS
1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan
2. Kendalikan berat badan
3. Konsumsi makanan sehat
4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan aliran darah.
5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saat terjadi kekambuhan
6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman
7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik
8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
10. Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri
11. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan
12. Sesekali rileks agar tidak terlalu letih
13. Gunakan otot & sendi yang paling kuat
14. Sebarkan beban pada beberapa sendi
TIPS UNTUK MENCEGAH PENDERITA PENYAKIT (GOUT)
1. Pertahankan berat badan normal
2. Diet rendah purin Hindari konsumsi jeroan (jantung, hati, ginjal, dll), otak, kaldu, daging unggas (bebek, burung), melinjo, sarden dll Batasi konsumsi daging, ayam, ikan (tongkol, tenggiri, bandeng, bawal), kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kacang buncis, kacang polong, dll
3. Hindari/batasi minuman yang mengandung alkohol
4. Minum banyak air
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PENDERITA GOUT
a. Asam Urat
b. Urine Rutin
c. Urea N
d. Kreatinin
e. Panel Lemak
TIPS MENCEGAH PENYAKIT GAGAL GINJAL
1. Hindari minuman beralkohol Hati-hati dalam penggunaan obat tertentu misalnya aspirin, parasetamol, ibuprofen
2. Hindari paparan logam berat dalam waktu lama misalnya timah, zat pelarut,
bahan bakar dan senyawa toksik lainnya
3. Ikuti saran dokter jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal (Diabetes, Hipertensi)
TIPS MENCEGAH PENYAKIT BATU GINJAL
1. Minum banyak air
2. Ubah pola makan
3. Batasi makanan yang kaya oksalat seperti daging, jeroan (hati, ginjal, jantung), ayam, asparagus, strawberry, coklat, bayam, dll
4. Diet rendah garam
5. Diet rendah protein hewani
6. Batasi asupan kalsium, terutama saat perut kosong
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urine Rutin
b. Urea N
c. Kreatinin
d. Asam Urat, dll
TIPS MENGONTROL TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1. Konsultasi dokter
2. Periksa tekanan darah secara teratur
3. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
4. Diet rendah garam
5. Perbanyak asupan kalium
6. Tidak merokok
7. Batasi minuman beralkohol
8. Pertahankan berat badan ideal
9. Olahraga secara teratur
10. Atasi stres
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
a. Hematologi Rutin
b. Urine Rutin
c. Glukosa Puasa
d. Glukosa 2 Jam PP
e. Cholesterol Total
f. Cholesterol HDL
g. Cholesterol LDL Direk
h. Trigliserida
i. Apo B
j. Urea N
k. Kreatinin
l. Asam Urat
m. Kalium (Serum & Urine 24 jam)
n. Natrium (Serum & Urine 24 jam)
o. Mikroalbumin Kualitatif, Renin (PRA)
PANEL PENGELOLAAN HIPERTENSI
a. Urine Rutin
b. Glukosa Puasa
c. Cholesterol Total
d. Cholesterol HDL
e. Cholesterol LDL Direk
f. Trigliserida
g. Apo B
h. Urea N
i. Kreatinin
j. Asam Urat
k. Kalium
l. Natrium
m. Mikroalbumin Kualitatif
TIPS MENCEGAH PENYAKIT PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
1. Asupan kalsium yang cukup
2. Cukup asupan vitamin D
3. Berolahraga
4. Hindari merokok
5. Batasi alkohol
6. Batasi kafein seperti kopi
7. Berhati-hatilah menggunakan obat tertentu misalnya steroid, diuretik, antikonvulsan
PANEL OSTEOPOROSIS
a. Deoxypyridinoline
b. Osteocalcin atau Deoxypyridinoline
c. Isoenzim Alkali Fosfatase
TIPS MENCEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Kontrol kebiasaan makan
2. Kendalikan berat badan
3. Olahraga secara teratur
4. Kelola faktor risiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
5. Bagi yang berisiko tinggi : periksa glukosa darah setiap tahun
6. Bagi pasien Diabetes Melitus :Kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala.
PANEL PENGELOLAAN DIABETES MELITUS
a. Glukosa Puasa
b. Glukosa 2 Jam PP
c. HbA1c
d. Mikroalbumin (Kuantitatif), Kreatinin
e. Albumin/Globulin
f. GPT
g. Cholesterol Total
h. Cholesterol HDL
i. Cholesterol LDL Direk
j. Trigliserida
k. Fibrinogen
l. Hematologi Rutin
m. Urine Rutin
7. Hindari rokok dan tembakau
8. Diet sehat & seimbang
- Perbanyak makan buah, sayur dan biji-bijian
- Batasi lemak
- Hindari alkohol
9. Tetap aktif dan pertahankan berat badan
10. Hindari paparan sinar matahari, terutama pada jam 10.00–15.00. Gunakan topi, payung, pakaian pelindung sinar matahari, atau sunscreen bila berada diluar ruangan
11. Waspada terhadap zat karsinogenik, misalnya gas, bahan kimia, dll
12. Lakukan skrining terhadap jenis kanker tertentu
Tips mencegah penyakit ini akan sangat bermanfaat jika di jalankan sesuai dengan tips di atas, dan lebih baik jika kita mencegah berbagai penyakit agar kita tidak sakit, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Obati tipus dengan cacing
Obati tipus dengan cacing
Kalo kita dengar kata cacing memang jijik yang ada dibenak kita, tapi tahukah anda bahwa binatang yang hidup di tanah lembab ini sangat memberikan manfaat untuk kehidupan manusia, termasuk sebagai bahan untuk mengobati penyakit tipus atau gangguan pada pencernaan seperti lambung dan usus.
artikel ini saya tulis berdasarkan wawancara saya dengan seorang bapak yang anak bungsunya mengalami penyakit tipus setelah melalui diagnosa dokter. kemudian si bapak mendengar bahwa pengobatan tipus dengan ramuan cacing sangat manjur, setelah di buktikan dan di minumkan si anak walhasil dalam satu jam panas si anak langsung turun drastis, dan ketika di periksakan kembali sang dokterpun menyatakan si anak itu sembuh.
tujuan artikel ini adalah hanya membantu anda dengan metode alternatif dan alami , jika anda ngeri dan jijik anda tidak harus melakukannya, jika cara ini bisa membantu anda dalam pengobatan dan termasuk membantu meminimalisir pengeluaran untuk biaya rumah sakit.
caranya adalah :
1. cari cacing merah yang bentuknya kecil-kecil , kalo orang jawa bilang cacing kruntel yang biasa di gunakan untuk umpan memancing ikan dan bukan cacing tanah yang hitam dan besar-besar.
2. bersihkan dan pastikan sudah tidak ada unsur tanah atau kotoran lain, sekedar untuk menjaga higienisnya saja.
3. tuangkan air kira-kira 3 gelas untuk ukuran di minum 3x sehari
4. masukkan cacing dan rebus hingga mendidih
5. saring dan ambil airnya saja
6. dinginkan sebentar atau minumkan hangat-hangat
saran saya si penderita jangan sampai melihat proses memasaknya , supaya tidak jijik dan penderita tidak mau meminumnya.selamat mencoba saya doakan lekas sembuh
Kalo kita dengar kata cacing memang jijik yang ada dibenak kita, tapi tahukah anda bahwa binatang yang hidup di tanah lembab ini sangat memberikan manfaat untuk kehidupan manusia, termasuk sebagai bahan untuk mengobati penyakit tipus atau gangguan pada pencernaan seperti lambung dan usus.
artikel ini saya tulis berdasarkan wawancara saya dengan seorang bapak yang anak bungsunya mengalami penyakit tipus setelah melalui diagnosa dokter. kemudian si bapak mendengar bahwa pengobatan tipus dengan ramuan cacing sangat manjur, setelah di buktikan dan di minumkan si anak walhasil dalam satu jam panas si anak langsung turun drastis, dan ketika di periksakan kembali sang dokterpun menyatakan si anak itu sembuh.
tujuan artikel ini adalah hanya membantu anda dengan metode alternatif dan alami , jika anda ngeri dan jijik anda tidak harus melakukannya, jika cara ini bisa membantu anda dalam pengobatan dan termasuk membantu meminimalisir pengeluaran untuk biaya rumah sakit.
caranya adalah :
1. cari cacing merah yang bentuknya kecil-kecil , kalo orang jawa bilang cacing kruntel yang biasa di gunakan untuk umpan memancing ikan dan bukan cacing tanah yang hitam dan besar-besar.
2. bersihkan dan pastikan sudah tidak ada unsur tanah atau kotoran lain, sekedar untuk menjaga higienisnya saja.
3. tuangkan air kira-kira 3 gelas untuk ukuran di minum 3x sehari
4. masukkan cacing dan rebus hingga mendidih
5. saring dan ambil airnya saja
6. dinginkan sebentar atau minumkan hangat-hangat
saran saya si penderita jangan sampai melihat proses memasaknya , supaya tidak jijik dan penderita tidak mau meminumnya.selamat mencoba saya doakan lekas sembuh
Langganan:
Postingan (Atom)